Calon menantu?

82 11 24
                                    

Diandra

Pagi ini aku sibuk sekali mulai dari mandi yang menurutku lebih lama
dari biasanya, keramas beberapa kali, maskeran, sampai luluran. Tolong ya Diandra cuman kerumah Juna ini.

Sekarang sudah pukul 9, tapi Arjuna tak kunjung memberiku pesan. Aku sudah lama siap, aku sedikit khawatir, sebetulnya dia kemana sih.

Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya. Disambungan ketiga, baru diangkat.

"Halo?"

Aku mengernyit mendengar suara wanita disebrang sana.

"Ini nomer... Arjuna kan?"

"Diandra ya? Temen kelasnya Juna? Ini bundanya."

Aku mengerjap pelan, eh ini betulan bundanya?

"Halo Di?"

"Eh iya. Maaf tante ganggu. Arjunanya ada?

"Arjunanya sakit Di. Ada janji ya sama Juna?"

Aku membelalakkan mata."Sakit apa ya, tan?"

"Demam Di, tinggi banget. Mau... Jenguk?"

"Iya tante, Diya kesana sekarang."

"Kalo gitu tante suruh supir disini ya, buat jemput kamu."

"Gausah tan. Diya tau kok rumahnya. Udah dulu ya tante Assalamualaikum."

"Yaudah, hati-hati ya Waalaikumussalam."

Aku langsung bergegas menuju rumah Juna. Untung dulu aku sempat ikut Andra kerumah Juna untuk ngambil flashdisk.

Dengan ragu, aku memasuki pekarangan rumahnya dan memencet bel. Tak lama muncul sesosok wanita berwajah anggun yang masih tampak cantik diumur nya yang sepertinya seumuran Mama. Aku tersenyum dan menyalami beliau, yang kuyakini bunda Arjuna.

"Masuk sayang."

Aku mengangguk kaku."Juna semalam tiba-tiba menggigil, bunda ajak kerumah sakit gak mau. Tadi pagi panasnya mendadak tinggi." Aku tertegun sesaat.

Dia tersenyum kearahku."Arjuna memang suka tiba-tiba sakit, badannya emang kurang vit dari kemarin, bukan karena semalam kok." Ujarnya seperti tau apa yang ku fikirkan.

"Sekarang keadaan Juna-nya gimana, tan?"

"Panggil bunda dong. Biar akrab." Aku tersenyum kikuk lalu mengangguk."iya, bunda."

Kami langsung masuk kedalam kamar bernuansa putih itu. Tidak aku sangka kamar seorang pria se-rapih ini. Aku melihat beberapa lukisan cantik didinding dan ada 2 foto Arjuna juga 1 foto keluarga.

Aku menatap khawatir kearah Arjuna yang tampak pucat dan banjir keringat itu. Aku menghampirinya dan langsung memegang keningnya. Panas sekali.

"Bunda, apa gak sebaiknya dibawa ke rumah sakit?" Tanyaku.

"Juna gak mau kerumah sakit, tadi bunda udah bawa dokter kok kesini, dia cuma butuh istirahat."

Aku hanya mengangguk pelan dan kembali melihat Arjuna."Ikut bunda yuk! Sambil nunggu Juna bangun."

"Mau kemana, bunda?"

"Udaah ikut bunda aja dulu."

Aku mengikuti beliau dengan tanganku yang digandeng. Bunda Arjuna tuh, gak se-menyeramkan yang aku kira, dia terlihat welcome dan santai dan aku suka.

Kami tiba disebuah ruangan kecil yang bertuliskan 'fotografi'. Pertama kali aku masuk, aku dikejutkan dengan ruangan yang lumayan besar berbanding terbalik dengan pintu kecil didepan.

RelasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang