Ngambek

84 10 15
                                    

Diandra

"Pacaran aja sama Ambar. Nikahnya sama gue."Kata Arjuna.

Aku melotot dan langsung mendorong dada Arjuna."Sakit jiwa." Ujarku.

"Diya!"

Aku mengalihkan pandanganku, disana ada kak Ambar yang berlari tergesa kearahku dan Juna. Dia tadi lihatkah?

"Aku cari kamu dilapangan nggak ada, taunya disini." Ucapnya dengan melirik Arjuna.

"Oh ... i-itu aku ... abis simpen absensi kak." Kilahku.

"Capek banget ya?" Tanyanya mengusap dahiku. Aneh, aku merasa biasa aja dan malah ... panik.

Arjuna berdehem."Di, ke kelas abis ini masih ada pelajaran." Entah kenapa tatapan Arjuna terlihat mengerikan.

"Duluan aja, gue masih ada perlu."jawab kak Ambar.

Arjuna melirik dan terkekeh sinis."Gue gak nanya." Aku melebarkan mata. Arjuna tuh gak tau sopan santun banget heran.

Kak Ambar baru akan bicara namun, aku segera menarik tangannya."Ikut aku kak!"

Mereka udah mau main nyolot-nyolotan aja, alhasil aku tarik kak Ambar."Ada apa kak?" Tanyaku setelah jauh dari Arjuna.

Dia menatapku kemudian menghembuskan nafas."Dia Arjuna kan?" Tanyanya membuatku mengerjapkan mata. Kok tau?

"Kakak, kenal?" Tanyaku.

"Tau, anak basket kan?"

"Iya."gumamku.

"Susah banget deketin kamu, banyak saingannya pantes kemaren kamu nolak kakak."Ujarnya membuatku menahan nafas.

"Kak ... gak gitu." Lirihku.

Dia menarik sebelah tanganku."It's okey. Aku cowok, udah seharusnya kan berjuang? Kamu ganti baju sana banyak minum air putih. Ayo aku anter."

***

"Aku masuk ke kelas dulu kak." Pamitku setelah berada didepan pintu kelas.

Dia sempat melirik kearah kelas. Ngapain sih?

"Gak ke kelas?" Tanyaku.

"Ah ... Iya." Dia mengacak rambutku pelan lalu pergi.

"Guys, dengerin yaa, gue mau ngasih pengumuman." Teriak Dewi saat aku masuk ke kelas.

Mataku melirik Arjuna yang sedang memainkan ponsel diujung kelas dengan wajah datar dan tampak tidak peduli.

Dia marah ya?

"Jadi, gue mau bikin birth day party besok malam. Gue harap teman-teman Ipa satu yang tercintah ini mau dateng. Bawa pasangan boleeh." Ujar Dewi dengan membagikan undangannya ke setiap meja.

"Buseet dah, kaya anak SD aja wi." Timpal Johan.

Dewi meringis."Ih nggak, ini kaya syukuran gitulah."

Johan mengangguk nganggukkan kepalanya."Kalo gitu gue pake baju koko sama kopiah aja kalo gitu."

"Ya gak gitu juga, maemunah!." Ketus Dewi.

"Ini gue boleh bawa pasangan?"Tanya Irsyad.

Johan langsung menoleh dengan dramatis kearah Irsyad."Gaya lo nyet, punya pasangan emang?"

Irsyad nyengir bodoh."Nggak sih nanya aja." Jawabnya membuat Johan mendesis.

"Boleh kok bawa pasangan, asal jangan bawa sekeluarga aja bangkrut gue kalo lo semua bawa keluarga." Sahut Dewi.

RelasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang