Extra Chapter 1

3.2K 281 28
                                        

Sudah sekitar sebulan setelah Yibo kembali tinggal bersama sang Paman dengan memboyong Xiao Zhan yang sedang hamil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sekitar sebulan setelah Yibo kembali tinggal bersama sang Paman dengan memboyong Xiao Zhan yang sedang hamil. Yibo kembali kuliah dan mulai mengambil alih pekerjaan sang Paman. Meskipun pamannya masih membantu sesekali. Sedangkan ladangnya dia pasrahkan pada Yubin untuk mengolahnya dan hasilnya akan dibagi rata. Kenapa bukan Haikuan sebagai putranya yang meneruskan?

"Kami (dengan Zhuocheng maksudnya) sudah punya usaha sendiri yang lumayan cukup besar. Kami sudah membuka beberapa cabang di kota lain. Rasanya sangat berat meninggalkan itu. Menurutku Yibo lebih mampu karena ilmu bidang teknik nya sangat membantu di sini." Kata Haikuan menjelaskan pada rekan ayahnya saat makan malam memperingati ulang tahun perusahaan.

Selain memperingati ulang tahun perusahaan, sekaligus diumumkan Yibo sebagai penerus berikutnya.

"Meskipun aku sudah pensiun, aku akan tetap mengawasi kinerja Yibo sebelum dia bisa menjalankan ini sendiri. Hanya sementara. Setelah dia sanggup, aku akan duduk di rumah menimang cucuku."

"Kakek!" Teriak Xiao Guo sambil berlarian ke arah kakeknya yang baru saja memberi sambutan. Para tamu tertawa melihat seseorang yang biasanya terkesan dingin dan kaku, sekarang akan tersenyum saat cucunya memanggilnya.

"Ini cucuku yang pertama dari putraku. Aiyo, jangan lari-lari! Nanti kau jatuh."

"Tidak. Aku tidak akan jatuh, Kek."

"Yang satunya lagi, masih di kandungan. Tolong berikan doa agar cucuku dari Yibo ini, bisa tumbuh sehat di perut ibunya."

"Tentu saja Tuan Huang."

Yibo tersenyum sambil menatap istrinya yang sedang menikmati sepiring buah-buahan ditemani Zhuocheng.

Esoknya, Tuan Huang yang sudah terbiasa bangun pagi dikejutkan dengan sosok Xiao Zhan yang menangis di tepi kolam. Melihat istri keponakannya menangis, Tuan Huang mencoba bertanya.

"Kenapa kau duduk disini pagi-pagi sekali? Udara sedang dingin. Kembali ke dalam dan buat sesuatu yang hangat. Kasihan cucuku."

"Hiks..hiks..hiks.. huaaaaa ..."

Tangisan Xiao Zhan justru semakin keras. "Astaga! Ada apa? Kenapa justru semakin keras?"

"Paman.. hiks..hiks..Yibo jahat! Katanya dia mencintaiku, tapi aku punya satu permintaan saja dia tak mau melakukannya."

"Apa?! Aisshh! Bocah itu!" Geram Tuan Huang.

"Bisa-bisanya dia mengabaikan permintaan istrinya yang sedang mengidam! Tunggu di sini. Akan ku seret dia turun!"

Tak lama suara teriakan Yibo sudah menggema. Beberapa maid tampak tertawa melihat tuan muda mereka diperlakukan seperti itu oleh pamannya.

"Aahh! Paman lepas! Ini sakit! Yak, telingaku bisa putus! Aahh!"

"Kau ini! Istrimu menangis dan kau enak-enak tidur?! Dia sedang menjalani masa-masa mengidam. Turuti apa yang dia mau? Carikan apa saja yang dia inginkan!" Omel Tuan Huang.

Left & Right (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang