Chapter 2

4.9K 535 30
                                    

Wang Yibo membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wang Yibo membuka matanya. Dia melirik seorang pria yang masih bergeming selimut disampingnya. Senyum seorang Yibo merekah melihat paras manis sang Night Butterfly. Dia ingat, semalam dia benar-benar bermain dengan gila. Seakan-akan tidak ada hari esok saja. Di kamus Yibo, tidak ada yang namanya hanya sekali. Sepertinya pria manis ini tak bisa mengimbangi kekuatan Wang Yibo dan berakhir tumbang lebih dulu.

Didesak rasa penasaran yang kuat, Yibo akhirnya nekat melepas penutup matanya dan mencopot masker yang dikenakan pria itu. Begitu melihatnya, Yibo benar-benar tidak mampu memalingkan wajahnya dalam beberapa menit. Wajah tidur pria ini membuat Yibo tidak rela kalau hanya semalam.

 Wajah tidur pria ini membuat Yibo tidak rela kalau hanya semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat begitu polos dan lugu. Tanpa sadar tangannya bergerak mengelus kepala yang sedang tidur. Kemudian dengan sedikit tidak rela,Yibo pergi mandi. Tubuhnya benar-benar lengket dan gerah.

Namun, saat dia selesai mandi pria itu sudah menghilang. Night Butterfly nya sudah pergi. Tanpa meninggalkan jejak apapun. Agak sedikit tidak rela sebenarnya. Dia berharap bisa sarapan bersama dan harapan terbesarnya adalah ingin mengenalnya lebih jauh.

Feiyu tengah memandang Yunxi yang terlihat mengobrol dengan beberapa siswa. Entah kenapa sejak kemarin dia merasa gatal ingin menggoda dosennya itu. Begitu ada kesempatan dia segera menghampiri dosen cantiknya itu.

"Hai, Laoshi. Sedang sendirian?"

Yunxi hanya menghela napasnya. Kedatangan bocah ini seperti mimpi buruk untuknya.

"Jika ini tak ada hubungannya dengan mata kuliah, kau bisa pergi."

Feiyu berpura-pura cemberut.

"Laoshi, kau kejam. Aku bahkan baru menyapamu, tapi kau sudah mengusirku." Protes Feiyu sambil mengikuti Yunxi yang sudah berjalan lebih dulu lalu mensejajarkan langkahnya.

"Apa mau mu? Katakan!"

"Laoshi, ayo kita berkencan. "

Yunxi seketika berhenti berjalan.

"Jangan seenaknya bicara begitu padaku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Left & Right (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang