Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apalagi lihat si Xukai kayak anak kecil gitu, pethakilan dan rada2 jahil. Gue juga suka sama Pangerannya tuh, yang dari negara Sha..
Nah ceritanya tuh gue punya temen SMA, Cowok. Namanya Iqbal, Faris sama Banu. Mereka juga suka sama drama2 kolosal China gitu, mereka juga lagi mantengin Drama ini (Dance of the Sky Empire). Apalagi si Banu, fans berat Xu Kai. Sampai gaya rambut aja kadang suka ngikut.
Ceritanya, seminggu yang lalu tiga orang ini iseng2 main ke tempat gue. Yah, biasa Nobar Dance of the Sky Empire, tapi gak cuma buat nobar sih. Mereka sebenarnya ngajakin buat 'tilik bayi'..bahasa Indonesia kita mau jenguk temen yang habis lahiran gitu.
"Dek, mo ikut jenguk si Desy gak?" Tanya Faris.
"Lah ikut dong. Kemarin pas gue nikah dia rela jauh2 dari Semarang ke sini. Padahal lagi hamil gede." Jawabku.
"Lha tapi aku ke sana nya sama siapa? Suamiku kerja loh." Lanjutku.
"Gampang. Entar naik mobil gue ajah. Ntar gue jemput deh di rumah." Sahut Banu.
"Oke deh kalo gitu."
"Tapi..ada si Nungky. Gak pa2?" Tanya Iqbal.
" Nungky? Ya gak pa2. Masalah yg dulu udah kelewat jauh."
"Ya siapa tahu aja kan Lo ngerasa gak nyaman."
"Gak apa 2."
Singkat cerita, sekitar dua hari yang lalu aku udah siap2 dari jam 6 sore. Karena rencananya kita bakal kesana jam setengah tujuh. Gak lama kemudian mobil yang disupirin Faris nongol.
"Loh, kok bukan Lo yang nyetir sih?" Tanya ku sambil naik ke mobil jok belakang supir.
"Males gue. Biarin ajah dia yang nyetir." Jawab Banu sambil, membuka ponselnya. "Kita nonton Xu Kai ajah ,Cik."
Jadilah gue sama Banu nonton Xu Kai pake hp nya Banu. Gak lama kita udah sampai di gang rumahnya Nungky.
Belum sampai mulut Gang si Faris berhenti. Dia tanya Iqbal.
"Bal, Si Nungky nyuruh kita jemput ke rumahnya kan?"
"Ho'oh kenapa?"
"Lha itu si Nungky. Kok dia nunggu di sana? Emangnya gak takut nunggu dekat kebon begini."
"Halah..kamu tuh kebiasaan tow Ris. Pikirannya mbok jangan halu."
Gak tahu kenapa ya, aku tuh udah ngerasa gak enak gitu. Gak tahu ya, karena emang dulu sempet ada masalah sama si Nungky atau karena sesuatu hal lain.
"Ban, gue Deket jendela ya. Lo yang tengah." Bisik ku.
"Kenapa? Masih kesel sama Nungky?"
"Gak sih. Pokoknya Lo yang Deket dia."
Banu mengangguk. " Ya deh. Apa sih yg gak buat Lo."
Mobil pun berhenti. Si Nungky masuk dan duduk Deket Banu. Gak tahu kenapa hawanya kok mendadak dingin banget. Si Banu juga makin nempel ke gue. Mau protes tapi males. Si Iqbal coba basa basi sih sama Nungky, tapi jawabannya gak terlalu enak. Terkesan dingin gitu, finally kita milih diam. Aku sama Banu tetep nonton Xu Kai buat ngilangin jenuh.
Akhirnya kita sampai juga. Iqbal, Faris sama Nungky udah duluan masuk. Sedangkan aku sama Banu sengaja jalan rada belakang.
"Sorry. Lo ngerasa gak sih si Nungky aneh. Biasanya kan dia cerewet banget tuh kalo pergi 2."
"Iya sih. Di ajak ngomong Ikbal juga rada dingin gitu. Apa jangan-jangan gara2 gue ya?"
"Gak. Gue yakin bukan karena Lo. Justru gue gak yakin kalo dia itu Nungky."
Reflek aku geplak kepala si Banu.
"Lo kalo ngomong ya. Jangan gitu lah."
"Ya..gue cuma ngerasa gak nyaman aja duduk bareng dia. Dingin."
Jam 20.30, kami memutuskan untuk pulang. Aq, Banu sama Faris udah nunggu di mobil. Tinggal nungguin Iqbal sama Nungky. Gak lama kemudian Iqbal datang tapi tanpa Nungky.
"Lah si Nungky mana?" Tanya Faris.
"Loh gue pikir dia udah disini."
"Belum."
"Telepon sana Bal!"
" Hp gue mati, Lo aja deh Nu."
"Gue lagi! Ya udah deh."
Tadinya aku sih gak punya pikiran aneh. Pas Banu habis telepon Nungky, gue bisa lihat wajah Banu tuh berubah. Dia langsung nyuruh kita cabut. Dia bilang Nungky pulang dijemput pacarnya.
Sampai di rumah gue, Banu ngajakin anak2 mampir. Suami gue udah akrab sama mereka jadi gak ada yg namanya cemburu. Banu minta air putih sebotol trus dia bacain doa habis itu dia minum. Dia juga nyuruh gue, Iqbal sama Faris minum. Kita sempet protes tapi Banu dalam mode sedang tidak ingin di bantah, jadi kita akhirnya nurut.
"Malam ini kita nginep aja di sini. Gak usah pulang. Kita bisa tidur di sofa." Kata Banu.
"Boleh sih. Emang kenapa?" Tanya suami gue.
"Lo aneh deh Nu?," Tanya ku.
"Oke gue ceritain. Tadi kalian nyuruh gue telepon Nungky kan? Lo tahu gak Nungky ngomong apa?"
Kita geleng-geleng.
"Dia ngomel2 sama gue karena kita gak jadi jemput dia."
Deg! Semua mata langsung menatap Banu. Apa maksudnya dengan gak jadi jemput?
"Woy, kita jelas2 jemput dia tadi. Kok bisa dia bilang gak jadi jemput. Tunggu dulu..."
"Jangan bilang.."
"Yup! Cewek yang kita jemput tadi bukan Nungky. Tapi sesuatu yang lain.."
"Astaghfirullah...!"
Mereka langsung pada diam. Gak bisa berkata apa-apa. Termasuk aku.
