Rania dan para Chef yang berjaga sedang menyambut tamu mereka dari PBSI, Rania tetap mengenakan jascook hitam miliknya yang tertera jabatannya di sebelah kiri, tak lupa dengan *necktie, *safetyshoes, dan apron hitam yang melingkari pinggangnya, rambut panjangnya yang dikepang cantik oleh Reni ia masukkan kedalam hat, mencegah agar tidak masuk ke makanan saat ia memasak nanti.
Rania dan tim merombak menu makanan mereka dua hari yang lalu begitu restoran selesai beroperasi, menu untuk spesial event seperti ini memang akan disesuaikan dengan kemauan pihak pelanggan atau kadang mereka diberikan hak untuk menentukan menu yang akan mereka siapkan, dan siang ini menu makanan mereka terdiri dari makanan pembuka seperti greek meatball salad, balinese salad, dan mereka pun bisa membuat salad versi mereka sendiri dengan pelengkap tomato cherry, olives, kol ungu, jagung, dan banyak sayuran hijau lain dengan beberapa pilihan dressing. Untuk sejenis soup dan makanan berkuah, Rania dan tim menyediakan soto Betawi dan tomyum, dan berbagi macam makanan utama seperti rendang, nasi kuning, nasi putih, ayam goreng, udang lada hitam, pasta section, dan beef Wellington dengan pendamping couscous, dan grilled mix vegetables.
Asiette dessert & bar section menyediakan Japanese cheesecake, tiramisu, crepe cake, panacotta hingga fresh pancake and waffle dengan stole icecream lengkap 5 rasa, tak lupa *mocktail andalan Gilang dengan bahan utama bunga telang.
Rania hampir tersedak begitu melihat pria yang beberapa hari lalu ia tonton di televisi masuk kedalam restorannya diiringi dengan banyak sekali orang.
"Astagfirullah adem banget kaya ubin masjid," puji Rania.
"Mbak Ran, lagu resto mau diganti nggak?" tanya Gilang dari samping.
"Yang romansa jatuh cinta ya, biar kerasa vibenya Lang," ucap Rania yang diacungi jempol.
Semua orang sudah duduk di tempatnya, semua chef menyebar untuk menjelaskan makanan yang mereka sediakan termasuk Rania yang buru-buru menghampiri meja mas-mas glowing.
"Astagfirullah mbak Ran, kunaon sih?" tanya Jeno yang tadinya ingin menjelaskan menu mereka ke meja mas-mas glowing.
"Mbak mau nyari mantu buat bunda Dian, kamu nyari meja lain aja sana," ucap Rania yang dihadiahi tatapan bingung oleh Jeno.
"Oke mas-mas glowing diujung sana, sebelum menjelaskan menu Asiette saya mau ngenalin diri dulu, siapa tau yang diujung sana penasaran sama status saya," semua orang di meja tersebut langsung melongo.
"Nama saya Arshinta Kirania Pratista, bisa dipanggil chef Rania, tapi untuk mas-mas yang diujung boleh panggil saya calon istri, boleh juga panggil saya ke depan orangtuanya mas, saya nggak keberatan," ucap Rania girang, pria disamping mas-mas glowing tersebut malah tertawa kencang.
"Chef Rania, namanya Rian, masih jomblo mbak, terakhir pacaran tahun 2016, umurnya udah 24 tahun, ibunya udah minta menantu, mbak mungkin berkesempatan," timpalnya.
"Siapa nama masnya?" tanya Rania.
"Saya partner bulutangkisnya mbak, Fajar Alfian," Rania nyengir.
"Oke mas Fajar, mas-mas glowing itu udah saya labelin jadi calon menantu ibu saya ya, jagain tolong,"
"HAHAHAHA" satu meja tertawa karena candaan Rania, sedangkan mas Rian hanya diam memandang aneh Rania.
"Oke, saya disini sebagai Executive Chef juga sekaligus pemilik Asiette mau menjelaskan tentang menu yang disediakan, didekat pintu awal ada appetizer section, mas-mas sama mba-mba sekalian bisa buat salad sendiri, sama ada salad yang sudah tersedia dari Asiette sendiri,"
"Nah selanjutnya disampingnya ada soto Betawi sama tomyum,"
"Nah kalo itu udah section hidangan utama, ada Indonesian speciality, sama western speciality, saya disana jaga pasta section yang ada tiga saus, Alfredo, Pesto sama Bolognese,"
"Nah disana ada Dessert section & bar, tapi PBSI memilih untuk offering mocktail, jadi enjoy ya," ucap Rania.
"Mas Rian kalo bingung nanti saya temenin aja, kalo perlu saya ambilkan, itung-itung latihan jadi calon istri yang sholehah ceunah," ucap Rania sebelum kembali ke tempatnya berjaga.
"Jom, cantik tuh chef Rania!" ucap Kevin yang sedaritadi hanya terkekeh mendengar ucapan Rania.
"Bener kan Vin apa kata gue! Cewe cantik tuh pasti gak punya salah satunya?!" ucap mbak Widya, wartawan PBSI yang sedang duduk disamping Fajar.
"Chef Rania ini cantik, pastinya pinter karena doi chef dan punya restoran semewah ini, tapi kalo waras sih gue nggak yakin," ucap Mbak Wid kemudian bangkit untuk mengambil makanan.
"Woi Jom, bengong lagi lo! Ketakutan?" tanya Fajar sambil tertawa bahagia.
"Nggak, nggapapa," jawabnya kemudian bangkit untuk mengambil makanan.
Rian hampir terlonjak saat Rania menghampirinya di meja dan sudah membuatkannya sepiring pasta dengan saus Alfredo sambil memberinya sebuah kertas yang Astagfirullah besar sekali berisikan username Instagram, id line, alamat, hingga nomor telfonnya, membuat satu meja tertawa.
"Chef Rania inisiatif banget!" ucap Mbak Wid sambil menyuap makanannya.
"Iya dong mbak, saya kan ikut serta dalam gerakan emansipasi,"
"Makasih," ucap Rian singkat.
"Mas, itu kertas isi info saya disimpen dong aduh,"
"CHEF RANIA, INI PASTA SECTION KENAPA DITINGGALIN," teriak Jeno.
"OIYA MASYAALLAH LUPA, SAKEDAP JEN, MBAK LAGI BERUSAHA," teriak Rania.
"Mas Fajar, kalo mas Rian ketauan buang kertasnya, tolong kasih ini ya," Rania memberikan Fajar sekitar 30 lembar kartu nama.
"Saya teman sekamarnya loh Chef," saut Kevin.
"Nah mas, banyakan nih buat mas," Rania memberikan 50 lembar kartu namanya ke Kevin yang diiringi tawa oleh satu meja.
"Saya pamit masak lagi ya mas, mari"
Rian hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Chef wanita tersebut, sangat menganggu ketenangannya sekali.
"Gue kira chef tuh kerjaannya ngomel-ngomel doang kaya yang di televisi," ucap Fajar.
"Ternyata ada juga yang ajaib kaya Chef Rania," lanjutnya.
"Woi Jom, minat ngga lo?" tanya mbak Wid.
"Halah, Jombang mah berpegang teguh pada prinsip mbak, 'Ak mau tapi ak diam'," saut Kevin.
"KOH HER, PERJAKANYA ADA YANG GODAIN NIH," adu mbak Wid pada coach Herry.
"YANG MANA WID?" tanya ko Herry sambil berjalan menuju meja tersebut.
"Yang mana yang di godain?" tanya ko Herry begitu duduk bergabung.
"Tuh si Jombang, bau-baunya ada yang bakal nyusul Sinyo nih," balas Mbak Wid.
"Digodain sama yang mana Wid?" tanyanya.
"Kasitau Jar," ucap mbak Wid.
"Tuh ko, yang punya restoran, Chef yang lagi masak pasta," saut Fajar sambil mengunyah Beef Wellington miliknya.
"Cantik tuh Jom, ko Her setuju," balas Ko Herry.
"Nggak ko, becanda doang," balas Rian.
Tuhan tolong aku, katakan padanya, aku cinta dia bukan salah jodoh, dia untuk aku bukan yang lainnya satu yang kurasa pasti bukan salah jodoh~
Suara musik yang dimainkan mampu membuat meja Rian dan kawan-kawan heboh bukan main, saat melihat kearah Rania, ia hanya membalasnya dengan kedipan mata pada Rian, benar-benar gadis luar biasa.
*Necktie : Biasa dikenakan di leher dan berfungsi sebagai penyerap keringat di leher agar tidak terkena makanan.
*Safety shoes : Sepatu chef ini terbuat dari bahan karet yang tebal, fungsinya sebagai landasan kaki agar tidak mudah terpeleset atau tergelincir.
*Mocktail : merupakan kombinasi dari sari atau jus buah dengan berbagai macam minuman bersoda
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕
FanfictionMuhammad Rian Ardianto, pria yang harusnya bisa menikmati hidup tenangnya lebih lama kini harus dihadapkan kenyataan bahwa dunia mengirimkannya perempuan tidak bisa diam, cerewet, banyak tingkah yang mampu memporak-porandakan kehidupannya yang tenan...