"Mas Rian, Rania boleh ikut kompetisi masak bareng chef Renata di US?" ucap Rania takut-takut.
Persiapan pernikahan Rania dan Rian telah selesai, dan Asiette juga sudah berhasil membuka cabang keduanya tanpa kendala di Bandung, dan Rania masih punya satu setengah bulan sebelum menikah.
Chef Renata mengajaknya untuk bekerja sama sebagai sebuah tim yang berisi dua orang, Chef Renata berniat membawa masakan Indonesia untuk dikenal orang, Chef Renata sepakat untuk mengajaknya menjadi tim karena mereka sering kali bekerjasama selama ini.
"Boleh Rania, kamu nggak usah takut-takut untuk bilang ke saya kalau mau ngelakuin sesuatu, saya selalu dukung apapun yang kamu lakuin," ucap Rian yang membuat Rania tersenyum senang.
"Kamu mau coba yang kaya MasterChef itu emangnya?" tanya Rian yang dijawab gelengan kepala oleh Rania.
"Bukan mas Rian, Rania sama Chef Renata itu kan nanti akan masak sebagai tim, masakannya dari Indonesia karena kami berdua dari Indonesia, dan kita akan ngelawan makanan dari negara lain gitu loh," jelas Rania yang diangguki oleh Rian.
"Mau mas Rian anter?" tanya Rian saat Rania asik berceloteh tentang masakan yang akan ia masak.
"Hah? Nggak usah lah, mas Rian harus latihan" tolak Rania yang diangguki oleh Rian.
Rania sudah maklum dengan perilaku pria disampingnya, Rian bukan orang yang pandai bicara, dan itu sangat berkebalikan dengan Rania yang benar-benar pandai berbicara dengan orang lain. Rian lebih memilih menunjukkan perhatiannya melalui sikapnya, dan Rian juga tak pandai membujuk Rania yang gampang kesal.
Saat emosi Rania diubun-ubun, Rian biasanya akan pergi meninggalkan Rania hingga tenang, atau biasanya akan berhenti di minimarket sekedar untuk membeli eskrim dan keripik kentang kesukaannya, semuanya dilakukan oleh Rian tanpa bicara sepatah kata pun.
Saat menawarkan sesuatu pun, jika Rania menolak, Rian tidak akan menanyakan hal tersebut dua kali, kebiasaan yang satu itu jujur saja membuat orang labil macam Rania kesal dibuatnya.
Pernah beberapa hari setelah Rania keluar dari rumah sakit, Rian benar-benar membuatnya kesal karena sikapnya terhadap Rania. Rian, dihadapannya adalah seorang pria kaku sedikit kata, sedangkan dihadapan orang lain, ia benar-benar terlihat ramah, terlebih para penggemarnya.
Rania kembali menyuapkan sebuah salmon sushi ke mulut Rian yang saat ini sedang asyik dengan game di ponselnya.
"Makan dulu kenapa sih!" protes Rania.
"Bentar lagi," jawab Rian.
"Abis ini udah habis kali!" sungut Rania kesal.
Rania sampai saat ini masih enggan berjalan di samping Rian mengingat para penggemar Rian yang acap kali agresif terhadapnya, membuatnya terjebak dan hampir terinjak adalah hal yang dia jauhi saat berjalan bersama.
"Kamu tuh kaya asisten saya tau nggak?" protes Rian.
"Mana ada asisten secantik Rania," balasnya membuat Rian menatapnya dengan tatapan aneh.
"Saya mau cukur rambut dulu, kamu mau kemana?" tanya Rian.
"Aku mau cari buku resep dulu, Mas Rian di Irwan team kan potongnya?" tanya Rania yang diangguki oleh Rian.
Rania dan Chef Renata telah sampai di bandara Internasional John F. Kennedy setelah menjalani perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan dari Indonesia.
"Langsung ke flat aja kali Ran, nanti maleman kita diskusi resep aja, besok pagi baru cari bahan terus coba masak dulu," ucap Chef Renata.
"Sekalian makan aja deh yuk, laper nih gue," lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕
FanfictionMuhammad Rian Ardianto, pria yang harusnya bisa menikmati hidup tenangnya lebih lama kini harus dihadapkan kenyataan bahwa dunia mengirimkannya perempuan tidak bisa diam, cerewet, banyak tingkah yang mampu memporak-porandakan kehidupannya yang tenan...