Rania hampir pingsan saat memikirkan bahwa besok hari adalah hari pernikahannya dengan orang paling tidak disangka akan menjadi jodohnya.
Resepsi pernikahan Rania diadakan di sebuah ballroom hotel bintang lima tempat ayahnya bekerja, seluruh keluarga pengantin juga menginap di hotel guna memperhemat waktu saat acara berlangsung, sedangkan Ijab Kabul diadakan di masjid yang jaraknya tidak begitu jauh dari hotel tempat Rania mengadakan resepsi.
Rania belum bisa tidur dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, padahal Rania harus bangun pagi-pagi buta untuk memakai gaun super berat dan ribet, dan tak lupa make-up yang akan menghiasi wajahnya.
Dua minggu sebelum menikah, Rania dan Rian dalam masa pingitan, mereka tidak boleh bertemu sama sekali bahkan sang bunda juga melarangnya untuk menghubungi lewat telfon.
Pintu kamar Rania digedor-gedor, telpon kamarnya berdering nyaring mengisi kamar, sampai ponselnya pun tak berhenti berbunyi, membuat Rania mau tak mau harus bangun walaupun hanya bisa tidur selama tiga jam.
'Halo,'
'Good Morning, Mrs. Rania, this is your wake up call,'
'Alright, i already wake up, thankyou for the call,'
"SEBENTAR!!!" teriak Rania.
Jantung Rania berdetak tak karuan, debarannya makin keras sehingga membuatnya terasa sakit. Rania yang hampir selesai dengan makeup dan gaunnya saat ini sedang bersiap menunggu Rian untuk menjemputnya menuju masjid untuk ijab kabul.
"Saudara Muhammad Rian Ardianto bin Sarbini," ucap Ayah dengan suara bergetar.
"Saya," jawab Rian.
"Ananda Muhammad Rian Ardianto Bin Sarbini. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Arshinta Kirania Pratista Binti Edi Suryadi dengan maskawinnya berupa kalung dan cincin sebesar 50 gram, tunai." ucap ayah yang mencoba kembali lantang.
"Saya terima nikah dan kawinnya Arshinta Kirania Pratista Binti Edi Suryadi dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai," jawab Rian tak kalah lantang.
"Bagaimana semua saksi? Sah?" tanya penghulu.
"Sah,"
"Alhamdulillah," ucap semua orang menyuarakan syukurnya.
Rania dan Rian langsung kembali menuju hotel kemudian bergegas mengganti baju mereka lagi untuk mengadakan resepsi.
Rian begitu kagum ketika melihat Rania yang sekarang sudah sah menjadi istrinya berjalan pelan beriringan dengan para teman-temannya yang membantunya membawa ekor gaun super panjang yang ia kenakan.
Diatas panggung, untuk kedua kalinya, Rania dan Rian bersujud di depan kaki para orangtua dengan air mata yang sudah di pelupuk.
"Ibu, Rania akan janji sama ibu untuk jaga Rian kaya ibu jaga Rian, Rania janji untuk akan selalu nemenin Rian kaya ibu nemenin Rian, makasih banyak ya Bu udah baik sama Rania," ucap Rania dengan air mata yang lirih, beruntung makeup miliknya benar-benar waterproof.
"Sama-sama Rania, sekarang kamu anak ibu, jadi boleh bebas cerita sama ibu,"
"Ibu, Rian minta maaf kalo banyak nyakitin ibu, Rian janji akan jagain Rania kaya bapak jagain ibu, Rian akan janji akan setia kaya ibu sama bapak, makasih ya Bu," ujar Rian yang akhirnya ikut menangis bersama Rania.
Rania kali ini berhadapan dengan orang tuanya.
"Bunda, Rania minta maaf karena sekarang nggak bisa temenin bunda lagi, Rania minta maaf karena selama 24 tahun ini belum bisa jadi anak yang bunda impikan, Rania minta maaf banget bun kalau kemarin banyak kata nggak pantas yang Rania lontarkan Bun, disini Rania minta doa Bunda untuk rumah tangga Rania ya Bun," Rania menyalimi tangan ibunya yang sudah terisak.
"Sama Rania, bunda minta maaf kalo jarang punya waktu sama kamu dari kecil karena harus kerja, bunda bener-bener belum bisa ngasih yang terbaik buat Rania, dan satu lagi, Bunda nggak akan lupa dan berhenti doain Rania sama Rian, anak bunda," ucapnya.
"Bu, Rian minta doanya buat Rania sama Rian ya, sama terimakasih karena sudah melahirkan anak sehebat Rania dan secantik dia, Rian janji untuk nggak bikin dia nangis Bu,"
"Ibu pegang ucapannya ya Rian, dia anak ibu satu-satunya yang paling cantik, jangan buat dia nangis" ucap bunda yang diangguki oleh Rian.
Rania sayang Ayahnya, ayahnya adalah jatuh cinta pertamanya pada laki-laki. Ayahnya adalah satu-satunya laki-laki yang pasti tidak akan mematahkan hatinya selama ini.
"Ayah, terimakasih karena udah buat Rania merasa jadi Putri di istana selama 24 tahun Rania hidup, Rania minta maaf kalo sering isengin ayah, Rania minta maaf kalo kadang suka langsung ke kamar karena capek kerja padahal Rania ngelihat ayah nungguin Rania pulang kerja buat ngobrol, Rania bener-bener minta maaf ya Ayah,"
"Ayah maafin, tapi Rania harus sering-sering ke rumah ya? Main sama ayah sama bunda, tapi dibawa mas Rian nya, yang nurut ya nak sama suami, sekarang sudah punya tanggung jawab," ucap Ayah yang mengusap hijab Rania lembut.
"Pak, Rian minta maaf kalo nanti Rian nggak sengaja menyakiti hati putri kesayangan bapak, tapi bapak tau Rian sayang banget sama Rania, Rian nggak akan ngelakuin itu tanpa sengaja, Rian akan usaha ngelindungin Rania kaya bapak ngelindungin dia, Rian minta doanya pak untuk Rania sama Rian ke depannya, makasih sudah jagain Rania selama ini, sekarang saya izin bawa dia untuk saya jagain ya pak," ucap Rian.
"Nak Rian tahu kan, apa yang bisa dipegang dari laki-laki?" tanya Ayah.
"Tahu pak, ucapannya," jawab Rian yang diangguki ayah.
"Jagain Rania kaya saya jagain dia selama 24 tahun hidupnya, buat dia merasa bahwa di istimewa seperti yang saya lakukan selama ini, jangan pernah nyerah sama tingkah lakunya, bimbing dia kalau banyak salah, buat dia merasa seperti di surga ya Rian, bapak doain yang terbaik buat dua anak bapak," ucap Ayah.
Tamu undangan yang hadir pada acara hari ini ada sekitar 300 orang jika Rania tak salah ingat, acara berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
Rania hampir menangis saat perutnya berbunyi, menandakan bahwa dia perlu makan karena dirinya tak sempat sarapan apapun, Rania yakin pria disampingnya juga tak jauh berbeda kondisinya dengan dirinya.
Rania
Bawain mbak makanan dong dua porsi, buat mbak sama Mas RianJeno
Aku bawain piring ke panggung gitu mbak?!Rania
Nanti naik jabatan deh JenJeno
Oke siap Bu bos.Kurang ajar, bisa-bisanya Jeno menerima suruhannya dengan tawaran sebuah jabatan baru sebagai imbalannya.
"Mumpung lagi sepi mas yang salaman, makan dulu, mas Rian kata ibu ada maag sama asam lambung loh,"
Fotografer profesional yang melihat momen-momen penting yang tak boleh disia-siakan sedang serius mengebadikan keduanya, sedangkan kamera para tamu juga belum berhenti memotret kedua mempelai di depan sana yang terlihat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕
FanfictionMuhammad Rian Ardianto, pria yang harusnya bisa menikmati hidup tenangnya lebih lama kini harus dihadapkan kenyataan bahwa dunia mengirimkannya perempuan tidak bisa diam, cerewet, banyak tingkah yang mampu memporak-porandakan kehidupannya yang tenan...