Chapter 27 - Ibu Rian

1.6K 134 2
                                    

Setelah pamit, Rania dan Rian memasuki mobil yang akan mengantarkan mereka berdua ke stasiun.

"Mas, kamu bawa makanan?" tanya Rania pada Rian yang berada di samping supir.

"Belum, nanti aja beli di stasiun," jawab Rian.

Rian dan pak supir terlibat pembicaraan yang seru, sesekali Rania juga diajak bicara olehnya.

"Pak makasih ya," Rania menyerahkan uang untuk tipnya.

Rania menggandeng lengan Rian karena takut hilang, suasana di stasiun yang ramai dan berdesakan membuatnya ketakutan.

"Eh itu ada minimarket, ke minimarket dulu," Rian menggeretnya sembari melindungi Rania dari orang-orang yang menabraknya.

"Mas Rian kalo mau beli sesuatu, snack aja, Rania bawa rendang tadi buat makan siang, sama Rania nitip susu strawberry sama fanta ya mas," ucap Rania yang diangguki oleh Rian.

Rian yang sedang membantu Rania membawa kopernya dikejutkan dengan Rania yang menenteng kopernya dengan mudah memakai satu tangan memasuki kereta dengan tangan kirinya yang berisi plastik Snack yang Rian beli di minimarket.

"Mantan kuli ya kamu?" tanya Rian begitu melihat Rania dengan mudahnya mengangkat koper besarnya dan menaruhnya di bagasi atas kereta.

"Rania ngangkat galon juga bisa kali!" sewot Rania.

"Kamu nggak minat ngelamar kerja jadi porter Ran?" ledek Rian.

"Mas Rian sekarang suka ngeledek!"

"Heh, belum berangkat udah diminum aja susunya," protes Rian.

"Rania belum sarapan tau!" jawab Rania.

"Loh, kamu bikin rendang kenapa nggak dimakan?" tanya Rian.

"Mana sempat mas Rian, bikin rendang tuh nggak setengah jam tau,"

"Mas, sumpah backup aku dong, lagi ngeheal nih!" Rania dan Rian yang sedang bermain game zombie di ponselnya mengisi lorong kereta dengan suaranya.

"Pelan-pelan Ran ngomongnya," entah sudah berapa kali Rian mengingatkan Rania untuk memperkecil suaranya agar tidak menganggu orang-orang yang ada di gerbong kereta tersebut.

"Udah ah, mas Rian nggak mau kerja sama!" Rania kemudian keluar dari game tersebut dan memilih untuk memutar lagu-lagu kesukaannya.

Jam setengah satu siang, Rania membuka bekal yang sudah ia kemas rapi untuk mereka berdua, tak lupa menuangkan air putih di botol minum yang Rania bawa.

"Mas, bangun dulu, makan siang," Rania menyenggol lengan Rian yang sedang tertidur pelan.

"Nghh," gumam Rian setengah sadar.

"Mas, cepetan ayo makan,"

Rian makan rendang daging buatan Rania dengan lahap, sesekali menengguk minuman yang sudah Rania siapkan.

"Beneran bisa gemuk saya kalo sama kamu," ucap Rian yang Rania balas dengan tertawaan.

"Iyalah, sampe nambah dua kali gitu!"

Rania mengeluarkan tisu basah dari tasnya kemudian mengelap bibir Rian yang terkena bumbu rendang di sana-sini.

"Kaya anak kecil aja!"

Rania dan Rian telah sampai di stasiun Tugu Yogyakarta, suami dari kakak perempuan Rian sudah menunggunya di tempat tunggu.

"Mas!" panggil Rian pada kakak iparnya.

Perjalanan dari Tugu ke Bantul memakan waktu hampir 45 menit, Rania yang kelelahan tidak sengaja tertidur di mobil tersebut.

"Ran, ayo bangun,"

𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang