Chapter 16 - Rania yang salah paham.

1.8K 130 2
                                    

Rian menghubungi Rania pagi-pagi sekali, entah setan mana yang merasukinya, sehingga membuat dirinya tiba-tiba menghubungi Rania hanya untuk sekedar mengabarinya bahwa Rian akan segera pulang.

'Hoam.. Iya, Halo?!!!' suara sengau Rania menyapa telinga Rian.

'Iya Ran, ini Rian," ucap Rian terbata-bata.

'HAH?! Mas Rian nggak salah sambung kan?' ucap Rania dengan suaranya yang jeras membuat Rian harus memundurkan telinganya dari ponsel.

'Nggak,' jawab Rian.

'Iya mas Rian, tapi ada apa telepon pagi-pagi?' tanya Rania dengan nada suara yang sudah kembali normal.

"Saya hari ini pulang dari Malaysia,' jelas Rian.

'Iya terus?' tanya Rania bingung.

'Mas Rian mau Rania jemput di bandara sambil bawa baliho selamat datang gambar mas Rian sama mas Fajar segede baliho caleg?' tanya Rania yang berhasil membuat Rian tersenyum, kata-kata yang keluar dari mulut Rania selalu terdengar mengesankan.

'Bukan, besok mau ketemu?' tanya Rian yang kemudian menyesali perkataannya.

'Boleh, tapi ketemu di tempat aja ya, mas Rian nggak usah jemput,' ucap Rania setuju.

'Kenapa?' tanya Rian bingung.

'Rania udah gede kali mas, bisa bawa mobil sendiri,' ucap Rania.

'Yaudah kalo gitu, sampai ketemu,' ucap Rian.

'Sambungannya mau diputus?' tanya Rania sebelum Rian menutup sambungannya.

'Iya, kenapa?' tanya Rian bingung.

'Nggak, cuma mau pesen aja, jangan lupa senyum sama baca bismillah ya mas,' ucap Rania yang kemudian langsung menutup telfonnya, meninggalkan Rian yang masih mematung setelah mendengar ucapan manis dari Rania.

"Libur latihan sehari mau kemana Jom?" tanya Vito saat mereka duduk bersebelahan di bus milik PBSI.

"Ada urusan sama orang," ucap Rian.

"Urusan sama cewe mana lagi sih Jom?" ledek Vito.

"Eh tapi nih ya Jom, lu beneran serius sama Chef Rania?" tanya Vito lagi.

"Kenapa emangnya?" tanya Rian dengan raut wajah aneh.

"Ya nggak apa-apa sih,"

"Dih! Nggak jelas," balas Rian.

Rian beruntung hari ini, pasalnya saat ini, Kevin alias teman sekamarnya sedang main jet ski bersama dengan teman-temannya, membuat perusuh kehidupannya berkurang.

Rian tak lupa membawa paper bag berisi kado yang ia beli di Malaysia di tangan kirinya. Rian kemudian masuk ke dalam mobilnya dan mulai berjalan pergi meninggalkan pelatnas Cipayung.

Rania memasuki restoran sushi yang saat itu sedang ramai pengunjung, disanalah tempat dimana dirinya dan Rian berjanji akan bertemu.

Sudah hampir satu jam Rania menunggu kedatangan Rian, tetapi laki-laki itu belum menampakkan batang hidungnya sama sekali, beberapa kali Rania mencoba menghubungi ponselnya tetapi nihil, tak ada satupun panggilannya yang dijawab.

"Mas Rian kemana sih?!" Rania menghubungi nomor Rian yang sekarang malah tidak aktif.

Di lain sisi, Rian yang sedang menyetir terpaksa mengangkat panggilan telepon dari wanita yang akhir-akhir ini tak habis-habis menerornya karena mendapatkan pesan permintaan tolong yang katanya urgent.

"Masuk," ucap Rian begitu menemukan wanita itu di halte bis sedang duduk.

"Halo Rian," ucapnya riang sembari memeluk Rian.

𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang