bonus chapter

12.9K 2K 347
                                    

alasan bahagia


Asahi membuka pintu kamar, menemukan Jaehyuk di balkon kamar mereka.



Punggung Jaehyuk sedikit turun, mendongak, menatap langit dengan pantulan cahaya lampu-lampu gedung tetangga.



Asahi tersenyum kecil. Mengeratkan mantel tidurnya dan berjalan hati-hati menuju Jaehyuk yang masih terbuai dalam pikirannya.




Tangannya terulur pelan, memeluk pinggang sang kekasih dengan perlahan.




"astaga! kamu mengagetkanku," kaget Jaehyuk, menoleh, tersenyum dan mengecup pelan pucuk kepala Asahi.





"kenapa di sini?" tanya Asahi, menyamankan diri ketika Jaehyuk membawanya untuk berdiri di depan, sehingga kini Jaehyuk yang memeluk Asahi dengan erat.





"kamu tidak gugup?" tanya Jaehyuk





Asahi tertawa.





Tangannya mengusap lengan Jaehyuk yang memeluknya erat. Kepala yang lebih tua sudah terbenam pada pundak sempitnya.





Asahi dapat rasakan helaan napas juga detak jantung yang tidak teratur.




Jaehyuk jelas sangat gugup.




"tentu saja aku gugup," ucap Asahi pelan lalu terkekeh karena mendengar cibiran tidak percaya dari Jaehyuk.




"aku serius," ujar Asahi dengan kekehannya, menatap Jaehyuk yang menatapnya curiga.




Jaehyuk kembali menghela napas.





Kali ini mereka saling berhadapan. Asahi merapikan helaian rambut Jaehyuk yang jatuh berantakan.




"tenang, Jae.." ujar Asahi meyakinkan.




Jaehyuk menunduk.





Maniknya menangkap ukiran namanya pada pergelangan tangan Asahi..




Juga benda perak yang memantulkan cahaya pada jari manis Asahi.




Ia tersenyum lalu menggenggam jemari Asahi untuk kemudian ia kecup lama.




Kurang lebih dari empat tahun mereka bersama dan rasa itu selalu sama.




"aku mencintaimu.." ucap Jaehyuk tulus.




Asahi tertawa, "sudah seribu kali aku dengar itu hari ini,"





"t-tidak! Mungkin banyak, tapi tidak sebanyak itu!"




Asahi terkekeh, mengusap gemas pucuk kepala Jaehyuk.




"siap, tuan Yoon.."





Jaehyuk tersenyum, "besok kamu juga akan jadi tuan Yoon," ujar Jaehyuk jahil




Oh, berhasil. Buktinya semburat merah muncul perlahan walau dalam remang-remang.




Asahi menelan ludah kasar lalu melepaskan tangan Jaehyuk yang menggenggamnya.




"ayo, tidur.." ajak Asahi, masuk ke dalam kamar duluan.




Jaehyuk terbahak. Menyusul Asahi untuk masuk ke dalam kamar.




[✔️] it is you? ; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang