sebelas

15.2K 2.9K 572
                                    

it is you?

sebelas: keyakinan


Setelah hari itu, dapat dipastikan bahwa hati Jaehyuk lebih berbunga-bunga dari biasanya. Pula Asahi yang terlihat biasa saja tapi dalamnya luar biasa.



Sejak saat itu pun, Jaehyuk tidak lagi mempermasalahkan pertanyaan di dalam kepalanya tentang pemilik suara merdu di pagi hari.



Walaupun tidak 100% tapi ia cukup yakin bahwa itu adalah suara milik Asahi. Yah, Jaehyuk tidak bodoh-bodoh amat dengan segala kode yang diberikan Asahi walaupun harus ia pecahkan berhari-hari dengan bantuan Jihoon.


Tapi biar begitu, Jaehyuk tetap tidak tahu cara dan waktu yang tepat untuk bertanya perihal soulmate dengan Asahi.



"Jaehyuk, Asahi tidak bersamamu?"



Jaehyuk menoleh, menemukan Mashiho yang berjalan beriringan dengan Chenle mendekatinya dengan setumpuk kertas tebal.





Jaehyuk sudah merasakan sakit kepala bahkan sebelum Mashiho melanjutkan ucapannya.



"tidak, Asahi sedang melatih anak-anak," jawab Jaehyuk masih menatap tumpukan kertas ditangan kedua temannya.



"revisi lagi?" tanya Jaehyuk


"cuma sedikit, tenang saja.." jawab Chenle sambil terkekeh dan menepuk punggung Jaehyuk untuk menenangkannya.




Jaehyuk menghela napas lega, "satu bulan lagi, kalau masih belum diterima rasanya aku mau pingsan saja," keluhnya.




Mashiho dan Chenle tertawa.



"oh, iya. Omong-omong tentang Asahi..." Mashiho menggantungkan omongannya untuk mendapatkan perhatian Jaehyuk secara penuh.





"kau tahu kan sebentar lagi dia ulang tahun?"





Mata Jaehyuk membola. Dengan cepat ia membuka kalender di ponsel dan menemukan bahwa dalam sepuluh hari, Asahi akan berulang tahun.




"astaga!" ucap Jaehyuk nyaring.



Mashiho dan Chenle hanya tertawa melihat reaksi dari Jaehyuk. Seperti yang mereka duga, Jaehyuk pasti lupa karena terlalu sibuk memikirkan pentas dan juga Asahi. Uhuk.




"lalu, apa kalian punya rencana?" tanya Jaehyuk




Mashiho dan Chenle saling menoleh lalu tersenyum ke arah Jaehyuk. Senyum yang menurutnya sangat menyeramkan.





.
.
.



"lama menunggu?" tanya Asahi begitu keluar dari ruang kaca dan menemukan Jaehyuk berdiri di depan pintu.





Jaehyuk menggeleng, "baru saja, aku dari tempat Yoshi hyung,"




Asahi mengangguk, "apa katanya?"




"kita bisa pinjam ruang orkestra mulai minggu depan, karena mereka ada latihan untuk lomba,"




"hmm, minggu depan ya,"




Jaehyuk tersenyum melihat Asahi yang sedang berpikir. Lucu, menurutnya.




Dengan tidak sengaja Asahi akan mengerucutkan bibirnya lucu, lalu dahinya mengerut sedikit. Bukankah itu sangat lucu?



"sini biar aku yang bawa gitarmu," tawar Jaehyuk, tapi tangannya sudah mengambil tas gitar milik Asahi.





"huh? tidak apa-apa,"




"tidak, nanti kamu lelah,"




Asahi terdiam, lalu membiarkan Jaehyuk membawa tas gitarnya. Ia menatap Jaehyuk yang kemudian tersenyum kepadanya.




"nah, dengan begini aku bisa menggandeng tanganmu," ujar Jaehyuk lalu meraih tangan Asahi untuk digenggam.




Asahi terkekeh pelan. Benar juga, dia memang membawa barang dikedua tangannya tadi.




"bisa saja alasanmu," ucap Asahi sambil menggeleng pelan, mendekatkan dirinya pada Jaehyuk yang tertawa.





.
.
.




Asahi menatap langit-langit kamarnya. Lalu mengulurkan tangannya ke atas, dan melihat telapak tangannya sendiri.




Asahi suka bagaimana genggaman tangan Jaehyuk sangat pas di tangannya. Dia juga suka bagaimana Jaehyuk selalu membawa kehangatan pada dirinya.



Tapi, Asahi masih bingung. Apa Jaehyuk seperti itu karena sudah tahu mereka adalah soulmate? Kalau iya, kenapa Jaehyuk tidak mengatakan apapun?




Jaehyuk entah kenapa selalu membuat dia salah paham.




"apa aku tanya saja besok?" tanya Asahi entah kepada siapa.





"tapi, masa harus selalu aku yang bertanya dan memberikan kode?"




Asahi menghela napas lalu memejamkan matanya untuk masuk ke dunia mimpi.





.
.
.




Asahi membuka mata perlahan. Sayup-sayup ia mendengar alunan melodi entah dari mana.





Bermain, menari-nari di dalam kepalanya.




Asahi tersenyum begitu sadar suara siapa yang ia dengar. Tanpa berniat untuk bangun dari tempat tidurnya, ia hanya menikmati senandung merdu yang membuatnya nyaman.




"Good morning, Jaehyuk.." ucapnya pelan walau tahu Jaehyuk tidak akan bisa mendengarnya.




.
.
.




"mood-mu sedang bagus, huh?" tanya Mashiho begitu melihat Asahi yang sudah segar itu duduk di ruang makan dengan senyum menghias.




Asahi terkekeh membuat Mashiho bergidik ngeri. Ternyata Asahi yang jatuh cinta bukan pilihan yang bagus untuk dirinya.




"Jaehyuk kenapa lagi?"



"dia bernyanyi, setelah sekian hari yang kudengar hanya sayup-sayup saja,"




Mashiho membelalakan mata, "apa itu artinya dia sudah tahu kalau kau adalah soulmate-nya?"




Asahi tertawa melihat reaksi Mashiho, "semoga saja,"





Mashiho mengangguk.




"tapi.." sela Mashiho membuat Asahi yang baru saja menyuapkan sarapannya itu kembali menoleh.




"kalau dia memang sudah tahu, kenapa dia tidak bertanya? Kau tahu, agar mempercepat tato muncul," ujar Mashiho sambil menunjukan tato soulmate miliknya.



Memang, Mashiho mendapatkannya dengan cepat karena baik dia dan Junkyu sangat yakin dengan masing-masing.




Asahi hanya diam, memandangi pergelangan tangan Mashiho yang terukir nama Junkyu di sana.




Lalu, apa yang membuat Jaehyuk tidak yakin?



it is you?

tbc



Semangat nungguin pengumuman debutnya teume ku sekaliaaaan❤️❤️❤️

[✔️] it is you? ; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang