Destiny #05

1.2K 122 9
                                    

Taya menatap bingung pada orang-orang yang kini menatapnya dengan tatapan penasaran, apa lagi begitu melihatnya mereka akan saling berbisik, hal yang menyebalkan.

Tapi dia Attaya, maka yang dia lakukan hanyalah bersikap acuh dengan tetap memasang wajah datar khasnya. Mengeluarkan aura tak peduli dan terus berjalan maju.

Cih, masih pagi dan mereka sudah berhasil membuat Taya mendengus karena terganggu.

"Kak Taya ya?" Tanya seseorang membuat gadis itu berhenti dan menatapnya.

"Siapa?"

Gadis itu tergagap kecil, mengerti Taya memang bukan tipe orang yang suka memperhatikan sekelilingnya, wajar saja dia tidak kenal dengan dirinya.

"Aku Jihan kak. Dari Jurnalistik Asgardian." Gadis itu memperkenalkan diri.

Ekstra Kulikuler Jurnalistik adalah ekskul yang menggabungkan Klub Radio Sekolah dengan Klub Mading. Mereka bagian penyiaran dan berita Asgardian.

"Oh iya, ada apa?" Tanya Taya mulai memberikan aura ramah. Tak semenakutkan tadi.

"Anu kak, maaf. Takutnya nanti kak Taya salah paham." Terlihat Jihan memainkan jari telunjuknya dan ibu jarinya. Hal yang biasa ia lakukan ketika gugup.
"Di mading sekolah ada berita kak Taya dan kak Dirga pacaran. Bahkan ada fotonya. Tulisannya tercetak jelas. Tapi aku berani bersumpah itu bukan kelakuan anak jurnalistik. Nggak tahu siapa yang nyebar berita. Sekarang saja grup chat heboh minta siapa yang bertanggung jawab. Aku bilang ke kakak karena takutnya keburu kak Taya lihat dan salah paham."

Taya tersentak kaget. Namun ia mencoba meredam emosinya.
"Lo punya foto beritanya? Gue nggak mau lihat kesana, takutnya khilaf gue rusakin mading sekolah."

"Ada kak." Seru Jihan sambil mengangguk.
Ia membuka kunci layar ponsel dan membuka galeri. Memilih foto teratas yang ada di ponselnya dan menyerahkan benda itu kepada Taya.

Disana Taya dapat melihat foto dirinya dan Dirga ketika laki-laki itu merangkulnya dan ada Kevin, tapi wajahnya Kevin disamarkan. Berita yang tertulis adalah bagaimana dirinya diperebutkan oleh Dirga dan anak SMA Tunas Bangsa.

Taya menyerahkan benda itu kepada Jihan yang takut-takut melihatnya. Taya itu memang terkenal galak di Asgardian, bukan masalah Taya akan berkelahi, tapi jika ia mengamuk dan merusak ruangan Jurnalistik, waduhh, itu akan sangat parah.

"Maaf, kak Taya pacaran dengan kak Dirga?" Tanya Jihan sedikit berhati-hati.

Taya melirik tajam kepada Jihan, hal yang langsung membuat Jihan menunduk. Tatapan Taya menakutkan.

"Jihan!!" Panggilan itu membuat keduanya mendongkak.

"Kak Fahri."

Fahri anak kelas XI IPA 2, sering bareng Rainer dan merupakan anggota OSIS walau bukan anggota inti OSIS. Fahri berlari mendekati keduanya, kemudian ia segera berdiri di depan Jihan, bermaksud melindungi.

"Taa, jangan salah paham. Itu bukan ulah anak Jurnalistik. Gue sama anak-anak OSIS lain sed—"

"Nggak usah. Urusan gue." Jawab Taya membuat Fahri terdiam.

"Lo nggak ngelabrak Jihan, kan?" Tanya Fahri hati-hati.

"Emang gue sekurangkerjaan itu?" Taya mendengus kesal.
"Dia yang udah jelasin ke gue itu bukan ulah anak Jurnalistik."

Fahri mendesah lega, ia melirik Jihan yang berada disampingnya. Gadis itu masih tak berani menatap Fahri dan Taya.

"Udahlah, gue nggak sekasar itu. Lo tenang aja, gue kalau ngamuk pilih lokasi juga." Jelas Taya membuat Fahri terdiam.

Fahri mendesah ketika melihat Taya yang sudah pergi melewati mereka, tatapannya kini beralih kepada gadis yang masih menunduk. Tangannya terangkat untuk memukul kecil kepala gadis itu hingga membuat sang empunya mengadu.

"Kamu kok berani banget datangin Taya? Nggak takut sama dia?" Tanya Fahri mengomel.

"Aku hanya nggak mau terlambat dan kak Taya malah salah paham beneran dengan anak Jurnalistik. Lagian kak Taya nggak segalak itu kok, walau memang tatapannya itu yang langsung buat aku merinding." Jelas Jihan membuat Fahri mendesah, gadis itu selalu saja berhasil membuat dia khawatir.

"Lain kali jangan sembarangan lagi. Kamu juga nggak usah bertingkah aneh dengan kasus ini." Fahri berujar membuat Jihan mengerucutkan bibirnya.

"Iyaa." Jawab Jihan walau dalam hati mendengus, ini juga kan masalah anak Jurnalistik.

"Nurut kata pacar." Fahri mencubit hidung Jihan hingga membuat gadis itu memekik pelan.

"Sakit tahu!"

●●●
Dirga mengumpat ketika ia selesai membaca berita di mading sekolah itu. Siapa sih yang sangat kurang kerjaan hingga membuat berita seperti ini.

Oke, Taya memang gadis populer dan Dirga juga adalah murid yang cukup terkenal. Keduanya sama-sama menjadi sorotan anak Asgardian.

Tapi kalau mau cari berita jangan seperti ini juga, sangat buang-buang waktu.

Ketika ia berbalik, ia terkejut melihat begitu banyak anak gadis yang mengerumuninya. Hal yang membuat Dirga mendesah.

"Apaa?" Tanya laki-laki itu dengan nada terganggu yang jelas.

"Lo beneran pacaran sama Taya?"

"Kak Dirga pacarnya kak Taya"

"Kalian beneran pacaran? Kok nggak pernah ada kabar kalau kalian dekat?"

"Dirga beneran udah punya pacar? Kok harus Taya? Sama aku aja."

"Kamu serius pacaran sama Taya?"

Dirga melengos, apaan sih, kenapa jadi berlebihan gini.

"Taya! Lihat noh pacar lo lagi jumpa fans."

Teriakan Putra yang sangat jelas terdengar itu membuat Dirga menoleh, dia dapat melihat gadis dengan rambut panjang tergerai itu menatap Putra kaget, dan tanpa sadar pandangan gadis itu tertuju padanya. Keduanya tersentak. Tak tahu harus bagaimana.

Taya, gadis itu melotot kepada Putra yang seolah memberi kode padanya untuk menghampiri Dirga yang dikelilingi oleh para gadis-gadis.

Tak tahu harus bereaksi apa, dia hanya diam mematung.

Dirga tersentak, menatap Putra yang kini mengirimnya kode.

"Sorry pacar gue nanti salah paham. Dan iya, Taya pacar gue."

Setelah berujar demikian, Dirga menghampiri Taya yang membuat gadis itu tersentak.

"Eum, lo udah lihat beritanya?" Tanya Dirga hati-hati.

Taya menatapnya, kemudian tersenyum. Senyum penuh maksud.
"Iya, siapa sih yang sangat kurang kerjaan nyebarin berita kita jadian? Padahal nggak ada lho yang tahu." Ujarnya, sedikit bervolume, sengaja.

Dirga tersenyum miring, mengikuti aksi Taya.
"Ya udah, karena sudah tersebar gini. Nggak usah sembunyi-sembunyi lagi. Biarin aja mereka tahu kalau lo punya gue, jadi nggak ada lagi yang berani coba ngerayu lo."

Tangan Dirga terangkat, mengusap kepala Taya, seolah kini keduanya mempublikasikan bahwa mereka berdua memang memiliki hubungan.

"Gue nggak keberatan, kok." Ujar Taya sambil tersenyum manis. Seolah bahwa begitulah adanya.

Sedangkan Putra yang menyaksikan itu mengumpat dalam hati. Kalau sudah begini, di hari-hari kedepannya dia nggak yakin bahwa Dirga dan Taya akan baik-baik saja tanpa melibatkan perasaan.

Boleh jadi mereka berdua akan terbakar oleh api yang mereka mainkan sendiri.

■■■
—TBC—

Syalalalaaaa...
Jangan lupa tinggalin jejak yooo!!!
Sampai jumpa di part selanjutnyaa!!!
Byebye^^

Destiny of Asgardian✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang