Dirga mendudukkan dirinya di lapangan setelah selesai latihan futsal untuk pertandingan nanti, ada beberapa temannya juga yang sudah mengambil tempat duduk, beristirahat.
Setelah meminum air, Dirga menoleh kepada Putra. Oh, Putra bukan anggota futsal, sahabatnya itu anak basket bersama Nial, Mirza dan Reki.
"Tra." Panggil Dirga.
"Mau nanya dong.""Apa?" Tanya Putra tak minat.
Dirga berdehem sebentar, ragu.
"Lo....""Apa sih!" Kata Putra tak sabar.
Dirga mengusap hidungnya sesaat.
"Gini... em, lo..."Putra berdecak.
"Apa? Kenapa? Lo kenapa?" Tanya pria itu tak santai.
"Kayak mau nembak lo."Dirga mengumpat mendengar itu, kenapa juga punya teman yang otaknya kayak ampas seperti ini. Putra memutar tubuhnya agar sepenuhnya menghadap ke arah temannya itu.
"Apa? Lo mau tanya apa?"
Dirga sedikit mendelik tapi kemudian serius bertanya.
"Tra, kok Taya kayak jarang gitu gue lihat. Biasanya kan sering di kantin atau kadang ke ruang radio sama si bunga Jepang, atau sering juga gue lihat di perpus. Kok kayak emm, nggak kelihatan."Putra mendengus mendengar ucapan temannya itu, dasar.
"Dia kan cewek lo, kok nanya ke gue? Gimana sih lo."Dirga membuang handuk kecil bekas keringatnya ke arah Putra yang membuat sahabatnya itu mengumpat kasar.
"Bangsat lo!" Putra melempar kembali handuk itu ke arah Dirga.
"Kan lo tahu itu..., ck, nggak guna lo!" Kata Dirga sambil kembali meminum airnya.
Putra mendelik walau kemudian berujar.
"Taya sibuk, Nyet. Kan lo tahu dia sekretaris OSIS. Hari senin udah pembukaan CAY, dia sibuk ngurus berkas-berkas buat minta izin, bikin proposal, belum lagi surat-surat apaan sih itu gue nggak tahu." Jelas Putra membuat Dirga tersadar akan hal itu.
"Lo gimana sih? Katanya pacar."Dirga tak menjawab membuat Putra terkekeh melihat itu.
"Kalau kangen ya chat, kalau peduli ya tunjukin, kalau mau sana ke ruang OSIS. Bawa roti kek, susu beruang kek, tuh anak kalau sibuk kadang suka lupa makan. Sana samperin, jadi pacar perhatian gitu." Kata Putra sambil mendorong tubuh Dirga
"Ada apa nih dorong-dorong? Ikutan dong." Kata Mirza membuat Dirga kembali menggunakan handuk kecilnya untuk dilemparkan ke makhluk itu.
"Jorok lo, anjir!" Umpat Mirza yang ditanggapi tak peduli oleh Dirga.
"Udah sana pergi, mumpung free gini." Kata Putra kembali menyuruh Dirga pergi.
"Kemana sih lo harus pake dorong-dorong gitu segala?" Tanya Daffa yang melihat mereka.
"Nih, si Dirga malu ke ruang OSIS, katanya khawatir Taya lupa makan karena sibuk, eh nggak mau samperin." Jelas Putra sambil mengarang cerita, sadar hanya dia yang mengetahui alasan sebenarnya dibalik hubungan Taya dan Dirga.
"Mau Aa' Mirza gantiin apelin Tayangku?" Tawar Mirza membuat Dirga melotot padanya.
"Lo mau gue gelindingin jadi bola futsal? Cewek gue, sat." Kata Dirga membuat teman-temannya tertawa.
"Cieeee jealous si abang."
"Uhuyyy kakak Dirga udah bisa cemburu ternyata."
"Cemburu ey, cemburu."
Sahut teman-temannya membuat Dirga mendengus, mengambil handuknya tadi dan bangkit dari duduknya.
"Kemana lo?" Tanya Reki
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Asgardian✓
Novela Juvenil[TELAH TERBIT] Cover by @jelyjeara_ ----- Sequel dari "Inchoate" ----- Asgardian High School adalah sekolah berstandar Internasional yang terbagi atas Asgardian Putra dan Asgardian Putri. Namun, tiba-tiba saja kepala sekolah memutuskan untuk menggab...