Destiny #19

959 88 12
                                    

Dirga diam di tempat, tak bertanya ketika melihat satu tetes air mata yang cepat-cepat Taya hapus terjatuh dari mata gadis itu. Hingga lagi-lagi keheningan menyelimuti keduanya.

Pintu UKS dibuka, menampilkan Miss Elen dengan satu botol air mineral dan bubur di tangan si Miss bule cantik itu.

"Taya, eat first." Katanya sambil membantu Taya untuk bangun dari posisi berbaringnya.
"I will give you some vitamins, but i'm sorry, i can't jagain you sebentar nanti, i have a meeting with staff dewan guru now."

"Nggak papa, Miss." Jawab Taya tersenyum.

Miss Elen balas tersenyum
"Eat, Taya." Serunya sebelum mulai mendekati meja kerjanya, mulai menyiapkan vitamin untuk Taya.

Setelah beberapa saat, Miss Elen menyerahkan vitamin itu untuk Taya.
"Miss letakkan disini ya your vitamins." Katanya.
"Don't forget untuk meminumnya nanti, Dirga, can you jagain Taya and pastikan dia meminum vitaminnya?"

"Iya, Miss." Jawab Dirga seadanya.

Miss Elen tersenyum, kemudian wanita itu meninggalkan keduanya yang kembali diliputi keheningan.

Taya diam, mengabiskan buburnya, sedangkan Dirga sibuk bermain ponsel. Setelah beberapa saat, bubur Taya habis. Gadis itu meletakkannya di atas meja yang berada di dekat ranjang, mengambil vitamin yang disiapkan Miss Elen tadi, meminumnya. Setelah selesai dia menatap Dirga yang tampak serius dengan ponsel, sesekali pria itu akan berdecak kesal, kentara sekali sedang bermain game online.

Tak habis pikir juga kenapa bisa terjebak begini dengan pria itu lagi. Untung saja sekolah sedang sibuk dengan kegiatan CAY. Sekarang sedang berjalan lomba seni, sebagian besar siswa sibuk di ruang musik dan ruang tari, walau ada yang suka nyasar di kafetaria dan kantin. Sorenya akan ada pertandingan basket.

Taya menghela nafas, sekaranglah saatnya dia meluruskan masalah yang ada diantara keduanya. Cukup sudah waktunya melarikan diri.

"Dirga."

Dirga sedikit tersentak kaget, sontak menatap Taya, namun kemudian menunduk lagi.
"Bentar bentar." Ujarnya.

Taya mendesah, sedikit kesal, namun tak lama kemudian si tampan itu menyimpan ponselnya di saku.

"Ada apa?" Tanya Dirga.

Taya menunduk.
"Thanks banget tadi lo udah nolongin gue."

Dirga mengangguk.
"Iya." Jawabnya singkat.

Taya lagi-lagi menghela nafas, gadis itu menatap Dirga tepat sekarang, memberanikan diri untuk berbicara tentang apa yang ada diantara dia dan pria itu.

"Ga..."

"Hm?"

"Dramanya kita akhiri saja ya."

Dirga diam, memikirkan kalimat gadis itu. Tidak, Dirga bukan cowok bodoh walau memang sering remedi di mata pelajaran matematika. Rangkingnya cukup tinggi, masuk lima besar. Dia bisa mengartikan maksud dari ucapan gadis itu.

"Gue buat salah sama lo?" Tanya Dirga akhirnya.
"Akhir-akhir ini lo ngejauhin gue."

Taya menggeleng, tersenyum kecil tapi tidak membuat si tampan juga untuk ikut tersenyum. Dirga serius sekarang. Ekspresinya wajahnya datar.

"Nggak. Gue bahkan makasih banget lo mau pura-pura jadi pacar gue buat nolongin gue dari Kevin. Udah lebih dari dua bulan lo mainin peran ini. Lo bahkan sampai kena tonjok karena gue. Lo udah berkorban banyak buat gue." Kata Taya membuat Dirga buang muka, tak menatap gadis itu.
"Makasih banget, Dirga."

Destiny of Asgardian✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang