"BERHENTIII LO BERDUAAA!!!"
Gerakan memukul keduanya berhenti, mengarahkan pandangan kepada Taya yang kini sudah berdiri dengan nafas terengah-engah dan mata berkaca-kaca. Anna sudah berlari ke arah Daffa yang saat ini sudah menarik Dirga mundur. Kevin pun sudah ditarik mundur oleh teman-temannya.
"Hajar aja Taa, hajar! Cowok lo udah liar sekarang." Kata Reki yang juga sudah berlari masuk ke dalam lapangan.
Suasana menegang, wajah Taya juga sudah memerah dengan nafas yang masih memburu. Nafas Kevin dan Dirga juga memburu dengan keringat bercucuran dan wajah yang lebam karena perkelahian tadi.
Dirga tak menatap Taya sekarang, membiarkan cewek itu akan mengamuk padanya karena sudah memukul sang mantan. Dalam hati Dirga meringis, miris, kenapa pula bisa jatuh hati pada gadis itu sedangkan tahu jika keduanya hanya bersandiwara? Dirga pun tahu benar jika bisa saja hati Taya masih milik sang mantan. Benar kata Putra, Dirga termakan oleh permainannya sendiri.
"Taa, aku———"
"LO APAIN COWOK GUE, ANJING?"
Teriak Taya emosi memotong ucapan Kevin yang hendak berbicara, sedangkan Dirga langsung mendongkak menatap Taya tak percaya.
"Heh!" Tunjuk Taya pada Kevin tajam.
"Lo gue izin masuk ke Asgardian karena nama lo ada di daftar tim futsal, kalau lo datang hanya buat keributan gini lebih baik lo pergi.""Taa, aku—"
"Apa? Iri lo karena cowok gue ngegol? Goblok! Makanya otak itu dipake, heran gue, otak ampas kayak lo kenapa bisa jadi perwakilan sekolah. Malu gue pernah kenal ama lo." Kata Taya membuat Kevin diam, tak bicara lagi. Taya berbalik, menatap Dirga yang kini juga menatapnya.
"Dan lo, ikut gue.""Tapi Taa—"
"Lo mau gue gelindingin jadi bola futsal? Lo udah ngegol, nggak usah sok keren lari-lari dengan wajah kayak gitu." Kata Taya sambil berlalu, membuat Dirga merutuk. Paham benar jika gadis itu marah saat ini.
"Dewa, gue pinjam anggota lo yang ini." Ujar Taya ketika berdiri di depan Dewa."Ambil aja, Taa. Dikandangin aja. Udah liar dia sekarang." Bukan Dewa yang menjawab, melainkan Daffa. Sedangkan Dewa hanya mengangguk dengan Kaila yang sudah berdiri disampingnya.
Taya keluar dari lapangan futsal, diikuti Dirga yang berjalan dibelakangnya.
●●●
Keduanya diam dengan Dirga duduk di atas ranjang UKS dan Taya yang duduk di depannya dengan kotak P3K di atas meja. Cewek itu telaten mengobati luka Dirga dengan wajah datar, tak ada ekspresi sama sekali, membiarkan Dirga meringis kecil atau mengadu sakit.Dan ketika Dirga melihat Taya sudah mengatur kembali alat-alat yang ia gunakan ke dalam kotak itu, Dirga menggenggam lengan kiri Taya yang membuat gerakan cewek itu terhenti.
"Maaf." Kata Dirga membuat Taya melengos.
Cewek itu menatap Dirga sekarang.
"Lo kenapa sih? Lo bukan Dewa yang gampang emosi, gue tahu lo bisa kontrol emosi.""Gue laki dan gue bisa berantem. Nggak mungkin gue biarin dia mukul gue, Taa." Jawab Dirga membuat Taya menunduk.
"Cowok kalau nggak bisa berantem pasti merasa dia nggak ada guna, Taa. Nggak selamanya, cowok berantem buat masalah doang. Cowok berantem buat nunjukin kalau dia berguna dan bisa ngelindungi orang yang ingin ia lindungi."Taya mendengus kasar.
"Lo luka! Sadar nggak sih kalau lo sekarang lagi luka?" Taya kesal sendiri pada cowok itu."Lo udah ngobatin gue." Jawab Dirga membuat Taya mengalihkan wajahnya.
"Katanya tadi nggak bisa ngobatin gue kalau luka, bohong banget." Sambung si Danuarta mencoba mencairkan suasana."Kaki lo...." Taya tak menanggapi dan memilih bertanya hal yang lain.
"Kaki lo nggak papa? Tadi jatuh kan? Kenapa sih si anjing itu brengsek banget?""Heh, mulutnya kasar banget." Tegur Dirga membuat Taya mendengus.
"Mancing emosi banget, Ga." Kata Taya dengan wajah kesal.
"Kakinya gimana?""Masih bisa dipake jalan, nggak parah, jatuh doang kok, udah biasa." Jawab Dirga membuat Taya mendengus lagi.
Dirga menatap Taya tepat, membuat gadis itu mengalihkan wajah karena tatapan cowok itu sangat dalam dan membuatnya salah tingkah.
"Taya...." Panggil Dirga dengan suara rendah yang membuat Taya merinding.
"Hm?"
"Makasih ya." Kata Dirga membuat Taya sukses menatapnya.
"Untuk?"
Dirga diam, tangannya terangkat menggenggam tangan cewek itu.
"Udah teriak lantang kalau gue cowok lo di depan banyak orang. Entah kenapa, gue kayak merasa ada orang yang takut gue kenapa-kenapa, takut gue luka saat lo teriak tadi. Lo buat gue merasa dihargai dan diakui." Dirga menatap Taya lagi.
"Makasih ya, Taya."Taya menunduk, tak balas menatap cowok itu.
"Jangan kayak gitu lagi, Ga. Tadi itu gue takut banget."Dirga tersenyum kecil, mau tersenyum lebar tapi bibirnya luka.
"Iya.""Gue mau marah sama lo sebenarnya, tapi nggak jadi." Kata Taya dengan kesal.
"Marah aja." Jawab Dirga membuat Taya mendengus padanya.
"Jadi nggak bisa, gimana mau marah wajah lo udah bonyok."
Dirga terkekeh walau sesaat kemudian meringis.
"Nggak usah ketawa, tahu masih luka juga." Kata Taya masih dengan wajah galaknya.
Dirga tersenyum tipis.
"Taa...""Apa?"
"Gue nggak suka saat Kevin bicara soal lo tadi, makanya gue balas ucapannya." Kata Dirga membuat Taya diam, tak menjawab.
"Gue banggain kalau lo cewek gue sekarang."Taya mengangguk, paham.
"Nggak papa.""Gue nggak mukul dia duluan, dia yang mukul gue duluan." Ujar Dirga memberi tahu
Taya mengangguk lagi.
"Iya, gue lihat.""Tapi gue balas mukulnya." Lanjut cowok itu.
Taya mengangguk kembali.
"Iya, gue tahu.""Lo paham nggak sih kenapa gue ngomong gini?" Tanya Dirga, Taya tak langsung menjawab, hal yang membuat Dirga berdecak dan selanjutnya berujar.
"Gue nggak sebaik yang lo kira, Taa, gue bisa mukul orang dan bersikap egois. Gue punya sisi jahatnya. Paham kan?"Taya kembali mengangguk.
"Lo manusia, gue manusia. Lo dengar sendiri kan gimana gue lantang ngumpat di depan banyak orang tadi? Gue juga nggak sebaik yang lo kira, kenapa pula itu yang harus dipermasalahin sekarang?"Dirga membuka mulutnya, hendak berujar sesuatu, tapi urung. Ia kembali mengatupkan mulutnya.
Tidak.
Jangan sekarang.
Dirga masih ingin menikmati moment ini sedikit lebih lama. Dirga masih ingin memerankan peran sebagai pacar seorang Attaya Celestina Arsen, iya, untuk sedikit lebih lama lagi.
■■■
—TBC—Neng Taya panutankuuu!!!!
Bang Dirga kesayangankuuu!!!Jadi, gimana menurut kalian part ini? Jejaknya ditinggalin yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Asgardian✓
Teen Fiction[TELAH TERBIT] Cover by @jelyjeara_ ----- Sequel dari "Inchoate" ----- Asgardian High School adalah sekolah berstandar Internasional yang terbagi atas Asgardian Putra dan Asgardian Putri. Namun, tiba-tiba saja kepala sekolah memutuskan untuk menggab...