Destiny #11

1K 102 10
                                    

"Sore nanti olahraga di buka dengan pertandingan futsal Asgardian dan Tunas Bangsa, ini pertandingan sahabat jadi, gue ingatin jangan saling kompor, oke? Apapun hasilnya ini, jangan emosi." Galang memperingati tim futsal saat ini, mengingatkan kembali jadwal CAY hari ini. Ada Taya di samping si ketua OSIS itu, hanya diam saja tanpa berbicara.
"Wa, ingatin tim lo untuk nggak kebawa emosi lagi, gue tahu apa yang ada antara kalian, tapi jangan sampai sakitin diri lo dan tim lo."

Hari ini, Closing Academic Year yang merupakan salah satu program kerja terbesar sebelum liburan semester satu sudah di buka pagi tadi dengan jalan sehat, yang selanjutnya diikuti dengan lomba-lomba lainnya.

"Kita santai, Lang. Tapi kalau di pancing juga, nggak mungkin diam aja." Kata Dewa membuat Taya langsung melempar tutup polpen pada orang itu.

"Lo mau gue jadiin bola futsal? Dibilang Ketos jangan emosi, kapten apa sih lo." Kata Taya galak membuat Dewa mendelik pada cewek itu.

"Kenapa? Takut cowok lo bonyok nanti?" Balas Dewa membuat Taya melotot dan refleks melihat ke arah Dirga yang juga menatapnya.

Sontak saja ucapan Dewa yang super menyebalkan itu langsung jadi candaan anak-anak futsal, wajah Taya sudah memerah, gadis itu menoleh pada Galang meminta bantuan tapi percuma Galang sudah tertawa keras.

"Cih, bebas emang ya yang gebetannya anak PMR, luka dikit langsung diobatin." Balas Taya membuat Dewa balik melotot pada gadis itu.
"Apa lo? Mau ngelawan? Gue laporin Kaila lo mau berantem sama Tunas Bangsa."

"Cewek lo kenapa berisik banget sih, Ga?" Tanya Dewa kesal dan malu juga.

"Udah udah, pokoknya itu aja yang mau gue bilang, pastiin lagi anggota lo dan good luck." Kata Galang menepuk pundak Dewa.
"Tenang aja, konsumsi aman kok buat kalian." Tambah Galang kemudian melirik Taya.
"Taa, nggak ada gitu yang mau lo katain ke cowok lo, vitamin semangat gitu."

Ucapan Galang kembali membuat Dirga dan Taya kembali menjadi candaan teman-teman mereka.

"Pantas lo jomblo, Lang. Otak aja nggak punya, heran juga kenapa gue milih lo jadi ketos." Kata Taya pedas sambil meninggalkan Galang, walau sebelumnya melirik kecil ke arah Dirga.

"Buset astaga, tuh cewek mulutnya." Galang menatap Taya tak percaya.
"Kok lo mau aja pacaran sama macan, Ga?"

Dirga tertawa mendengar itu.
"Cantik kan cewek gue?"

Galang melongo mendengar balasan itu, sedangkan teman-temannya yang lain sudah tertawa dan menggoda Dirga yang hanya dibalas dengan tawa.

●●●
Sore itu lapangan futsal Asgardian sudah ramai, Taya dengan susah payah mendekat ke arah tim futsal Asgardian yang baru saja selesai briefing. Anna sudah disana dan saat ini berbicara dengan Daffa. Salah satu anggota futsal yang melihat kedatangan Taya langsung memanggil Dirga yang berbicara dengan Dewa, Dirga menoleh kearahnya, berbicara sebentar ke arah Dewa dan maju ke arah Taya.

Taya tak bicara, Dirga juga tak bertanya. Gadis itu maju, menggenggam tangan cowok itu. Dirga terdiam, sedikit kaget dengan gerakan cewek itu.

"Lo tahu kan gue OSIS?" Tanya Taya yang membuat Dirga bingung.

"Iya."

Taya menghela nafas.
"Gue OSIS dan bukan anak PMR kayak Kaila. Jadi lo nggak usah aneh-aneh kayak Dewa, nanti kalau lo bonyok gue nggak janji bisa ngobatin luka lo."

Dirga tersenyum, menikmati tangan Taya yang menggenggamnya.
"Lo khawatirin gue atau khawatirin mantan lo?"

Taya menatap cowok itu dan mendelik tak suka.
"Kenapa sih malah bahas mantan? Lo udah dikasih tahu Putra kalau cowok itu yang ninggalin gue dan selingkuh? Gue nggak sebodoh itu ya masih mikirin cowok brengsek kayak gitu."

Dirga tertawa, tak serius menanggapi emosi Taya yang tersulut.
"Kenapa sih suka banget marah-marah?"

"Lo yang mancing." Jawab Taya cepat.

"Iya iya, gue salah." Kata Dirga tak banyak membantah.
"Ini gue mau futsal, bukan mau berantem. Kenapa lo cemas banget?"

Taya menunduk.
"Gue nggak tahu masalah apa yang ada di futsal Asgardian sama Tunas Bangsa, tapi kalau sampai Galang aja udah ngingetin dari awal kayak tadi, bukan nggak mungkin kan bakal kejadian?"

Sebuah suara memberi tahu jika pertandingan akan di mulai sepuluh menit lagi. Dirga menatap Taya sesaat.

"Sini peluk, gue mau tanding." Kata Dirga yang membuat Taya mendelik namun tak sempat menolak karena cowok itu sudah menariknya dalam pelukan.
"Gue bakal baik-baik aja, nggak usah khawatir." Setelah pelukan itu terlepas, Dirga membisik.
"Ayo bisik-bisik, kan enak kalau dilihat mantan lo."

Taya melotot walau menurut dan berbisik.
"Kalau sampe lo beneran bonyok, gue jadiin bola futsal beneran."

Dirga tertawa dan mengacak puncak kepala Taya, pamit dan berlari ke arah timnya yang sudah menggoda cowok itu, sedangkan Taya kembali ke tribun dimana  teman-temannya sudah menunggu.

●●●
Pertandingan itu berlangsung dengan suasana tegang, belum ada yang mencetak skor sama sekali, hingga ketika Daffa menendang bola ke arah Dirga yang posisinya tidak dijaga, dan Dirga berhasil menembakkan angka ke gawang lawan membuat sorakan dari siswa Asgardian terdengar.

Taya bahkan dengan hebohnya melompat-lompat dengan Anna disampingnya.

"Na, lo lihat cowok gue ganteng banget nendangnya!!!" Seru Taya heboh.

"Bolanya dari cowok gue dong!!" Anna membalas tak mau kalah.

Namun suasana itu tak berlangsung lama ketika pertandingan dilanjutkan dan suasana malah terlihat berbeda, auranya menjadi sangat tidak nyaman. Hingga ketika Dirga terjatuh karena disengaja oleh lawan yang berbuat kasar mengundang emosi.

Taya saja langsung berdiri hingga membuat beberapa orang menatapnya.

Dewa dan orang itu sudah saling tunjuk hingga orang itu melayangkan pukulan ke rahang Dewa yang membuat Dewa membuang ludah kasar dan balas memukulnya.

Taya langsung tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak turun, Anna yang melihatnya pun ikut turun, menerobos penjagaan dan berlari ke arah tengah lapangan.

Dirga sudah berdiri, memisahkan Dewa. Daffa dan yang lain juga berusaha memisahkan mereka.

"Gue nggak papa, santai aja. Masih bisa main." Kata Dirga membuat Dewa menatapnya sekali lagi.

"Cih, cemen lo, segitu doang?" Kata orang itu berdencih.
"Kenapa ya cewek kayak Taya mau aja jadi pacar lo? Di senggol dikit aja udah jatuh."

Dirga mengeraskan rahangnya.
"Kenapa? Nyesel lo nyia-nyiain cewek kayak Taya? Telat! Cewek itu punya gue."

Orang itu, Kevin, lantas memukul rahang Dirga kuat hingga membuat sudut bibirnya berdarah.

"BANGSAT LO!" Teriak Kevin tak bisa menahan emosinya.

Dirga balas memukul cowok itu tak kalah kuat, perkelahian itu membuat yang lain kewalahan memisahkan mereka, hingga teriakan menggelegar khas Macam OSIS terdengar.

"BERHENTIII LO BERDUAAA!!!"

■■■
—TBC—

Kedatangan Mantan guysss!!!
Jadi, menurut kalian bagaimana?

Destiny of Asgardian✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang