Destiny #06

1.2K 108 21
                                    

Dirga memiliki squad yang isinya manusia-manusia kerdus dan bobrok. Anggotanya delapan orang cowok dan satu cewek. Mereka adalah dia sendiri, Reki, Mirza, Putra, Nial, Ezar, Naldi, Dewa dan satu-satunya cewek dalam squad mereka, Tia. Reki, Mirza, Nial, Ezar dan Tia kelas XI IPA 2, sedangkan sisanya dia, Putra, Naldi dan Dewa kelas XI IPS 5.

Grup ini terbentuk karena mereka berdelapan sekelas saat kelas X. Sedangkan Tia karena dia adalah sepupunya Mirza. Mereka sering banget nongkrong di rumah Mirza karena rumah itu sangat luas, juga karena sering dimasakin macam-macam oleh mamanya Mirza, jangan heran karena mamanya Mirza itu chef dan punya restoran, jadi mereka enak makan gratis dari ahlinya langsung. Selain itu rumahnya berada di area pertokoan gitu, jadi gampang kalau mau jajan dan belanja.

Awalnya hanya suka nongkrong bareng, tapi jadi keterusan karena sekarang sekolah mereka di gabung.

Dan sekarang mereka dengan formasi lengkap tanpa kurang satu orang pun datang merusuh di kantin belakang sekolah. Kantin tempat biasa anak-anak Asgardian Putra nongkrong dan bolos. Tia sebenarnya tidak tahu tempat itu karena memang masuk di wilayah Asgardian Putra, dan tahunya juga baru dua minggu lalu karena di ajak Mirza dan Reki kesana.

"Ck, heh Ga. Lo itu orangnya adem ayem, kok bisa jadian sama si galak?" Tanya Reki dengan gaya ala-ala detektif lagi wawancara.

Tia membenarkan.
"Lah bayangin aja, nggak ada angin, nggak ada hujan, nggak ada badai, eh tiba-tiba langsung dapat kabar lo dan Taya pacaran." Balas Tia membuat Reki dan Mirza bersorak setuju.

"Lo ngejar Tayanya kapan?" Tanya Naldi membuat Dirga berdehem, mengalihkan pandangan dari sahabatnya itu.

"Kapan gue lihat si Dirga ngejar Taya, ya?" Reki pun ikut berpikir, mempertanyakan hal itu, membuat Mirza dan yang lain mengangguk tak tahu menahu soal ini karena memang Dirga nggak pernah ketahuan lagi deketin cewek secara intens.

"Kok gue nggak pernah lihat kalian ngobrol?" Tia pun ikut-ikutan bertanya.

"Emang kalau mereka mau ngobrol harus banget gitu lapor ke kalian?" Ezar bertanya sarkas membuat Tia dan Reki mencibir pada sahabatnya itu.

Ezar itu wajahnya adem, nggak ada tanda-tanda kriminal gitu. Anak olimpiade. Tapi sekalinya ngomong, pedasnya ngalahin sambal sekilo.

"Dirga pro banget gerakan bawah tanahnya." Ujar Reki mengompor.

"Ho'o, pantas aja teman-teman gue nggak ada yang bisa buat dia ngelirik. Ternyata ngincar sekretaris OSIS." Tia mengangguk membenarkan.

"Sekarang gue tahu kenapa Tayangku nggak mau sama gue, karena dia sudah di pelet sama si Dirga!" Ucapan Mirza berhasil membuat Tia mendelik jijik dan Dirga mengumpat kasar.

"Lo sehari nggak usah menjijikan bisa nggak sih, Za?" Tanya Nial sambil memukul kepala sahabatnya itu.

Naldi berdehem, sok mau ngomong serius.
"Ini gue beneran bingung, kapan lo pacaran sama Taya?" Tanya Naldi membuat yang lain mengangguk setuju dengan pertanyaan itu. Kecuali Dewa yang tak peduli banyak dan Putra yang memang sudah tahu kenyataanya.

"Ck. Ngga usah dibahas." Ujar Dirga tak mau menjawab.
"Yang penting sekarang kalian udah tahu kan kalau Taya pacar gue. Jadi lo!" Dirga menunjuk Mirza.
"Dan lo!" Dirga menunjuk Naldi.
"Nggak usah nyepik ke cewek gue."

"Setidaknya diriku pernah berjuang~~~" Mirza mulai bernyanyi.

"Meski tak pernah ternilai dimatamu~~~" Kini ditambah Tia yang jadi duet dadakan.

Sedangkan Dirga bersandar sambil menutup mata. Dalam hati mulai berpikir, siapa yang berani berbuat ulah seperti ini hingga membuat berita kekanakan itu. Foto itu kemarin ketika dia dan Taya berbicara dengan Kevin di Skylight Café, jadi orang itu ada di sana.

Tapi, siapa?

●●●
Di sini Taya duduk di atas ranjang dengan Sakura dan Anna yang menatapnya penuh selidik.

"Jadi, lo selalu teriak jomblo sama kita-kita ternyata lo punya Dirga? Si tampan yang nggak pernah terlibat skandal dengan cewek-cewek?" Tanya Sakura yang membuat Taya mendesah.

"Ini gimana ceritanya lo bisa dekat dengan Dirga sedangkan pacar gue yang temenan dengan Dirga saja nggak tahu hal itu?" Kini giliran Anna yang melayangkan pertanyaan.

"Gue ama Dirga memang sepakat nggak mau publikasikan hubungan. Kan kalian tahu gue nggak suka perhatian." Jelas Taya penuh kebohongan.

Sakura dan Anna mendesah, mereka percaya saja dengan apa yang Taya katakan.

"Lo kan bisa cerita ke kita. Kita berdua sahabat lo tapi nggak tahu apa-apa." Ujar Anna membuat Taya merasa bersalah.

Merasa bersalah karena sudah berbohong kepada mereka.

"Lagian gue tahunya lo gamon." Sakura berseru kesal.
"Bagus deh lo udah waras dan milih Dirga sebagai pacar lo, dia nggak seburuk mantan lo yang itu tuh." Sakura, gadis Jepang itu memang tidak suka dengan Kevin sejak dulu, apa lagi ketika tahu bahwa Kevin berhasil membuat Taya sakit hati.

"Maafin gue, gue nggak maksud buat nutupin ini dari kalian." Taya berujar penuh arti dan rasa bersalah.

Anna tersenyum kepada sahabatnya itu, Sakura juga mendesah kecil melihat bagaimana Taya yang terlihat sangat merasa bersalah.

"Kalau lo sama Dirga, gue dukung banget. Orang itu bukan tipe cowok brengsek. Daffa juga bilang kalau Dirga nggak pernah dekat dengan cewek, makanya saat tahu lo pacaran sama Dirga, dia nggak percaya." Jelas Anna membuat Taya tersenyum kecil.

"Kalau Dirga bakal nyakitin lo nanti, nanti gue suruh Rey buat patahin tangannya." Ujar Sakura yang membuat Taya melotot tak terima.

Di sela-sela pembicaraan mereka, ponsel Taya bergetar, ada pesan dari nomor baru.

+628XXXXXXXXXX :Test

Taya : Siapa?

+628XXXXXXXXXX : Ini gue, Dirga

Taya : Oh, iya

+628XXXXXXXXXX : Di simpan nmrnya. Nggak lucu pacar sendiri tpi nggak tahu nmr hp.

Taya : Iya, bakal gue simpan.

Taya tersenyum kecil, hal yang membuat Sakura dan Anna terdiam dan menatap sahabat mereka itu penuh arti.

"Dari Dirga ya?" Tanya Sakura menebak, hal yang membuat Taya tersentak.

"Apa?"

Anna menunjuk ponsel yang di pegang Taya dengan gerakan kecil.
"Itu, chat tadi. Dari Dirga ya?"

Taya menggaruk kepalanya tak gatal, meringis kecil.
"Eh, Iya."

Sial, kenapa dia jadi kayak remaja yang baru mengenal pacaran sih? Kok hanya karena ketahuan chattingan sama Dirga dia merasa malu. Padahal itu hal yang biasa.

Ah, kan wajahnya jadi memerah.

■■■
-TBC-

Lalalala...
Gimana-gimana?
Apakah kalian menyukai part ini? Ayo, vote dan comment, juga nantikan perjalanan Dirga dan Naya. Eh, Taya maksudnya.

Destiny of Asgardian✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang