"Kak Taya keren banget nggak sih?"
"Iyaaa, gue aja sampai teriak denger kak Taya lantang banget kemarin."
"Huuuu, kak Dirga jadi bonyok, siapa sih cowok itu? Mau gue tendang ke dasar jurang."
"Katanya mantannya kak Taya, tapi nggak tahu sih."
"Dih anjir, mantan doang! Nyesel tuh pasti."
"Sekarang Dirga-Taya adalah Asgardian's couple!"
"Kak Taya galak-galak ngegemesin ya?"
"Nggak galak, kak Taya itu tegas."
"Kak Dirga juga sweet banget, gue pernah lihat mereka uwu bangettt."
Dirga yang saat ini berjalan bersama Nial dan Putra untuk masuk ke kantin mendadak jadi malu sendiri, wajahnya yang masih tertempel plester luka memerah karena sepanjang jalan dari kelasnya ke kantin, orang-orang membicarakan Taya dan dia. Untung saja dia datang bersama Nial dan Putra, kalau datang dengan orang-orang berisik kayak Naldi, Mirza ataupun Reki, oh pasti sekarang mereka akan menggodanya.
"Eeh itu kak Dirga."
"Kak Dirga walau luka-luka gitu malah makin ganteng ya?"
"Bener banget, kayak tokoh utama di film atau drama gitu. Yang jadi badboy idaman!!!"
Dirga tak ambil pusing dengan ucapan-ucapan para adik kelas, dia tetap memesan makanannya dan duduk di salah satu tempat duduk. Putra lagi memesan es teh.
"Lo sama Taya nggak berantem, kan?" Tanya Nial membuat Dirga menatap bingung cowok itu.
"Lo diam dari tadi.""Wajah gue sakit, lagi males ngomong." Jawab Dirga kembali sibuk menghabiskan nasi gorengnya.
"Kepikiran lo karena mukul mantannya?" Tanya Nial bertepatan dengan Putra yang ikut bergabung di tempat mereka.
"Lah, lo ngapain mikirin si kampret itu?" Tanya Putra bingung, cowok itu meminum es tehnya sebelum melanjutkan.
"Nggak usah dipikirin, Taya aja lantang banget teriak anjing ke orang itu.""Nggak, Nyet." Jawab Dirga tak ingin ambil pusing.
Nial mendengus tak percaya.
"Tra, si Taya nggak ada cerita gitu kalau dia marah ke Dirga atau gimana?"Putra yang ditanya seperti itu menatap Dirga sesaat, kemudian menggeleng.
"Dia nggak marah ke Dirga. Emang kenapa lo berdua, Ga? Berantem karena serangan mantan?""Astaga nggak. Gue dan Taya nggak berantem." Kata Dirga menegaskan.
Putra dan Nial saling pandang, kemudian kembali diam dan melanjutkan makannya. Namun Putra tak sepenuhnya mengabaikan itu karena dia tahu sesuatu, saat ini mereka pasti bingung sendiri, sebab Dirga dan Taya, keduanya sama-sama terjebak oleh permainan yang mereka mainkan sendiri.
Sedangkan Dirga yang bertingkah seolah tidak ada masalah apa-apa dan sibuk menghabiskan nasi gorengnya, nyatanya ia sibuk memikirkan apa yang ia rasakan saat ini.
Ucapan Putra waktu pertama kali ia membicarakan tentangnya dan Taya terngiang dalam benaknya lagi.
"Terserah kalian berdua. Gue ingatin aja sebelum terlalu jauh, jangan main api Ga, kebakar lo entar. Lo pikir Taya batu nggak bisa baper? Lo pikir lo robot nggak bisa jatuh hati? Kalau aja lo berdua kemakan perasaan sendiri, gue tepokin paling keras sambil ngakak guling-guling."
Sialnya, ia beneran jatuh hati. Dua bulan ini memerankan peran sepasang kekasih dan sudah terbiasa mengatakan jika gadis itu adalah pacarnya membuat ia terlanjur larut dalam peran yang ia mainkan.
Taya memang bukan tipe cewek kalem yang manis, bukan juga cewek cantik classy, bukan pula cewek imut yang ngegemesin.
Dia galak, tapi manis. Dia suka marah-marah, tapi lucu. Bahkan juga suka ngejambak rambut Dirga kalau cowok itu menggodanya berlebihan, tapi jadi ngegemesin.
Dirga suka.
Ah, jika sudah begini apa yang harus ia lakukan?
●●●
Icha mendatangi meja Taya ketika cewek itu sibuk mencatat materi yang sempat ia lewatkan selama kemarin mengurus CAY, gadis itu banyak ketinggalan pelajaran, jadi Taya suka mencuri-curi waktu agar bisa mengejar ketinggalannya."Taa.."
Panggilan itu membuat Taya mendongkak, namun hanya sesaat sebelum kembali melanjutkan kegiatannya menyalin catatan dari buku Intan.
Intan itu cewek kalem yang rajin nyatat pelajaran, tulisannya rapi dan jelas. Hal yang membuat Taya selalu meminjam catatan cewek itu sejak mereka sekelas jika Taya ketinggalan materi sesuatu. Kadang juga tanpa Taya minta, Intan akan mengatakan materi apa yang Taya lewatkan dan langsung meminjamkan bukunya.
"Kenapa, Cha?" Tanya Taya tak menoleh ke arah Icha.
"Lomba mading nanti hari keempat, lo bisa konfirmasi langsung ke Leo, dia yang nanganin bagian Jurnalistik."Icha tak menjawab, ia menatap Taya lurus sebelum berujar.
"Gue nggak ngomongin mading.""Oh ya, terus apa?" Tanya Taya masih sibuk mencatat.
Icha menatap Taya dengan pandangan tak terbaca.
"Attaya..." Panggilnya.
"Lo sadar nggak sih kalau masalah lo sama Kevin itu buat Dirga jadi kebawa-bawa?"Taya sedikit tersentak ketika teman sekelasnya itu berujar dengan nada tak enak di dengar. Taya menghentikan acara menulisnya, menatap Icha lurus.
"Sorry, urusan ama lo apa ya? Setahu gue ini nggak ada hubungannya ama lo."
Icha menatap Taya sinis, membalas dengan tak takut.
"Lo nggak tahu malu banget ya?" Taya mengeraskan rahangnya mendengar ucapan itu.
"Lo kalau masih ada kisah sama mantan lo, nggak usah sok macarin Dirga. Lo nggak lihat kemarin dia sampai bonyok dipukuli mantan lo? Tahu diri dong."Taya menatap Icha tajam.
"Kenapa jadi lo yang sewot?" Tembaknya membuat Icha tersentak.
"Keganggu lo sama hubungan asmara gue?""Gue hanya nggak suka kalau orang luar di bawa-bawa ke dalam hubungan lo yang belum kelar. Sadar nggak sih?" Kata Icha membuat Taya mendengus.
"Lo bisa ngaca?" Balas Taya tajam.
"Tahu apa lo sama kehidupan gue? Lo hanya orang luar yang tiba-tiba aja sok ngelabrak gue tanpa tahu kenyataannya gimana." Taya bangkit dari duduknya, hal yang membuat Icha mundur dua langkah.
"Sekedar infomasi buat ngepuasin rasa penasaran lo, gue sama Kevin udah kelar sejak lama. Jadi, lo nggak usah sok paling tahu disini.""Oh ya? Terus kenapa Dirga sampai dipukuli oleh mantan lo itu?"
Taya mendengus tak habis pikir.
"Kenapa nggak lo tanya sendiri ke Kevin kenapa dia mukul cowok gue? Gamon dia ama gue? Nyesel ninggalin gue?" Balas Taya membuat Icha berdecak tak suka."Lo—"
Taya menatap tajam kepada Icha.
"Gue nggak mau ngungkit masalah ini lagi, tapi lo benar-benar kelewatan batas karena udah berani ngusik kehidupan pribadi gue." Katanya memotong ucapan cewek itu.
"Untung banyak lo dengan nyebarin berita soal Dirga, gue dan Kevin di mading dua bulan yang lalu?" Tanya Taya membuat Icha terbelalak.
"Hanya anak mading yang punya kunci kaca mading, lo mau gue laporin klub mading dan ngungkit masalah itu lagi sampai di depan wajah Galang?"■■■
—TBC—Jadi, ayo kita kenalan dulu sama Icha di part selanjutnyaa!! Siapa Icha dan apakah benar Icha yang nyebarin berita Dirga-Taya-Kevin dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Asgardian✓
Teen Fiction[TELAH TERBIT] Cover by @jelyjeara_ ----- Sequel dari "Inchoate" ----- Asgardian High School adalah sekolah berstandar Internasional yang terbagi atas Asgardian Putra dan Asgardian Putri. Namun, tiba-tiba saja kepala sekolah memutuskan untuk menggab...