04

707 91 4
                                    




"Aku tak ingin anakmu chou!"

"Ceraikan aku!"

"Im yoona! jangan menyudutkannya,dia itu anakmu!! "

"Aku bukan ibunya! "

"KAU! "

Plak!

Tzuyu meringkuk ketakutan, suara-suara  teriakan itu berulangkali melintas di pendengarannya seperti radio rusak yang begitu memuakkan. Kepalanya seperti dihantam ribuan palu ketika suara itu semakin keras. Menghujam ingatannya berkali-kali. Luka itu masih sama. Rasa masih sama saja. Menyakitkan.

"Akh!" Erang Tzuyu, ketika suara itu mulai merambat di seluruh ruangan. Menggema.

Tzuyu mencoba berdiri, tangannya tak henti meremas rambutnya kuat agar rasa sakit bisa ia redam. Tertatih, ia berjalan sembari memegangi dinding agar tak ambruk sebelum sampai di meja kamar mandi. Obat. Tzuyu butuh obat penenang sekarang.  Dia harusnya meletakkan obat itu di nakas, sekarang ia harus mengeluarkan tenaga ekstra agar sampai di kamar mandi dengan cepat sebelum suara itu mengusai pikirannya.

Crekk!!

Tangan tzuyu membuka  botol pill penenang tergesa. Tiga buah pil ia telan sekaligus, kakinya lemas dan kesadarannya mulai menghilang.Tubuh tzuyu ambruk dilantai marmer, kemudian gelap.
    

....

Samar Tzuyu mendengar suara lembut milik Dahyun, yang mengomel pada Sana.

"Baiklah aku akan ambil bubur dulu"itu suara Sana dengan logat Korea fasih. 

"Tzuyu-ya" Lirih dahyun yang terdengar begitu menyedihkan ditelinga Tzuyu.  Mata mereka bersitatap. Sayu dan begitu lemah. Dahyun sampai tak tega melihat kondisi gadis itu. Sebab beberapa menit sebelumnya semua masih baik-baik saja.

"Chou Tzuyu, kenap-"

"Dahyun-ah"Dahyun tersenyum lega dan menyambut tangan tzuyu yang terulur meminta bantuannya.

" Tidur saja,"perintahnya meski dia tetap membantu tzuyu untuk duduk.Tzuyu menggeleng.

" Aku ingin minum."Dahyun dengan sigap menyerahkan air putih.

"Tzuyu-ya! akhirnya kau bangun, ini aku bawakan bubur " Sana meletakkan nampan itu di paha dahyun.

Sana ikut duduk di samping Dahyun dan memeluk Tzuyu erat. Posisi sana lebih dekat dengan Tzuyu jadi ia tak perlu banyak bergerak untuk menggapai tubuh mungil Tzuyu.

"Cepat sembuh ya, jangan sakit seperti ini, kamu tahu aku seperti orang kesetanan saat dahyun berteriak dari kamarmu. Kami panik, Tzu"

"Untung dubu ke kamarmu tadi malam, kalau tidak, kami pasti tidak tahu kalau kamu pingsan"lanjut sana, ia mengecup pipi Tzuyu singkat sebelum mempersilahkan Dahyun menyuapi gadis itu.

Tzuyu hanya mengangguk patuh saat sana memintanya untuk duduk saja di kursi  taman di samping danau. Matanya menatap riak air danau berwarna hijau kebiruan itu. Tawa Tzuyu terdengar lepas ketika Sana tak sengaja menjatuhkan ponselnya ke danau. Sana panik.

Ia menyuruh penjaga di sana mencari ponselnya yang tenggelam. Untung saja tak berapa lama setelah itu penjaga muncul  kepermukaan dengan ponsel yang sudah mati ditangannya. Sepertinya penjaga disini sangat hebat dalam menyelam terbukti saat mengambil ponsel sana tadi, penjaga itu tak menggunakan alat bantu pernapasan apapun. Dahyun mengejek kelakuan sana yang anti mainstream, hanya karena 1 ponsel ia menyuruh penjaga itu menyelam.

Love Me (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang