07

626 64 8
                                    

"San,aku nggak lumpuh. Kamu nggak lihat kaki aku sehat-sehat aja." Sana mendelik tetap mendorong kursi roda ke arah ranjang Tzuyu.

"Pakai kursi roda bukan berarti kamu harus lumpuh dulu,ini namanya penghematan energi."

"Kalau mau cepat sembuh harus nurut." Imbuh Dahyun dengan wajah judesnya. Gadis barista itu langsung kehilangan mood saat Tzuyu akan mengembalikan kuas itu jika dia punya waktu. Mungkin.bulan depan atau bukan satunya lagi. Setelah sehat dia punya banyak jadwal. Serta beberapa pertemuan penting untuk membahas pembatalan solo konsernya di LA.

"Kalau kamu makin ngambek,aku nggak bakalan balikin tu kuas. " Ancamnya. Dahyun membuang muka seolah tak peduli padahal  Tzuyu yakin ada teriakan dan makian di kepala gadis itu di tujukan untuknya.

"Udahlah,Dahyun ngambeknya nggak akan lama. Ayo,Tzu." Tzuyu mendelik kesal,Dahyun mendengkus kasar. Mereka akan begitu hingga beberapa jam ke depan lalu berbaikan lagi.

"Kita ke taman kan?"

"Iya Chou Tzuyu."

"Jangan jauh-jauh,aku nggak terlalu suka suasana di tempat ini."

"You'll like it." Sana meyakinkan.

Lorong,ruang pasien lain,kursi tunggu yang tak pernah kosong. Lantai marmer putih mencerminkan kebersihan rumah sakit,lampu yang tak kalah terang dari masa depan Sana. Pun bangunan yang kokoh dan apik. Benar-benar membuat pasien yakin mereka akan sembuh setelah keluar dari rumah sakit ini. Tzuyu tak memungkiri tempat ini sangat meyakinkan dan nyaman dalam artian lain. Tapi itu tetap tak bisa membuatnya betah. Dia tak suka baunya. Tak suka para manusia yang menunggu dengan harap cemas keluarganya di ruang rawat. Tak suka dengan emosi yang di berikan para manusia yang ada di sana. Begitu menakutkan dan memuakkan.

"Bisa lebih cepat nggak,San?" Desak Tzuyu. Jemari tangan kiri mengetuk sandaran tangan kursi roda tak sabaran. Kakinya bergerak tak beraturan. Sana mendesah lelah.

"Kamu dorong aja sendiri kalau mau cepat." Tzuyu mendelik tajam.

"Emang kenapa,sih?!"

"Aku nggak suka lama-lama di sini,kamu lihat nggak mata orang-orang yang ngeliatin kita?" Sana mengikuti arah pembicaraan Tzuyu. Ada beberapa keluarga pasien yang menatap iba ke arah mereka.

"Well,itu sedikit menganggu sih tapi ITS okay. Kamu nggak tergantung pikiran mereka kan?"

"Aku ke ganggu! Gara-gara kursi sialan ini! Udah aku bilang kan..."

"Eits! Udah, Tzu. Nanti darah tinggi Lo kumat. Udah ya,terima aja. Let it flow ." Tzuyu mengumpat. Menahan emosinya sebisa mungkin,agar tak terjadi keributan atau dia akan membunuh sana saat ini juga. Lalu karirnya hancur dan selesai. Cerita selesai.

"Cepetan!"

"Iya! Tuan putri."









Love Me (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang