Hari ini adalah hari yang spesial. Member termuda dari grup berulang tahun, hal yang paling ditunggu-tunggu karena para kakak tertua sudah menyiapkan sebuah surprise kecil-kecilan.
Yeonjun—yang lebih tua mengerutkan kening, menatap heran ke arah pintu kamar dari seseorang yang sedari tadi ditunggu-tunggu kehadirannya.
"Ke mana dia? Tumben sekali belum keluar." Beomgyu berucap dengan kedua tangan yang menopang sekotak kue.
"Kai tidak pernah tidur selama ini, apakah dia sangat kelelahan?" ucap Taehyun heran. Selama menjadi roommate Kai, anak itu tidak pernah tertidur sampai jam 9 siang walaupun kelelahan, paling telat pun jam 8.30.
"Bagaimana kalau kita tunggu sambil duduk saja? Jika ada tanda-tanda kehadiran Kai kita kembali pada posisi." Sang leader menengahi, karena dirasa ucapan Soobin ada benarnya, ketiga member lain mengangguk paham.
Jarum jam menunjukkan pukul 9.35, Soobin melirik ke arah pintu kamar Kai berkali-kali,ia merasa ada yang tidak beres—Soobin khawatir.
"Sudah 35 menit lamanya kita menunggu, kenapa anak itu belum juga keluar?" Yeonjun kemudian membuka toples snack kering, perutnya lapar.
"Ayolah aku ingin kuenya!" Beomgyu berujar sedikit kesal, menatap kue berbentuk Ryan itu dengan mata sendu, ia juga bingung dan khawatir kepada Kai, tapi entah mengapa kuenya lebih menarik perhatian.
"Tunggu sampai jam 10, jika Kai benar-benar belum keluar, maka salah satu diantara kita harus memasuki kamarnya." Ucapan Taehyun sukses mengalihkan atensi tiga member lain.
"Oke setuju, masih ada waktu? aku ingin ke toilet." Yeonjun berdiri dari duduknya,berlari kecil menuju toilet tanpa menunggu persetujuan.
Mereka diam akan keheningan. Taehyun tengah terfokus pada ponselnya, begitu pun Beomgyu. Sementara Soobin sibuk melirik ke arah jarum jam dan pintu kamar seorang Hueningkai, kakinya bergerak tidak nyaman. Di kepalanya mulai muncul pikiran yang tidak-tidak, tapi Soobin hanya diam—takut jika ia mengutarakan kekhawatirannya semua member malah menjadi panik.
Soobin menyerah. Ia berdiri, kaki jenjangnya ia bawa berjalan menuju kamar Hueningkai yang masih tertutup rapat.
"Kak Soobin ingin masuk?" Pertanyaan Taehyun membuat Soobin membalikkan tubuhnya, lalu mengangguk mantap.
Soobin meraih gagang pintu—tidak terkunci, pria jangkung itu mendorongnya perlahan agar terbuka, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah gelap, tidak ada pencahayaan masuk. Hueningkai bahkan tidak membuka tirainya.
Soobin berjalan menuju kasur Hueningkai, dilihatnya ada gundukan besar di bawah selimut yang tergulung. Soobin bisa menebak bahwa itu merupakan seseorang yang sedari tadi ia tunggu.