Our Summer

470 49 1
                                    

[ KaiGyu ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ KaiGyu ]

Written by : iceuscream Twitter : sundeiight

---


Tak ada hal yang menjadi favoritnya selain hembusan angin di musim panas. Walaupun terik matahari terasa membakar kulitnya, niatnya untuk menetap disini takkan pernah urung.

Lelaki itu sesekali membuang pandangannya, bila dirasa objek yang diamatinya sadar dan ikut menolehkan wajah ke arahnya. Dengan cepat ia kembali masuk ke dalam toko buah, bersembunyi di antara gunungan semangka dan melon.

Ia menyukai musim panas. Musim dimana dirinya bisa menghilangkan rindu terhadap lelaki itu—ia menyebutnya lelaki matahari. Berbeda dengan musim lainnya, ia takkan pernah menemukan lelaki itu dimana pun. Bahkan pernah di musim semi, ia menelusuri seluruh titik daerah yang ia tinggali, hasilnya pun sia-sia. Ia takkan pernah bertemu lelaki matahari, namun beruntungnya musim panas berkata lain.

Sebenarnya bukan hembusan angin musim panas yang membuat senyumannya mengembang. Dirinya pun merasa tak nyaman berada di luar toko, cuacanya panas sekali.

Tapi, lelaki matahari itulah yang berhasil membuatnya penasaran. Selalu saja ia dibuatnya terduduk di depan toko dengan dalih membaca buku. Padahal matanya terus-terusan mengintip sementara tulisan di bukunya tak pernah ia pedulikan.

Ia tidak tahu pasti, alasan mengapa lelaki itu hanya bisa ditemukan di musim panas. Kenapa tidak datang di semua musim saja? Kadang ia berpikir laki-laki ini menyusahkan juga.

Oh! Lelaki itu datang. Dengan sigap pakaiannya dirapikan, wajahnya ditepuk beberapa kali agar sadar dan tak gugup, tubuhnya berdiri kaku bahkan jantungnya hampir lupa cara berfungsi. Pintu toko terbuka berbarengan dengan senyum lelaki itu yang selalu menjadi hal yang didambakannya, sekaligus membuat dadanya dipenuhi degupan keras yang tak beraturan. Lelaki itu mengitari seluruh ruangan, tangannya memilah dan memilih jenis buah-buahan yang sudah dihafal betul oleh si penjaga toko.

Hari ini Sabtu, lelaki itu pasti akan mengambil pisang dan apel. Setelah dirasa selesai, lelaki itu membawa seluruh buah pilihannya dan berjalan ke arah kasir. Pipinya mulai terasa panas, Ia tak siap bila harus berhadapan lagi.

Benaknya benar-benar ingin mengenal lebih jauh. Walau hanya saling mengenalkan nama, itu lebih dari cukup.

"Berapa total semuanya?" Pertanyaan yang dilontarkan dari mulut sang lelaki sontak membuat fokusnya buyar, tangannya rusuh mengambil buah-buah dan memasukkannya ke plastik belanja. Niatnya untuk berkenalan tiba-tiba melayang begitu saja. "Ah— E-empat belas ribu won," ucapnya gugup, disodorkannya plastik itu ke arah sang lelaki.

Senyuman hangat kembali terukir di wajah lelaki matahari, lalu tangannya segera meletakkan uang yang sejumlah dengan total belanjaan. "Terima kasih." Si pengagum rahasia tak berani melihat senyumannya, dirinya tak bernyali besar.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang