The Love Expert

541 56 2
                                    

[ SooKai ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ SooKai ]

Written by : @ GodHyuka (twitter)

---


"Dari mana aja? Dari tadi aku cariin." Cowok yang satu ini kerap kali datang mengeluh padaku. Aku ingat terakhir kali dia datang sekitar sebulan yang lalu dengan air muka yang masam, rambut cokelat tuanya tampak sedikit berantakan. Dan kalian tahu kenapa dia terlihat seperti tikus yang baru saja lolos dari tumpukan jerami? Dia baru saja ditinggal sang kekasih yang ia pacari sekitar dua minggu yang lalu. Kemudian datang padaku berharap menemukan pacar baru secepat kilat, padahal aku bukan biro jodoh.

Bukan kali ini saja. Hampir seantero penghuni sekolah mengenalku sebagai si pakar cinta, padahal aku sendiri pun belum pernah berpacaran. Aneh. Mereka percaya kalau nasihat yang keluar dari bibirku akan memberi anugerah tersendiri pada kehidupan asmara mereka. Rumor konyol semacam ini pasti punya sumber tersendiri, bukan? Tapi daripada membahas asal-muasal bagaimana aku marak dibicarakan orang lain, aku lebih memilih membahas bagaimana yang satu ini membangunkan kupu-kupu di dalam perutku.

Biar kuberitahu dulu. Namanya Choi Soobin. Dia berasal dari salah satu keluarga terkaya di Gangnam dan dia disukai banyak orang. Dia tipe yang gampang bergaul dan dijuluki karakter yang keluar dari komik. Sejujurnya, aku tidak menyangka bahwa pria sesempurna pemuda Choi akan datang padaku seraya membawa satu kaleng soda di sebelah kiri tangannya, sedang sebelah kanan mendekap bola basket. "Kamu punya waktu sore nanti?" Ia menjulurkan minuman tersebut yang lantas kuterima segera. "Aku kira, kita perlu bicara berdua saja."

Ini memang bukan yang pertama kali, tetapi aku terus-terusan merasa tidak tenang, aku itu sama saja dengan mereka yang mencintai keindahan dan tidak munafik kalau aku mulai jatuh pada Soobin sejak pertama kali ia datang padaku. Jadi, sebisa mungkin aku menahan diri sebab aku tahu Soobin sudah punya target teman kencan sendiri di sekolah.

Kaos putih polos yang aku kenakan mungkin akan jadi pilihan yang tepat, aku dengar pria akan terlihat lebih tampan dengan gaya pakaian begini. Aku tidak tahu di mana letak perbedaan antara aku hari ini dan kemarin, tapi aku menurut saja. Aku juga tidak ingin terlihat berlebihan di hadapan pemuda Choi dan berakhir malu. Kemudian tubuhku kutegapkan sekali lagi di pantulan cermin sebelum beranjak mematikan lampu, menutup daun pintu kamar sewaku, dan menuju lokasi yang sudah Soobin sebutkan melalui pesan singkat.

Kalau melihat tubuhnya yang tegap, lesung di kedua sisi pipinya, gigi kelinci, mata yang menawan, tawanya yang terdengar renyah, dan juga karismanya yang memancar tatkala ia bersuara, aku sempat menduga jika pria ini tidak akan menemui kesulitan dalam hal percintaan. Aku yakin sekali siapapun yang dikencani tidak akan masalah kalau Soobin punya dua atau tiga selir lain, asalkan dia bisa memiliki si sulung keluarga Choi. Tapi tatkala ia datang padaku waktu itu; bercerita seperti aku adalah lembar kertas diari, di situlah aku menyadari bahwa Soobin juga punya resah yang lebih besar dari yang orang lain duga.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang