Guys jangan lupa coment ya, aku tuh suka baca coment kalian loh😣
Udahlah lupakan,
Selamat membaca♥.
.
Setelah keluar dari toko kue Peter membuka ponsel nya guna memeriksa apakah ada email masuk. Sebab dirinya sedari malam tidak membuka ponsel karna tertidur setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan nya.
Melangkah pelan agar dirinya tak menabrak orang lain saat sedang sibuk menatap ponsel dengan menunduk. Namun, walau sudah melangkah sepelan mungkin dengan posisi kepala menunduk tak memungkiri bila ia menabrak seseorang.
Ponsel yang awalnya berada di genggaman kini sudah terhempas di jalan. Dengan cepat seseorang yang ia tabrak mengambil nya dan memberikan pada nya.
"Maaf aku tak- Sam?"
Lelaki dengan rambut dikuncir itu terkejut. Dia mendekat dan memeluk Peter erat.
"Kau apa kabar?"
Peter tersenyum dan menepuk punggung Sam pelan. Tidak percaya jika ia akan bertemu lagi dengan teman masa kecil nya di Australia. Sam namanya.
"Baik, kau kenapa ada di korea?"
Pertanyaan Peter membuat Sam tertawa, mereka berteman saat kecil dulu. Namun Sam tiba-tiba menghilang entah kemana saat Peter ingin mengajaknya bermain. Maklum, anak kecil tidak mengerti dengan kepergian seorang teman secara mendadak, Peter pikir Sam sudah tak mau lagi berteman dengan dirinya.
"Mau ke cafe? Biar ku ceritakan."
.
.
Mereka berdua memilih tempat duduk di sudut cafe, tujuan nya agar mereka tak terganggu dengan pengunjung lain.
Sam mengeluarkan ponsel dan memberikan nya pada Peter. Mengerti dengan maksud Sam, Peter segera melihat isi ponsel teman nya itu.
Alis nya bertaut, memahami kata demi kata hingga akhirnya kepala nya mengangguk tanda ia paham. Kemudian tersenyum dan menggeleng.
"Tak kusangka. Perusahaan yang kau kelola bekerja sama dengan perusahaan yang aku kelola, Sam."
Sam tertawa. Tak menyangka bila mereka berdua akan menjadi orang sukses. Dulu mereka hanya anak kecil yang tak memiliki cita-cita dan harapan. Anak yang ditelantarkan dan ditinggalkan oleh orang tua mereka.
Peter menggeleng tak percaya. Sungguh, takdir yang Tuhan berikan mengubah dua anak kecil yang tak ingin bermimpi kini menjadi orang sukses yang membanggakan.
Mereka berdua tak menyangka. Ya, kehidupan akan berputar seiring berjalan nya waktu. Merubah sikap dan sifat jelek mereka dulu. Merubah pikiran mereka. Kini mereka tertawa. Bukan, bukan menertawakan masalalu. Tapi tertawa bahagia akan takdir baik yang mereka terima.
"Aku sempat tidak terima dengan mereka, tapi ku pikir lagi mereka membutuhkan penerus. Mereka menganggapku sebagai anak sendiri. Aku bahagia."
Pernyataan Sam membuat Peter tersenyum bahagia. Teman kecil nya ini akhirnya menemukan kebahagiaan nya. Tidak seperti dulu saat mereka masih kecil, Sam bercerita selalu tidak diperdulikan oleh kedua orang tua kandung nya.
Ya, mereka bercerita di lapangan panti saat Sam baru datang dan mengajak Peter berkenalan. Peter yang peka dengan ekspresi Sam saat itu mencoba menjadi pendengar yang baik untuk Sam menumpahkan segala kesedihan yang pemuda itu pendam.
Tidak dipungkiri Peter pun merasa sedih dengan keadaan Sam saat itu. Bagaimana anak berumur 12 tahun di telantarkan oleh kedua orang tua nya dan ditinggalkan di jalan. Beruntung orang panti melihat nya dan membawanya ke panti.
"Oh iya, jangan panggil aku Sam. Namaku Hwang Hyunjin."
Peter terkejut, teman kecil nya ini sampai mengganti namanya. Apakah dia ingin melupakan masalalu nya dan membuat lembaran baru disini?
"Nama mu sangat bagus. Cocok dengan dirimu yang tampan sekarang."
Ucapan Peter membuat Hyunjin memukul pelan kaki Peter. Hal itu membuat Peter meringis dan bertanya, kenapa Sam--Hyunjin terlihat sangat lebay sekarang?
"Kau diadopsi setelah aku pergi?"
Peter mengangguk, memang benar tak lama kepergian Hyunjin yang tiba-tiba. Ia diadopsi oleh sepasang suami istri yang sedang berlibur di Australia.
"Kau mengganti nama?"
"Tidak, Namaku tetap Peter Park dan Park Jisung."
"Apakah keluarga yang mengadopsi mu bermarga sama dengan mu?"
"Tidak, hanya saja aku meminta izin untuk tidak mengganti marga. Dan mungkin suatu saat nanti aku akan berganti marga yang sama dengan mereka."
Hyunjin mengangguk. Tak apa, yang penting teman nya sudah merasa bahagia sekarang. Itu sudah cukup untuk mereka yang mempunyai masalalu yang menyedihkan.
Satu jam berlalu dengan mereka bernostalgia hingga akhirnya Hyunjin pamit karna akan ada pertemuan dengan klient nya dan Peter pun sama.
"Tetaplah bahagia dan carilah pendamping, kau sudah tua."
"Aku hanya dua tahun lebih dari mu, kau harusnya memanggil ku, Hyung. Dan aku sudah memiliki kekasih tau."
"Ya ya sana. Hati-hati."
"Ya, kau juga."
Mereka akhirnya berpisah dan tak lupa bertukar nomor agar jika mereka membutuhkan satu sama lain tidak begitu sulit.
Tbc
Sam a.k.a Hwang Hyunjin
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING [jichen] END
FanfictionAku tidak butuh menjadi cinta pertama mu, yang aku butuhkan adalah menjadi yang terakhir. • sebelum baca ini silahkan baca Snow December dulu.. BxB!