Keheningan kembali melingkupi ruang keluarga Tuan Park. Bukan tanpa alasan keheningan ini kembali tercipta disana. Salah satu sebab yang akan membuat kalian terkejut.
Enam orang yang duduk dengan rasa tegang pun menjadi salah satu keheningan, dimana salah satu dari mereka menatap tak percaya akan hal ini.
Duduk berhadapan dengan orang yang sangat dia rindukan adalah keinginan terbesar, namun apa yang dilihat nya ini terasa nyata tapi kabur. Bagaimana penampilan serta tatapan bingung itu menatap nya.
Tuan Park menahan napas nya beberapa saat, saat sosok itu masuk ke dalam rumah nya. Jantung nya berpacu begitu cepat saat bersitatap dengan seseorang yang sangat dia rindukan.
Lidah yang terasa kelu saat ingin membuka suara. Pertanyaan-pertanyaan yang seperti benang kusut di kepala nya pun tak mengalihkan pandangan nya pada sosok itu.
Lelaki berdimple yang duduk di samping sosok itu mengusap wajah, jantung nya pun ikut bertalu cepat. Sedang lelaki manis yang sedang mengandung itu tak henti menatap sang suami khawatir.
Chenle yang memang duduk dekat Taeyong mencoba menenangkan sang kakak walau dirinya pun diliputi banyak pertanyaan. Bahkan wajah nya sangat terlihat menunjukkan keingintahuan lebih saat menatap Jaehyun di sana.
"Dia anak angkat kami."
Semua mata disana sontak membulat tak percaya, tidak dengan Taeyong yang diam menunduk dia memilih memilin baju daripada ikut serta dalam pembicaraan ini.
Tuan Park dan Nyonya Park sangat terkejut akan kalimat yang mereka terima. Mata yang semula kosong kini dipenuhi dengan tatapan yang tak bisa dibaca.
Rematan tangan dari sang istri membuat Tuan Park menolehkan kepala dan ikut membalas rematan itu. Seolah berkata mereka sama-sama terkejut dan tak percaya.
Chenle pun diam mencerna kalimat yang diucapkan Jaehyun tadi. Ikut menunduk seperti Taeyong.
Helaan napas yang keluar dari mulut Jaehyun membuat seseorang yang duduk disamping nya menoleh. Melihat keadaan sang ayah.
"Ayah kau tak apa? Dan mereka siapa?"
Pertanyaan itu membuat Tuan Park menatap nya dengan tatapan sendu, terlihat dari raut yang ditunjukan lelaki tua itu.
Bukan apa, dia merasa risih jika terus di tatap seperti itu. Dia pun mengalihkan mata nya menatap lelaki manis dekat dengan eomma nya.
Dia lihat bagaimana lelaki manis itu menunduk seperti eomma nya yang diam tak membuka suara sedikitpun. Matanya menatap surai hitam itu lamat, dia ingin memeluk tubuh mungil itu namun sekarang bukan lah waktu yang tepat.
Ini ada apa? Kenapa Chenle bisa disini? Dan kenapa mereka semua menatap dia sendu? Dan siapa kah kedua orang yang duduk dihadapan nya? Kenapa eomma nya menunduk begitu lama?
Banyak pertanyaan di kepala nya. Bahkan tak ada satupun yang terjawab jika mereka hanya diam. Dia tak tahan dengan keheningan yang terasa menyesakkan ini.
"Ayah, sebenarnya ada apa?"
Jaehyun menatap sang anak sebentar lalu menatap ketiga orang yang memang seharusnya tahu mengenai sosok di samping nya ini. Dia akan mengungkapkan nya sekarang walau Taeyong tak suka sekalipun.
"Dia anak kami. Peter Park, dia kami besarkan tanpa sepengetahuan kalian." ucap Jaehyun sambil menatap Tuan Park, Nyonya Park dan Chenle.
Chenle mendongakkan kepala guna menatap Jaehyun dengan bingung. Begitu pula dengan Tuan Park dan Nyonya Park.
"Aku dan Taeyong sempat berlibur ke Australia, tepatnya saat setelah pernikahan kami. Aku dan Taeyong berkunjung ke panti asuhan di pinggir salah satu kota di Australia, kami datang dengan tujuan ingin menghibur dan bermain dengan anak-anak disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING [jichen] END
FanfictionAku tidak butuh menjadi cinta pertama mu, yang aku butuhkan adalah menjadi yang terakhir. • sebelum baca ini silahkan baca Snow December dulu.. BxB!