8

2K 322 15
                                    

Jaemin selalu datang ke rumah Chenle setiap pagi. Ya, setiap pagi. Sudah beberapa minggu dia sering ah tidak dia selalu datang tepat jam 8.

Alasan nya hanya satu, ingin mengantar Chenji ke sekolah. Chenle sudah menolaknya takut jika itu akan menganggu aktivitas lelaki Na tersebut. Namun tak di hiraukan nya, Jaemin tetap datang dan mengantar jemput si kecil.

Ini sudah memasuki minggu ke 4 yang mana terhitung sudah satu bulan Jaemin selalu ke rumah nya. Membawakan sarapan untuk si kecil dan juga Chenle.

Chenle bahkan sudah tak lagi menolak pemberian Jaemin, sebab dia selalu kalah. Chenle yang menolak tapi si kecil menerima dengan tatapan binar nya.

"Mom kaos kaki Chenji yang bergambar tikus mana?"

Pagi ini sedikit berbeda dari biasanya. Karena Chenle yang terlambat bangun sebab dirinya semalam membuat kue yang belum pernah dicoba nya.

Suara derap kaki terdengar di telinga si kecil. Menengok melihat mom nya yang sudah rapih menenteng tas dan kaos kaki nya.

Segera dipakai oleh si kecil saat Chenle memberikan kaos kaki berwarna abu tersebut pada anaknya. Dan berlalu begitu saja menuju dapur, mengambil kotak bekal diatas meja tadi dia sudah memasakan bekal untuk si kecil.

Setelah beres Chenle dan si kecil keluar dari rumah sambil bergandengan tangan setelah mengunci pintu. Hari ini Jaemin mengabari tak bisa mengantar Chenji sekolah karna sedang ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan.

Chenle tak masalah, sebelum ada Jaemin dia selalu mengantar Chenji dengan menggunakan bus. Halte bus cukup dekat hanya berjalan sekitar 5 menit mereka sudah sampai di halte.

Sesampainya di sekolah Chenji mencium tangan mom nya. Chenle kemudian mengecup pucuk kepala si kecil, lalu melambai saat teman si kecil menghampiri dan mengajak masuk bersama.

Langkahnya kembali dibawa menuju halte, dia harus segera membuka toko. Jeongin izin untuk datang terlambat karna memiliki jam kuliah pagi sekitar pukul 10 nanti baru si rubah itu datang.

Sekitar 10 menit Chenle sudah sampai di toko. Membereskan meja dan kursi yang dibalik serta mengelap nya. Menyiapkan beberapa kue yang sudah habis.

Sampai akhirnya suara lonceng membuat Chenle kembali ke meja kasir, sedari tadi dia berada di dapur.

Apron cokelat muda nya menempel di tubuh dengan sedikit noda bekas tepung. Chenle tak menyadari itu, dia harus melayani pelanggan terlebih dahulu.

Saat sudah berada di meja kasir senyum nya dia terbitkan. Menatap seseorang yang juga tengah tersenyum padanya. Sudah pukul 12 siang namun Jeongin belum menampakkan dirinya, kemana anak itu?

"Greentea dan brownis."

Chenle sedikit tak paham dengan orang dihadapan nya ini. Kenapa dia tak memakan makan siang di restaurant atau tempat yang menyajikan nasi.

"Kenapa kau tak makan siang dengan nasi? Apa cukup hanya memakan kue?"

"Sebenarnya tidak, tapi cukup menyenangkan makan di toko kue."

"Baiklah terserah kau saja. Sana tunggu."

Setelah dapat pengusiran halus dari Chenle, Peter yang menjadi pelanggan disiang hari itu duduk di tempat yang sama seperti saat kejadian Chenji menunjukkan hasil gambar nya.

Peter masih memikirkan itu. Tapi dia benar-benar tak tau harus bagaimana, dia menyukai Chenji dia juga menyukai ah tidak mencintai lelaki manis itu. Namun sekali lagi, dia masih memikirkan ayah dari si kecil.

Dia bahkan masih ingat cara mereka bertemu. Si kecil yang berlari dan memeluk kaki nya sambil memanggil dad. Dihari pertama kali dia datang ke Korea.

SPRING [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang