Shasa POV
Hari ini aku di kejutkan dengan kedatangan bunda dan ayah ke rumah, perang terjadi pagi ini, dimana bunda memaki maki bahkan menampar suamiku.
Aku hanya bisa diam melihat ini, tanganku di genggam kuat oleh tea, tea menangis kejar sekali di pelukanku.Sungguh aku gak bisa liat kejadian ini.
"Mau kamu tuh apa sih Lee??"kata bunda.
"Kamu lupa sama janji kamu? "Lanjut bunda agak meninggikan kembali nada bicara nya.
"Ale minta maaf bun"kata ale dengan menundukan kepala.
"Ingat kamu punya anak masih mau main gila sama perempuan lain hah? Inget umur lee, inget shasa, kurang apa sih shasa? Dia mau loh nikah sma kamu, dia mau ngandung anak kamu, bahkan shasa mau ngelahurin anak kamu!! " Bentak bunda.
"Ale gak mgapa ngapaun bun sama mika"kata ale membela diri.
"Udah udah bun!, gak enak sama tetangga disini, kan kita ke sini mau jenguk shasa" Lerai ayah.
Alhasil bunda masuk ke dalam kamar yg ada di rumah ini. Aku pun mendekati ale. Ada air mata diwajahnya.
"Sya, bawa tea ke teras dulu yah! " Kataku menyuruh rasya membawa tea.
"Udah gpp" Kataku sambil mengelus punggung ale.
"Aku durhaka banget yah jadi anak?? " Tanya ale lirih tapi aku mendengarnya.
"Enggak kok kamu anak yg baik,hanya sekarang di kasi cobaan aja dulu, kamu juga imam yg baik banget buat aku, selalu ingetin aku sholat 5 waktu" Balas ku.
"Maafin aku yah sha" Katanya sekarang dengan menatapku.
Benar ale benar benar menangis, aku hanya membalasnya dengan senyuman. Aku gak mau bilang kamu aku memaafkannya, aku jg gak mau bilang kl aku membencinya bahkan tdk sama sekali.
"Sekarang ke kamar dulu, tenangin diri kamu, sholat sekarang udah mau waktu ashar" Kataku. Ale mengangguk dan pergi ke kamar.
"Kamu gak ikut?? "Kata ale dengan mengeluarkan kepalanya dari kamar.
" Iyah ikut"kataku dan menghampiri ale.
***
"Makan malem mau masak apa bunda? " Tanyaku ke bunda. Saat ini aku ada di kamar bunda sedang menaruh barang bunda ke lemari.
"Bunda ada bawa rendang, nanti kamu panasin aja yah" Kata bunda dan aku menangguk.
"Sha maafin ale yah" Kata bunda.
Deg! Perasaan apa ini,kenapa bunda yg harus minta maaf.
"Maksud bunda apa yah? " Tanyaku.
"Maafin ale udah nyakitin hati kamu" Kata bunda.
"Gpp kok bunda, masa lalu kan memang mudah untuk datang kembali" Kataku.
"Kamu tuh bener bener baik deh hatinya, gak nyesel dl bunda tetanggan sama kamu" Kata bunda.
"Haha" Tawaku.
"Kl ada sinetron nih bunda, judulnya nanti 'tetanggaku mantuku' " Candaku agar tdk terlalu larut dalam masalah ale.
"Hahaha bisa aja kamu, udah kamu sana panasin rendang aja!, bunda aja yg beresin ini, udah selesai tuh ayahmu sholat pasti laper dia" Kata bunda dan aku mengangguk.
Di meja makan hanya ada keheningan yg menimpa, bahkan kadang suara adu sendok dan garpu saja yg terdengar.
Ini aneh, itu yg aku rasakan. Aku sudah memaafkan ale tapi mungkin bunda belum."Tea udah yah makannya" Kata tea membuka suara.
"Blm abis loh itu" Kata ayah.
"Kenyang yah, tadi aku nyemil buah sebelum makan" Kata tea.
"Ywdh kl kenyang, nanti kl laper makan lagi yah" Kata bunda.
"Rasya jg udah deh ya bunda" Kata rasya.
"Loh kok kamu udah sih? " Tanyaku.
"Gpp lagi gak nafsu aja ka" Katanya.
"Enggak rasya harus makan yah, kan di sini rasya tanggung jawab kaka jadi kaka harus jagain rasya biar gak sakit" Kataku.
"Okey,3 suap lagi aja yah" Katanya dan aku mengangguk.
Dari tea pergi ke kamar meninggalkan meja makan, semua kembali hening kembali. Tak ada yg berbicara, aku ingin sebenarnya membuka suara tapi aku merasa agak gugup. Entah itu kenapa.
Setelah bunda dan ayah selesai makan dan kembali ke kamar, di meja makan hanya ada aku dan ale. Ale hanya melihatku yg sedang membereskan piring, bukannya di bantuin jg.
"Kamu lama lama chubby deh sha" Kata ale.dan aku hanya tersenyum tipis sambil menatapnya.
"Aku serius, gemesh tau liat kamu kl chubby" Kata ale.
"Iyah" Balas ku.
Sampai aku mencuci piring pun ale hanya menatapku.sekarang aku benar benar merasa tdk nyaman jk diliatin seperti itu, tatapan ale itu tajam, entah itu menawan atau menakutkan.
"Jangan liatin aku gt, aku takut" Kataku dengan masi fokus mencuci piring.
Tak ada jawaban dari ale, tapi sesuatu yg melingkar di tanganku. Aku agak terkejut ku kira itu ular atau hal semacamnya. Ternyata itu ale.
"Ih kebiasaan, kaget tau nanti kl aku kaget trs stres gimana? " Kesalku.
"Ini yg aku kangenin" Kata ale.
"Apasih!? "
"Iyah! Aku kangen omelan kamu"
"Owh kamu kangen aku omelin!, ywdh aku mau omelin kamu sekarang" Kataku dan melepas pelukannya.
"Oke aku siap" Katanya.
"Sekarangkamu ke kamar, trs kamu liat ada benda yg tdk sewajarnya di atas kasur, sana beresin" Suruh ku.
"Yah ini mah misi intelegen" Katanya.
"Cepetan,tadi kamu mandi tapi naro handuk nya di kasur, nanti kasurnya basah mas" Kataku.
"Ada lagi gak nyuruh nyuruhnya? " Tanya ale.
"Heh itu bkn nyuruh nyuruh kan kamu yg minta diomelin" Kataku.
"Ywdh iya kamu bener aku salah"
"Memang"
"Sana cepetan beresin" Lanjut ku.
"Siap ibu nya anak aku" Kata ale dan pergi menuju kamar.
Saat aku menyuruhnya aku mencari kejujuran di matanya, dan aku menemukannya.
Ale benar" Ingin menjadi yg lebih baik dan membuktikan, semoga ini berjalan lancar tanpa hambatan jg perselisihan.
Dan semoga aku dapat memaafkannya seperti dia yg memperjuangkan aku seperti ini, doakan yah!!!
Hayy semua.
Makasih yah yg udah vote,aku seneng banget karena cerita aku bisa mendapatkan peringkat terbaik.Aku pengen minta tolong nih,untuk share cerita aku ke temen atau grup chat ALESHA yah biar cerita aku bisa di baca mereka jg.
Jangan lupa vote,koment,dan share.
Maaf jg kl banyak typo,hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian (second) [END✔]
RandomCerita ini adalah sequel ke-dua dari cerita IMPIAN,Maka dari itu sebelum membaca cerita ini di wajibkan membaca cerita IMPIAN yg pertama agar bisa masuk dalam cerita. Cerita IMPIAN (second) ini adalah sambungan kisah dari Ale dan Shasa setelah menik...