12. The Wedding Day

10.9K 1.9K 84
                                    

Aku tidak tahu sejauh mana aku akan menjalankan kegilaan ini. Aku sudah didandani dengan kebaya cantik untuk acara akad nikah hari ini, yang dilakukan di kediaman keluarga Davindra. Pernikahan ini hanya sekedar acara akad saja tanpa resepsi karena Davindra menolak melakukan resepsi. Meski begitu ibu Sofia menyiapkan banyak hal untuk pernikahan putra satu-satunya itu. Acara yang tadinya akan diadakan sederhana saja tetap menghabiskan dana yang tidak sedikit.

Aku tidak peduli dengan pernikahan yang mungkin akan segera berakhir dalam kurun waktu dekat itu. Meskipun pernikahanku dengan Davindra hanya diadakan di KUA pun tidak masalah bagiku, toh pernikahan ini tanpa alasan yang jelas. Melihat ibu Sofia yang terlihat begitu antusias menyiapkan pernikahan ini membuat aku merasa bersalah pada wanita itu. Terlebih hanya ibu Sofia sendirian yang menyiapkan pernikahan ini. Kasihan sekali wanita itu yang menyiapkan pernikahan putranya sepenuh hati, tapi justru pernikahan ini dianggap tidak berharga sama sekali.

Karena Davindra memberitahukan perihal pernikahan ini pada ayah, otomatis semua keluarga besar ayah dan ibuku tahu tentang pernikahan ini. Aku merasa sangat bersalah karena melakukan pernikahan palsu ini terlebih pada kakek nenekku dari pihak ibu. Aku melupakan keberadaan pasangan lansia itu setelah kematian ibuku. Aku lupa bukan hanya aku yang terluka karena kematian ibu, kakek dan nenekku pastilah mereka yang paling terluka atas kepergian ibu yang merupakan putri mereka satu-satunya.

Mereka hanya memiliki aku sebagai keluarga sekarang dan merekapun harus menelan kekecewaan karena aku menipu mereka dengan pernikahan palsu ini.

Aku tidak tahu hubungan apa yang terjalin antara keluarga Davindra dengan keluargaku. Ayah terlihat sangat mengenal ayah Davindra tapi kakek Bara sepertinya sangat membenci keluarga Davindra. Kakek bahkan menanyakan kewarasaanku ketika tahu Davindralah calon suamiku. Tapi kakek ataupun nenek menolak menceritakan mengapa mereka tidak menyetujui Davindra. Dari ekspresi Davindra dan ibu Sofia ketika melihat kakek dan nenekku sepertinya kedua orang itu sama sekali tidak mengenal kakek ataupun nenek. Jadi dapat aku simpulkan masalah hanya ada pada ayah Davindra. Mengingat wajah ayah Davindra yang antagonis itu rasanya wajar jika kakek bermasalah dengannya. Kakek dan ayahpun memiliki hubungan yang buruk sebagai menantu dan mertua apalagi setelah ayah membawa dua anaknya dari perempuan lain ke rumah. Jika saja ibu tidak begitu mencintai ayah mungkin mereka sudah berpisah dan mungkin saja ibu masih hidup hingga hari ini.

Mengingat ibu rasanya hatiku semakin nelangsa, setiap anak perempuan pasti mengharapkan ibunya berada disampingnya disaat-saat berharga hidupnya, seperti pernikahan ini misalnya. Tapi ibu tidak bisa mendampingiku sekarang, karena yang maha kuasa sepertinya lebih sayang pada ibuku sehingga mencabut rasa sakit ibuku lebih cepat. Meski pernikahan ini tidaklah berarti melainkan hanya sebuah 'win-win solution' tapi hati kecilku bersedih karena ibu tidak berada disampingku.

Acara akad nikah berlangsung khidmat meskipun pernikahan ini hanyalah pernikahan tanpa makna. Hari ini akulah yang seharusnya menjadi pemeran utamanya mengingat akulah mempelai pengantinnya tapi peranku lebih pada pengamat dibandingkan peran utama. Aku memperhatikan interaksi antara ayah Davindra dan ayah yang sekilas terlihat dekat namun sebenarnya penuh kepalsuan. Aku tidak heran dengan interaksi mereka karena sekali lihat saja aku tahu mereka makhluk sejenis. Kakek dan nenek menatap tidak suka pada ayah Davindra tapi pasangan lansia itu sepertinya menghargai pernikahan ini, sehingga tidak menunjukan kebencian ketara pada keluarga Davindra.

Memperhatikan mempelai pria pada hari ini, terlihat jelas jika kegelisahan tengah menyelimutinya. Davindra beberapa kali terlihat memandangi ponsel pintarnya entah apa yang sedang ditunggu pria itu. Bahkan sejak selesai akad nikah kami tidak saling bicara sedikitpun kecuali saat di perintah penghulu. Hanya ibu Sofia yang terlihat bahagia dengan pernikahan semu ini. Seolah wanita paruh baya itu sama sekali tidak tahu atau justru tidak peduli dengan interaksi ganjil disekitarnya.

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang