1. Bangsal Bersalin Dan Wanita Cantik Itu

18.2K 2.2K 38
                                    

"Kirana..." panggil seseorang.

Aku mengalihkan pandanganku dari beberapa data yang harus aku rekap ketika mendengar suara seseorang yang memanggil namaku. Bu Dinan terlihat mengatur napasnya yang tesendat-sendat, sepertinya wanita paruh baya itu baru saja mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari ke sini. Badan tambunnya dan aktifitas berlari memang bukan pasangan yang klop.

"Ada apa bu?" tanyaku.

"Bantu-bantu di bangsal bersalin, si Tata belum datang dan si Rika mendadak izin karena anaknya sakit, kasihan si Dinda kelimpungan mana banyak pasien yang mau melahirkan lagi." Ucap Bu Dinan disela napasnya yang masih ngos-ngosan.

"Terus yang jaga bangsal bayi siapa? Kan Sasa lagi di ruang operasi bantu dokter Inggrid." Ucapku.

"Biar ibu aja disini, kamu bantu si Dinda aja sana." Perintah bu Dinan.

Aku mengangguk masam mendengar perintah bu Dinan, jelaslah dia milih menjaga bayi apalagi sekarang jamnya bayi-bayi tidur. Siapapun yang bertugas di bangsal bersalin memang harus merelakan telinga mereka terkontaminasi dengan teriakan juga rengekan ibu-ibu yang mau melahirkan. Ditambah lagi jika kamu kurang beruntung kamu akan dapat cakaran, genggaman yang terlalu erat atau bahkan pukulan dari ibu yang mau melahirkan berperilaku anarkis. Percayalah tidak semua ibu yang melahirkan sesabar yang bisa disaksikan di sinetron.

Aku berjalan perlahan menuju bangsal bersalin yang letaknya tidak jauh dari bangsal bayi dan langsung disambut dengan umpatan dari wanita paruh baya yang mau melahirkan. Sambutan biasa jika masuk ruang bersalin ketika keadaan ruangan sedang penuh.

"Kirana Alhamdulillah akhirnya kamu datang..." ucap Adinda mengucap syukur.

"Kamu tangani dua ibu yang baru masuk itu, aku harus nenangin ibu itu sebelum habis bangsal ini dia acak-acak." Ucap Adinda sambil membenarkan kerudung segitiga dikepalanya yang sudah tak berbentuk.

Rumah sakit tempatku bekerja memang rumah sakit islam milik swasta yang mengharuskan semua perawatnya yang beragama islam memakai hijab. Aku yang masih selama ini belum mengenakan hijab ketika dirumahpun terbiasa untuk berhijab setelah 2 tahun bekerja di rumah sakit ini. Nasib buruk jika menjadi perawat di bangsal bersalin yah seperti Adinda, kerudung segitiga yang awalnya rapi bisa hancur jika sedang bertugas. Jangan lupakan juga jarum pentul yang menggores bawah dagumu setiap kali acara tarik menarik terjadi.

Bangsal bersalin dirumah sakit ini memang terdiri dari beberapa ranjang yang di sekat gorden. Tidak ada keluarga pasien yang diizinkan menunggu di dalam jadi semua kebutuhan ibu-ibu yang sedang kesakitan menunggu proses melahirkan itu dibantu oleh perawat. Keluarga hanya akan diizinkan masuk ketika waktu melahirkan sudah tiba. Biasanya ada 5 orang yang bertugas di bangsal ini tapi karena 2 orang tidak masuk terpaksa aku ikut membantu disini.

Aku memasangkan infus pada seorang wanita cantik yang terlihat sangat-sangat tenang berbaring diranjangnya. Sosok seperti inilah yang jadi idola para perawat dan bidan di bangsal melahirkan. Ibu muda itu terlihat sesekali meringis menahan sakit karena kontraksinya tapi ibu itu tetap tenang dan tidak menangis sedikitpun. Selesai memasangkan infus, ibu muda yang berwajah sangat cantik meskipun wajahnya tanpa make up dan penuh dengan keringat itu tiba-tiba menggenggam tanganku.

"Ada apa bu? Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku ramah.

"Tolong saya..." ucapnya berbisik.

"Baiklah, apa yang bisa saya bantu?" tanyaku lagi.

"Tolong selamatkan anak saya..." pinta ibu itu.

"Tentu saja bu, kami akan melakukan yang terbaik untuk ibu dan bayi ibu." Ucapku menenangkan.

"Tolong...tolong selamatkan bayi saya..." pintu ibu lagi dengan wajah sedih.

"Ibu tenang yah, semua akan baik-baik saja... kami akan mengusahakan yang terbaik untuk ibu dan bayinya." ucapku menenangkan.

Bidan Eni memeriksa si ibu muda itu dan ternyata pembukaan lahiran ibu itu sudah lengkap. Si ibu muda yang bernama Evelyn itu tidak mau melepaskan cengkraman tanganya padaku. Alhasil selama proses persalinan aku harus merelakan tanganku di remas habis-habisan oleh wanita itu, hingga aku merasa tanganku akan remuk saking kuatnya wanita itu meremas tanganku. Kebiasaanku yang sedikit latah membuat bidan Eni yang membantu dokter Indra menangani persalinan Evelyn terkikik geli.

Setelah berjuang mengedan selama 10 menit akhirnya si ibu muda bernama Evelyn itu berhasil melahirkan bayi cantiknya dalam keadaan sehat dan tidak kurang satu apapun. Aku melepaskan cengkaraman tangan Evelyn dari tanganku yang sudah berwarna merah gelap akibat cengkraman dahsyat Evelyn. Kalau saja statusku bukan perawat sudah ku maki habis ibu muda yang sayangnya cantik itu. Aku tarik kembali ucapan jika sosoknya menjadi salah satu sosok ibu yang akan melahirkan yang menjadi idola. Karena meskipun Evelyn tidak berisik, wanita itu benar-benar menyiksa tanganku.

"Alhamdulillah bu, bayinya perempuan, cantik dan sehat..." ucap bidan Eni menyerahkan bayi itu agar tengkurab didada ibunya.

Evelyn meneteskan air mata melihat bayinya yang bergerak-gerak didadanya mencari puting susu ibunya. Dia mengelus sayang kepala putrinya yang masih belum benar-benar bersih dari darah itu. Evelyn menatapku wajahnya terlihat sangat sendu, dia menggerakan sebelah tangannya untuk kembali menggenggam tanganku.

"Tolong jaga anak saya..." bisiknya lagi.

Aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban karena memang sudah tugasku untuk menjaga bayi itu selama si bayi menginap di rumah sakit. Aku membawa bayi itu untuk dibersihkan dan membiarkan si ibu di bersihkan oleh bidan Eni. Aku membawa bayi itu keruangan bayi untuk di bersihkan dan dipakaikan baju, ketika pihak rumah sakit akan mengabarkan kelahiran pada anggota keluarga ternyata tidak ada keluarga yang menuggui Evelyn di rumah sakit ini.

"Bayi ini tidak ada keluarganya?" tanya Bu Dinan setelah aku selesai menidurkan bayi baru lahir itu di box bayi dan memasangkan identitas si bayi.

"Kenapa bertanya seperti itu?" tanyaku.

"Heran saja, biasanya keluarga bayi selalu ribut ingin melihat bayinya, ini tidak ada satu orangpun yang menyusul ke sini." Ucap bu Dinan.

"Katanya ibu si bayi datang sendirian jadi gak ada keluarganya yang lain." Ucapku.

"Terus bayinya gak ada yang adzanin dong." Ucap Tisa ikut nimbrung.

"Mene ketehe, orang emaknya juga namanya Evelyn, belum tentu emaknya islam kan?"

"Kasian bener yah pergi lahiran sendiri, emang emaknya kayak apa wajahnya?" tanya Bu Dinan.

"Emaknya cantik kayak model majalah." Ucapku

Bergosip ria seperti ini memang sudah rutinitas diantara kami, jika ada sesuatu yang terjadi pastilah menjadi bahan perbincangan di kalangan para perawat. Apalagi kejadian ibu yang melahirkan tanpa keluarga yang menemani adalah kejadian yang amat langka terjadi. Jika yang sudah merasakan bagaimana rasa sakitnya melahirkan pasti tahu, pergi sendirian untuk melahirkan tentu bukanlah hal yang mudah.

Jika ada sesuatu yang tidak biasa seperti kejadian kali ini gosip pasti cepat menyebar dikalangan para perawat, jangan heran jika banyak diantaranya yang beralih profesi menjadi detektif untuk menggali informasi siapa sebenarnya wanita yang melahirkan tanpa didampingi keluarga itu. Ada juga yang beralih menjadi komentator yang membuat gosip ini semakin hot.

Betul saja esoknya ketika aku datang sore hari karena hari ini bagianku untuk jaga malam, gosip tentang wanita bernama Evelyn itu berhembus kencang. Menurut informasi dari Siska sang ahli pencari bukti, Evelyn itu salah satu model tanah air bahkan dia juga katanya pernah menjadi salah satu finalis putri Indonesia. Dari info itu timbul banyak sekali sepekulasi tentang alasan Evelyn melahirkan sendirian. Dari kemungkinan Evelyn melahirkan anak haram hingga kemungkinan Evelyn simpanan pejabat.

Aku hanya menggelengkan kepala mendengar gosip-gosip yang beredar, bukannya aku munafik aku juga bagian dari wanita penggila gosip. Tapi entah kenapa mendengar rumor jahat tentang Evelyn membuatku merasa kasihan pada wanita itu. Apalagi mengingat wajah cantik yang meminta tolong padaku dengan raut putus asa itu membuatku semakin kasihan pada wanita itu. Terlepas dari benar atau tidak gosip itu, yang pasti Evelyn seorang ibu yang sudah berjuang sangat keras untuk melahirkan anaknya menurutku, karena akulah saksi bagaimana perjuangan wanita cantik itu ketika melahirkan putrinya.

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang