9. Menikah?

11.9K 2K 50
                                    

Sepertinya ada kekeliruan disini, ucapan terima kasih yang diucapkan oleh Sofia rasanya tidak benar. Belum sempat aku menanyakan maksud mama Sofia mengakui baby Eve sebagai cucunya, Davindra langsung memotong ucapanku dan mengingatkan mamanya jika dia akan mengantar mamanya sekarang karena dia akan ada urusan diluar. Mama Sofia menyerahkan baby Eve yang sudah tertidur kepangkuanku.

"Nenek harap kamu akan segera mendapatkan keluarga utuh sebentar lagi." Ucap mama Sofia sambil mengusap pipi baby Eve lembut.

Aku hanya tersenyum mendengar doa dari mamanya Davindra itu, karena nyatanya baby Eve tidak mungkin bisa mendapatkan keluarga yang utuh, ibunya telah pergi untuk selamanya. Aku juga tidak bisa mencari siapa ayah kandung baby Eve karena jangankan tahu masa lalu Evelyn, kenal wanita itu juga tidak. Alangkah beruntungnya bayi ini jika memang ibu Sofia keluarganya, meskipun wanita paruh baya itu baru pertama kali bertemu dengan baby Eve, terlihat sekali jika ibu Sofia mrnyayangi baby Eve.

"Mama harap kamu segera bicara pada ayahmu dan menikahi wanita itu." Ucap mama Sofia samar-samar terdengar setelah pasangan ibu dan anak itu beranjak keluar.

"Iya ma..." ucap Davindra singkat.

Dari perbincangan mereka, sepertinya Davindra akan menikah dalam waktu dekat. Jika Davindra menikah bagaimana nasibku? Maksudku jika Davindra menikah, bagaimana jika keluarga kecilnya tinggal di apartemen ini? lalu aku harus kemana jika Davindra mengusirku keluar dari apartemnen ini? aku menghela napas berat, tampaknya aku harus segera menemukan tempat tinggal baru untukku dan baby Eve.

Aku sedang mengajak baby Eve mengobrol yang ditanggapi dengan gerakan matanya yang menutup dan membuka sebagai respon. Aku tertawa sendiri menertawakan kegilaanku, aku tidak percaya ini bagaimana mungkin aku menjadi seorang wanita yang sangat menikmati peranku sebagai ibu sekarang. Terlebih menjadi ibu dari anak orang lain padahal aku sudah bersumpah jika aku tidak akan pernah menjadi wanita seperti ibuku, yang dengan mudahnya menerima anak dari wanita lain sebagai anaknya.

Mengingat ibu membuatku mau tak mau menggali kotak Pandora yang sudah aku tutup sejak 3 tahun lalu dan membukanya lagi untuk merasakan rasa sakitnya. Ibuku wanita paling malang yang pernah aku kenal, seumur hidup dia hidup dalam tekanan dictator macam pria gila hormat itu. Berulang kali merasakan sakit hati karena keterbatasannya yang tidak bisa melahirakn anak laki-laki. Hingga ajal menjemputnya ketika di berusaha meyakinkan dirinya tidak bersalah dihadapan suami yang begitu dicintainya. Didalam ingatanku ibu tidak pernah benar-benar tertawa bahagia disepanjang hidupnya.

Gara-gara mama Sofia menanyakan tentang keluargaku tadi pagi, ingatan yang sudah lama aku simpan kembali tergali lagi. Sudah lama sekali sejak aku menangisi nasibku sendiri, dan hanya dengan mengingat masa itu air mataku menetes dengan sendirinya.

"Kau tahu baby, karenamu aku sudah terlalu banyak melakukan hal gila dan diluar pemikiranku." Ucapku pada baby Eve.

Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Davindra dengan pakaian yang sama sepeti dia tadi pagi.

"Bersiaplah mari kita berangkat ke rumah orangtua saya." Ucap Davindra.

"Hah? Kerumah orangtuamu? Untuk apa?" tanyaku heran.

"Saya harus meminta restu dari ayah saya, karena kita akan menikah secepatnya." Ucap Davindra.

"Kita apa?" tanyaku tak yakin, karena rasanya aku mendengar seseuatu yang tidak masuk akal barusaan.

"M E N I K A H" eja Davindra jelas.

"Menikah? Untuk apa kita menikah?" tanyaku bingung.

"Saya tidak bisa menjelaskannya sekarang, yang pasti ini yang terbaik untuk kita sekarang ini." ucap Davindra ambigu.

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang