15. Pengejaran Kedua

9.9K 1.8K 50
                                    

Aku mengutuk Davindra dalam hati karena kelakuan pria itu, bagaimana tidak sebelum berstatus sebagai istrinya, semua kebutuhanku dia yang mencukupi. Setelah menikah dia malah menyuruhku berbelanja sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah. Setelah kepulangan Tiana yang menginap sekitar 1 mingguan, Davindra memang lebih sering datang ke apartemen atau lebih tepatnya setiap hari pulang ke apartemen. Entah apa yang terjadi dengan Davindra dan Tiana karena sepulang mengantarkan Tiana yang ternyata tinggal di kota lain, Davindra terlihat lesu.

Tidak ada masalah yang berarti selama berbagi tempat tinggal dengan Tiana, malah tinggal dengan wanita itu merupakan berkah karena hasil masakan wanita itu sangat lezat. Tiana juga yang mengurus semua kebutuhan dapur dan membersihkan apartemen meskipun aku harus menghela napas melihat hasil bersih-bersih Tiana yang seperti di kerjakan oleh kaki kiri. Setelah aku bertanya 'apa kita pernah bertemu sebelumnya?' Tiana lebih sering memandangiku. Meskipun saat itu Tiana menjawab tidak pernah bertemu denganku tapi aku merasa sedikit tidak percaya dengan ucapanya. Apalagi 1 minggu tinggal bersamanya membuatku semakin tidak asing pada wajahnya. Jika Tiana memang belum pernah bertemu denganku lalu mengapa dia terus saja mencuri-curi pandang ke arahku seperti memastikan sesuatu.

Aku tidak tahu apa alasan Tiana yang tiba-tiba saja membereskan barangnya untuk pulang padahal rencana awalnya Tiana akan pulang setelah Pelangi benar-benar sembuh dari gejala tifusnya. Pelangi belum sembuh benar, tapi entah kenapa Tiana memilih untuk segera pulang bahkan terkesan mendadak dan tanpa persiapan. Aku tidak terlalu ikut campur dengan urusan Tiana dan Davindra, meskipun aku penasaran setengah mati dengan hubungan mereka. Sepertinya mereka bukanlah suami istri seperti dugaanku karena selama Tiana dan Pelangi menginap, Davindra mengungsi tidur di ruang TV. Tapi dari interaksi mereka sepertinya terlalu intens jika disebut sebagai teman atau kenalan. Apalagi dari kacamata perempuan pembaca novel-novel romantis seperti diriku, sifat Tiana itu seperti seorang wanita yang sedang melindungi prianya dari wanita lain ketika berhadapan denganku. Meski Tiana tidak secara langsung mengkonfrontasikan sikap tidak sukanya padaku karena berada dekat dengan Davindra. Tapi wanita itu seolah mengisyaratkan jika kehadirannya lebih berarti dimata Davindra. Dan tidak ada yang bisa menembus kedekatan yang terjalin diantara mereka.

Memikirkan hubungan Tiana dan Davindra hanya membuatku pusing sendiri karena aku tidak tahu apapun tentang hidup mereka. Dan sepertinya bukan hanya aku yang tidak tahu tentang hubungan mereka karena ibu Sofia yang merupakan ibu kandung Davindra juga tidak mengetahui tentang hubungan mereka. Selama Tiana tinggal di apartemen, Davindra tidak mengizinkan ibu Sofia untuk mengunjungi apartemen. Sebagai gantinya aku yang datang ke rumah keluarga Davindra jika ibu Sofia ingin bertemu.

Sering bertamu ke rumah keluarga Davindra apalagi bertamu diakhir pekan membuatku mau tak mau bertemu dengan Tuan Takur Singh aka ayah mertua aka Ravindra Chandra aka ayahnya Davindra. Ravindra dan Davindra sungguh tidak kreatif sekali bukan nama mereka, masa ayah dan anak hanya berbeda huruf depannya saja. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar pak Chandra sering sekali menatap intens ke arah baby Eve jika kami bertemu. Ketika bu Sofia melihat suaminya memandangi bayi yang dia klaim sebagai cucunya, beliau menawarkan pak Chandra untuk menggendong baby Eve tapi pak Chandra menolaknya. Entahlah kenapa pak Chandra memandangi terus baby Eve tapi tidak mau menggendongnya. Apa jangan-jangan pria berwajah antagonis itu juga terpikat dengan pesona bayi cantikku? Hebat sekali baby Eve kalau begitu, setelah memikat Davindra lalu bu Sofia, dia juga memikat pak Chandra.

Usia baby Eve genap sebulan, beruntung aku tidak pernah bertemu lagi dengan pria-pria asing itu, jadi dapat aku simpulkan keadaan kami aman sekarang. Penjelasan yang diminta Davindra tempo hari juga tidak kunjung tersampaikan karena pria itu tidak pernah membahasanya lagi dan malah sibuk sendiri. Sebenarnya aku ingin menceritakan semuanya pada Davindra, aku pikir jika pria itu tahu dia akan sedikit membantu untuk mencariu solusi. Tapi karena dia sibuk dengan kehidupannya sendiri dan tidak punya waktu barang beberapa menit saja untuk bicara denganku apa mau dikata?

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang