30. Semuanya Terasa Masuk Akal

8.3K 1.5K 68
                                    

Hingga aku berpamitan untuk pergi ke kamar lebih awal dengan alasan untuk menidurkan baby Eve, tatapan mata mertuaku tidak bisa hilang dari otakku. Apalagi ucapan-ucapan yang diucapkan pria paruh baya itu saat makan malam tentang cerita tikus nakal yang terperangkap di sarang predatornya karena rasa ingin tahu berlebihan, peumpamaan tikus itu membuatku tidak bisa tenang. Ditambah lagi ekspresi Tuan Takur Singh yang super anatagonis itu berhasil membuatku benar-benar ketakutan.

Aku menidurkan baby Eve di ranjang kamar Davindra dan memberikan susu formula untuk bayi kecil itu agar bayi itu cepat tidur. Sejak sampai ke rumah keluarga Davindra, baby Eve belum tidur lagi karena ibu Sofia terus mengajak bayi kecil itu bermain. Aku harap bayi kecilku cukup lelah sekarang sehingga dia tidur nyenyak dan tidak perlu menangis tengah malam untuk malam ini saja, meskipun dia tidur ditempat yang asing baginya.

Sebuah pesan dari Davindra membuat rasa tidak tenangku semakin menjadi. Pria itu bilang tidak bisa pulang malam ini dan mungkin baru akan pulang besok, itupun dia tidak dapat berjanji. Hah apa yang sebenarnya aku harapkan dari pria itu. Pria itu pasti sangat sibuk dengan 'keluarga bahagia' nya. Tidak mungkin pria itu sempat memikirkanku maupun baby Eve. Mungkin karena status yang terikat diantara kami, terkadang membuatku lupa jika ikatan kami tak lebih dari status belaka. Bukan tidak mungkin Davindra ingin mengakhiri sandiwara diantara kami dan mengirimku ke rumah ini. Aku bergedik ngeri membayangkan akhir dari sandiwaraku dengan Davindra adalah dua buah kuburan yang berisi aku dan baby Eve. Dan itu bukan tidak mungkin jika prasangkaku terhadap pak Ravindra benar-benar terbukti.

Baby Eve demam, dan bayi kecil itu terus saja menangis meskipun aku menidurkannya dalam pangkuanku. Mungkin karena kemarin dia terkena air hujan juga kelelahan akibat aku membawanya berpindah-pindah, kondisi si kecil menjadi menurun. Aku tidak memprediksikan baby Eve akan sakit jadi aku tidak membawa parasetamol untuk menurunkan demamnya. Aku tidak mungkin merepotkan bu Sofia jadi aku hanya bisa mengompres tubuh baby Eve dengan air hangat berharap panasnya segera turun atau tidak semakin parah hingga esok pagi.

Pagi-pagi sekali pintu kamarku sudah diketuk secara brutal, aku yang baru tidur sekitaran beberapa menit setelah sholat subuh tadi, langsung terhunyung bangun dengan kepala yang berdenyut. Bu Sofia dengan stelan rapinya berada di ambang pintu kamar dengan wajah yang terlihat panik.

"Maaf mama membangunkan kamu sayang, adik mama yang tinggal di Singapure kecelakan tadi malam, mama harus pergi kesana sekarang." ucap Bu Sofia dalam satu tarikan napas.

"Maaf yah kamu datang, eh malah mama yang harus pergi. Mama pergi sekarang karena mama harus mengejar penerbangan pagi, jangan khawatir papa ada di rumah." Ucap Bu Sofia lagi seraya mencium pipi kiri dan kananku dan langsung melesat pergi.

Aku yang belum sadar seratus persen dari tidurku dan rasa pusing yang berdenyut di kepalaku hanya mengangguk saja. Tadinya aku akan kembali tidur karena semalam aku tidak bisa mengistirahatkan mataku sama sekali, tapi tangisan baby Eve menghancurkan rencanaku. Aku pergi ke kamar mandi dan mencuci mukaku agar lebih segar sebelum meraih baby Eve ke pangkuanku. Baby Eve masih demam, dan sepertinya mau tidak mau aku harus membawa bayi cantikku ini ke dokter untuk diperiksa, sebelum dia semkain parah. Mari lupakan kemungkinan di jalan aku bertemu dengan pria-pria asing itu lagi, karena untuk sekarang kesehatan baby Eve yang paling penting

Setelah mengganti baju baby Eve dan memberikan susu formula, aku baru menyadari apa yang tadi dikatakan ibu Sofia. Alarm peringatan dikepalaku berbunyi mengingat di rumah ini hanya ada aku dan pak Ravindra. Aku menurunkan baby Eve dari pangkuanku dan membiarkan si kecil terbaring diatas tempat tidur. Aku menulikan telingaku ketika si kecil protes dengan apa yang akau lakukan melalui tangisnya. Aku bergerak tergesa-gesa membereskan perlengkapan baby Eve kembali masuk ransel. Jika perkiraanku benar tentang ayah mertuaku terlibat dengan semua kejadian ini, aku harus segera pergi dari sini karena rumah ini pastilah tempat paling mengancam keselamatanku dan baby Eve.

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang