14. Wanita Dalam Apartemen 2

9.9K 1.8K 73
                                    

"Kamu siapa?" tanya wanita itu padaku

Aku tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan wanita itu karena aku tidak mengenal siapa wanita itu. Tidak mungkin aku jujur mengatakan jika aku istri dari Davindra alias pemilik apartemen ini kan? Bagaimana jika wanita itu istri Davindra juga? Mungkin saja kan Davindra menyeretku dalam drama menye-menye milik pria itu tentang cinta tidak direstui atau pernikahan yang disembunyikan dari keluarga besarnya karena ganjalan restu ala-ala sinetron? Kalau aku mengaku istri Davindra pada istrinya rasanya alur ceritanya akan berjalan terlalu cepat. Masa iya baru 4 hari menikah kenyataan sudah terungkap lagi, sekenario macam apa itu.

"Tiana, mana susunya?" tanya seseorang membuatku mengalihkan perhatianku dari wanita yang menanyakan identitasku.

Davindra melotot ketika matanya bersirobok dengan mataku, sepertinya pria itu sangat kaget dengan kehadiranku.

"Ah sebentar Vin, ini ada tamu." Ucap wanita itu yang dipanggil Tiana oleh Davindra.

Davindra mendekat ke arahku atau lebih tepatnya berdiri disamping Tiana yang sedang berhadapan denganku.

"Kamu kenal dia Vin?" tanya Tiana pada Davindra.

"Dia...dia wanita yang aku ceritakan padamu tempo hari." Jawab Davindra.

Wanita itu menatap intens ke arahku, wajahnya terlihat lebih ramah dengan senyum manis yang mempertontonkan lesung pipinya. Tapi seperti ada rasa antipasti dari tatapan wanita itu ketika menatapku.

"Davin sudah menceritakan semuanya padaku, kamu beruntung bisa bertemu Davin karena Davin pria yang sangat baik. Dia juga membantuku saat aku berada di posisi yang sama deganmu." Ucap wanita itu terlihat bersimpati.

Aku tidak tahu apa yang Davindra ceritakan pada wanita itu, tapi aku cukup tahu posisiku sebagai 'Wanita yang aku ceritakan padamu' untuk mereka berdua. Ada perasaan aneh dihatiku mengingat aku ini berstatus 'istri' dihadapan keluarga besarku dan Davindra. Tapi pada kenyataannya aku hanya 'wanita yang aku ceritakan padamu' dimata Davindra.

"Ah perkenalkan aku Tiana..." ucap wanita itu mengulurkan tangannya padaku.

"Kirana." Ucapku seadanya sambil menjabat uluran tangannya

"Wah nama kita sama-sama berakhiran na." ucap wanita itu terdengar memakasakan diri agar terdengar antusias.

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan wanita itu, dari tampilannya sepertinya wanita itu sudah berumur kepala 4 atau mungkin akhir 30an. Terjawab sudah pakaian siapa yang aku kenakan selama ini karena ternyata pakaian wanita itulah yang aku kenakan selama ini. Wanita itu cukup cantik tapi tidak bisa menyembunyikan jika dia bukan wanita muda lagi dengan kerutan disekitar matanya dan juga kantung mata dibawah matanya.

"Bunda..." panggil seorang anak perempuan dari arah kamar yang biasa ditempati Davindra mengalihkan Tiana dari interaksi canggungnya bersamaku.

"Oh Pelangi sini nak, kenalan dulu sama tante Kirana." Panggil Tiana.

Davindra dengan sigap menggendong gadis kecil itu mendekat kearahku, dari penglihatanku sepertinya anak itu sudah terlalu besar untuk di gendong. Mungkin usianya sekitar 8-9 tahunan, sepertinya gadis itu sakit karena wajah gadis itu pucat. Davindra terlihat menyayangi gadis kecil itu, dari interaksi mereka siapapun pasti menyangka mereka ayah dan anak. Gadis kecil bernama Pelangi itu mencium tanganku sebagai perkenalan dan kembali mengaitkan kedua tangannya di leher Davindra.

"Ayo Ayah, Pelangi mau bobo lagi." Ucap gadis itu manja.

Terjawab sudah 'situasi yang sama' yang dimaksud Tiana tadi setelah anak itu memanggil ayah pada Davindra. Apa mungkin Davindra itu memiliki lembaga perlindungan ibu dan anak atau semacamnya, sehingga dia dengan mudahnya menolongku dengan baby Eve sama seperti menolong Tiana dan putrinya. Atau jangan-jangan Davindra itu punya kecenderungan untuk menikahi wanita yang punya bayi tanpa suami? Aku bergidik ngeri dengan pemikiranku sendiri.

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang