T W || • 24

585 86 44
                                    

Apa ia pernah bilang bahwa ambisinya sekarang sudah berubah?

Ia tidak peduli lagi dengan perusahaan atau posisi tertinggi untuk perusahaan keluarga yang turun temurun di lakukan.

Jungkook tidak peduli dengan itu semua.

Ia hanya akan fokus pada perusahaan yang ia pimpin sekarang dan memajukannya dengan usahanya sendiri.

Ia sudah tidak peduli lagi, jika dengan mendapat kursi tertinggi itu sama artinya dengan mengorbankan orang orang yang ia sayangi. Ia memilih tidak.

Bahkan saat Ibu tirinya yang tiba tiba datang kepadanya dengan raut angkuh, ia sama sekali tidak peduli. Ia masih berjalan lurus menuju ruang rapat.

Ia tau, bahwa Ibu Joohyun pasti akan mencemooh dirinya dengan kegagalan yang ia alami dan pasti akan membanggakan Wonwoo, anaknya sendiri.

Saat diruang rapat pun ia lebih banyak diam. Mendengarkan ayahnya yang berbicara dan sesekali menimpali jika perlu. Mengeluarkan pendapatnya dan saling bertukar pikiran.

"Jungkook, tunggu disini sebentar."

Jungkook tidak menjawab ucapan ayahnya, ia memeriksa ponselnya sebentar selagi menunggu para peserta rapat keluar ruangan dan kini menyisakan dirinya dengan sang ayah.

"Ada apa?" Ucapnya sambil meletakan ponselnya ke atas meja.

Ayahnya tampak menghembuskan nafasnya "Ayah sudah dengar, semuanya baik baik saja?"

Jungkook mengangguk "perusahaan ku baik baik saja."

"Istrimu."

Bibir Jungkook terkatup rapat.

"Maaf, Ayah tidak pernah menjenguk. Bagaimana keadaannya."

Jungkook mengerjap sebentar "Yein baik baik saja, nanti sore sudah boleh pulang."

"Ayah turut berduka cita atas anak kalian."

Jungkook mengangguk "terima kasih."

"Sebenarnya Ayah sudah ingin mengundurkan diri dalam waktu dekat ini,"

Ayah Junmyun tampak menghela nafasnya, merasa berat saat mengucapkan kata kata "tapi Joohyun melarang Ayah."

Jungkook mendecih "itu karena dia ingin Wonwoo menggantikan Ayah, tapi ia tau bahwa Wonwoo masih tidak cukup kuat untuk menang atas voting nanti."

Junmyun mengangguk "tapi Ayah akan menyerahkan semuanya padamu."

Jungkook menggeleng "tidak perlu. Tunjuk saja seseorang yang menurut Ayah pantas. Aku tidak tertarik lagi dengan kursi nomor satu. Ambisiku berubah. Aku seorang kepala keluarga sekarang. Dan aku tidak mau menjadi kepala keluarga yang gagal dalam membangun rumah tangga."

Tanpa sadar Junmyun tersenyum tipis mendengar ucapan sang anak. Anaknya telah dewasa dengan pemikiran yang sangat luar biasa.

"Ini tetap milikmu Jungkook. Kau anakku."

"Ayah akan tetap memberikan semua ini padamu. Kau yang lebih berhak atas aset aset ini."

Jungkook menipiskan bibirnya, ia tetap tidak bisa mengelak untuk yang satu ini.

"Terserah Ayah, tapi ku harap tidak dalam waktu dekat ini."

Junmyun mengangguk "tentu saja."

Jungkook berdiri dari duduknya, bersiap untuk meninggalkan ruangan ini. Ia harus kembali ke kantornya dan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat lalu menemai Yein yang masih di rumah sakit.

Sebelum ia benar benar pergi dari ruangan itu ia berhenti sebentar ada kata kata yang ia ingin ucapkan.

"Terima kasih sudah mau peduli." ucapnya dan kemudian benar benar menghilang dari balik pintu.

This WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang