Bagian 5

409 78 65
                                    

Perjalanan ke Gyeongju

Bae Suzy's POV

Pernahkah kalian bermimpi sesuatu yang tak bisa kalian identifikasi sebagai mimpi buruk atau mimpi indah?

Aku mengalaminya semalam. Bayangkan, aku bermimpi bertemu dengan nenekku yang telah tiada, mengobrol dengannya seperti saat ia masih hidup dulu, bahkan tempatku mengobrol dengannya juga sama seperti saat ia masih hidup dan aku masih sering mengunjunginya. Menyenangkan sekali, lebih-lebih, nenekku lebih banyak menghabiskan waktu denganku jika dibandingkan dengan Eun Jun.

Tapi tapi tapiii.... aku bingung dengan akhir dari mimpiku semalam. Dosen yang kutemui kemarin saat aku melamar pekerjaan, dosen yang kuretas isi pikirannya, dosen yang bernama Lee Seung Gi itu turut hadir dalam mimpiku. Seharusnya aku tak terkejut karena biasanya setelah aku meretas pikiran seseorang, dia pasti akan masuk ke mimpiku sebagai mimpi buruk. Seperti saat aku meretas pikiran kekasih... maksudku mantan kekasihku, Gyu Han. Tapi, aku benar-benar tak bisa memastikan apakah mimpiku tentang Lee Seung Gi itu mimpi buruk.

Pria itu, pria yang menyadari luka lebam di dekat tulang keringku, memanggilku dengan panggilan yeobo dan menciumku layaknya istrinya, tepat beberapa saat setelah nenekku berkata bahwa aku dan Lee Seung Gi memang ditakdirkan bersama. Haruskah aku percaya kata-kata nenekku? Bukankah mimpi hanya sebagai bunga tidur? Memangnya ada bunga tidur yang menjadi kenyataan?

Aku tidak mengerti apakah mimpiku ini baik atau buruk, tapi... mengingatnya saja membuatku berdebar. Tatapan pria itu saat berjalan mendekatiku, senyumannya, tangan kekarnya yang merengkuh pinggulku dengan hangat, dan tentu saja kecupan sekilas di bibirku benar-benar terekam jelas di ingatanku. Patutkah seorang perempuan yang baru saja putus dengan kekasihnya memimpikan berciuman dengan pria lain? Aish, tapi, siapa yang bisa mengendalikan mimpi? Aku sendiri hanya bisa meretas dan membaca isi pikiran orang, tak bisa mengatur mimpi.

Satu-satunya yang membebaniku adalah: bagaimana aku bersikap saat bertemu dengan Lee Seung Gi nantinya?

Anggap saja aku tak sopan, tapi, sejak kemarin tanpa sengaja aku membaca isi pikirannya, sesekali, isi pikirannya selalu mampir ke pikiranku. Untungnya, saat aku bangun tidur karena mimpi tadi, suara-suara pikiran Seung Gi sudah reda, bahkan nyaris tak terdengar. Berdasarkan yang kubaca dari pikiran Seung Gi, dia memilihku sebagai kandidat terkuat dalam seleksi pegawai administrasi kali ini. Jadi, tak ada salahnya jika aku merasa sangat percaya diri akan dipanggil bekerja kan? Sayangnya, mimpiku semalam seolah menambah beban pikiranku. Aku tak yakin bisa menghapus bayang-bayang Seung Gi dalam mimpiku saat bertemu langsung dengannya.

Lamunanku buyar saat ponsel di nakas samping ranjangku berdering. Panggilan masuk dari ayahku. Cepat saja, aku meraih ponselku dan segera menjawabnya.

"Halo?"

"..."

"Ya, aku di rumah. Aku baik-baik saja. kenapa?"

"..."

Kedua alisku bertaut. Ayahku berkata kalau dirinya menunda melaporkan Gyu Han ke polisi. Padahal, semalam, ayahku bersikeras untuk melaporkan Gyu Han ke polisi.

"Kenapa kau menundanya, Appa?"

Aku mendengarkan penjelasannya dengan saksama. Ayahku mendapat tugas mendadak ke Gyeongju dan harus menginap beberapa hari di sana. Ayahku baru akan melaporkan Gyu Han setelah selesai urusannya di Gyeongju. Sebenarnya, ada perasaan lega saat ayah berkata bahwa ia menunda laporannya. Walau bagaimanapun, aku telah bersama Gyu Han selama hampir empat tahun dan menjalin hubungan selama dua tahun. Meskipun aku mendapatkan perlakuan kasar darinya, tapi, sepertinya aku tak tega jika harus memasukkannya ke penjara.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang