Bagian 2

481 79 59
                                    

Mulai Tertaut

Kantor jurusan Perdagangan Internasional Universitas Dongguk tampak lengang. Hanya satu-dua dosen yang berada di kantor tersebut. Sesekali, ada mahasiswa yang datang untuk mengumpulkan tugas atau sekadar konsultasi tugas akhir pada dosen yang ada.

Di deretan kursi tunggu yang ada di kantor jurusan itu, dua orang perempuan dan seorang lelaki tampak duduk dengan wajah tegang. Wawancara rekrutmen tenaga administrasi akan dimulai setengah jam lagi. Mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing. Kemeja putih dan bawahan hitam menjadi pakaian yang mereka kenakan.

Menjadi salah satu dari tiga kandidat terakhir menjadi kebanggaan tersendiri bagi Suzy. Di lubuk hatinya yang terdalam, gadis itu sangat menginginkan pekerjaan ini. Apalagi, pekerjaan ini sangat sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya beberapa tahun terakhir. Kali ini, ia benar-benar menepis bayang-bayang Kim Gyu Han agar bisa tenang menjalani tahap terakhir untuk mendapatkan pekerjaan yang cukup menjanjikan tersebut. Deretan doa terus dirapalkan oleh gadis itu agar mendapatkan kelancaran dan beruntung pada kesempatan hari ini.

Sesosok pria dengan setelan abu-abunya memasuki kantor jurusan tersebut. Pria itu tersenyum kepada tiga kandidat pegawai administrasi yang duduk rapi di kursi tunggu kantor jurusan. Ketiga kandidat tampak membungkuk dengan serentak seolah ada aba-aba tak terdengar memerintah mereka. Pria itu berhenti sejenak dan menatap kaki jenjang Suzy dengan dahi berkerut.

"Kakimu kenapa?"

Kedua kandidat dan Suzy sama-sama menunduk ke arah yang dituju pria itu. Terlihat luka lebam yang cukup besar di dekat tulang kering Suzy. Suzy segera menyembunyikan kakinya tersebut di balik kaki yang satunya.

"Sa... saya baru saja terjatuh, Pak," ucap Suzy canggung. Memang, ia tak berbohong. Ia memang terjatuh, tetapi jatuh karena ulah Gyu Han. Dalam hati, Suzy merutuki dirinya sendiri. Harusnya ia tadi mengenakan rok panjang.

"Aigoo, sudah lama? Atau baru tadi? Kalau sudah lama, kompres dengan air hangat agar lebamnya bekurang," ucap pria tersebut dengan wajah seolah merasakan luka yang dialami Suzy. Suzy mengangguk.

"Iya, Pak. Terima kasih," ucap Suzy dengan sedikit kikuk. Pria itu baru membuka mulutnya untuk kembali bicara saat seseorang memanggilnya.

"Seung Gi-ssi!"

Pria itu –Seung Gi- menoleh ke sumber suara. Ia segera membungkuk hormat pada pria yang baru saja memanggilnya.

"Ada apa, Se Hyeong-ssi?"

Lelaki yang disebut Se Hyeong oleh Seung Gi tersebut berjalan mendekat. Ia sempat melirik ke para kandidat tenaga administrasi sebelum bicara dengan Seung Gi.

"Kau masih ada kelas setelah ini? Aku butuh bantuanmu untuk mewawancara mereka."

Yang Se Hyeong, pria yang berusia beberapa tahun lebih tua dari Seung Gi itu saat ini tengah menjabat sebagai Ketua Jurusan Perdagangan Internasional. Sikapnya tergantung susana hatinya, ketika suasana hatinya baik, maka sikapnya akan semanis permen kapas. Tetapi, jika suasana hatinya sedang buruk, tatapannya saja seperti belati yang bisa membelah batu dalam sekali tebas. Kali ini, dilihat dari wajahnya, tampaknya Se Hyeong tidak berada dalam mode mengerikannya.

"Ah, aku ada janji dengan seorang mahasiswa untuk bimbingan tugas akhir. Mungkin akan memakan waktu sepuluh sampai lima belas menit. Setelah itu, aku da waktu 45 menit sebelum kelas berikutnya. Mungkin aku hanya bisa ikut selama itu," jelas Seung Gi.

Nama pria itu Seung Gi. Suzy berkata dalam hati. Ia menyamankan posisi duduknya dan mempertajam pendengarannya. Rasa penasaran pada pria yang tiba-tiba menanyakan soal lukanya mendadak hinggap di hati gadis itu.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang