Bagian 13

400 78 99
                                    

Peretas Ingatan
dan
Peretas Kehidupan

Sesuai janjinya pada Seung Gi, Sang Yoon akhirnya menghubungi teman dekatnya saat kuliah, Jung Mi Chan. Saat kuliah dulu, Sang Yoon sempat memiliki perasaan pada gadis itu, tetapi, karena Mi Chan yang bisa membaca pikiran, sebelum Sang Yoon menyatakan perasaannya, Mi Chan telah menolaknya lebih dulu. Sang Yoon berbesar hati menerima pilihan Mi Chan dan meminta Mi Chan untuk tetap jadi temannya. Hubungan mereka berdua pun tetap baik-baik saja sampai akhirnya keduanya fokus pada jalan hidupnya masing-masing. Mi Chan dengan bisnis pakaiannya dan Sang Yoon sebagai tenaga pendidik.

Kini, Mi Chan telah menikah dengan pria yang dicintainya dan telah memiliki seorang anak perempuan berusia empat tahun. Sementara Sang Yoon masih betah dengan kehidupannya yang menyendiri, meskipun sepertinya Seo Yun telah mulai mengisi ruang hatinya yang kosong selama bertahun-tahun itu.

Pertemuan kembali antara dua sahabat itu berlangsung di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari area kampus Dongguk. Di sela-sela mengajarnya, Sang Yoon mengajak Mi Chan bertemu untuk berkonsultasi perihal kemampuan membaca pikiran yang juga dimiliki oleh Suzy. Sebuah perbincangan yang terdengar janggal bagi orang-orang yang tak tahu bagaimana latar belakang permasalahan yang terjadi.

"Kau menyukai seorang perempuan yang bisa membaca pikiran lagi?" tanya Mi Chan dengan tatapan menyelidik di balik kacamata bulatnya. Sang Yoon menggeleng.

"Bukan, bukan aku. Ini teman satu apartemenku. Dia menyukai seorang gadis yang bisa membaca pikiran sepertimu. Tapi, sepertinya keduanya saling menyukai," jelas Sang Yoon. Gadis berambut kemerahan itu tertawa kecil.

"Aku jadi teringat saat aku tiba-tiba menolakmu sebelum kau menyatakan apapun padaku. Aku merasa bodoh jika mengingatnya. Harusnya kutunggu kau bicara lebih dulu, baru aku menolaknya," ucap Mi Chan. Sang Yoon menghela napas.

"Sudahlah. Sepertinya aku juga tak akan pernah berani menyatakan perasaan padamu," ucap Sang Yoon yang berhasil membuat tawa Mi Chan meledak.

"Kau benar. Mana berani pria sepertimu menyatakan perasaan lebih dulu? Kalau kau berani, mungkin saat ini kau sudah memiliki lima anak yang masih kecil-kecil dan selalu merengek minta permen padamu," ledek Mi Chan di tengah tawanya.

"Yaa, jangan bicara sembarangan. Aku tidak semenyedihkan itu," ucap Sang yoon sedikit kesal. Tawa Mi Chan perlahan reda. Ia mengangguk-angguk.

"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Kemampuan membaca pikiranmu sudah menghilang?" tanya Sang Yoon tanpa berbasa-basi lagi. Mi Chan menggeleng.

"Masih sama seperti dulu. Tidak berkurang sama sekali. Sekarang malah sedikit lebih parah."

"Lebih parah?" kedua alis tebal Sang Yoon nyaris menyatu. Mi Chan mengangguk.

"Kepekaanku bertambah setelah aku menikah. Aku sekarang bisa melihat hantu dengan lebih jelas, termasuk anak kecil yang sekarang tengah duduk di bahumu," ucap Mi Chan yang kemudian menyeruput cappuccino-nya. Sang Yoon berketap-ketap.

"Be... benarkah?" tanya Sang Yoon gugup. Mi Chan mengangguk.

"Memangnya kau tak merasakan sakit di bahumu?" tanya Mi Chan.

"I... iya. Aku merasakannya. Kupikir ini karena aku terlalu lama menghadap laptop saat mengajar tadi," ucap Sang Yoon. Wajahnya mulai pucat. Mi Chan tampak menatap sesuatu di atas kepala Sang Yoon.

"Katanya dia ingin berkenalan denganmu. Baumu seperti ayahnya, jadi dia mengikutimu."

"Bauku seperti ayahnya?" Sang Yoon terbelalak. Lagi-lagi, Mi Chan mengangguk. Sang Yoon menelan ludahnya kasar.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang