Bagian 17

348 69 45
                                    

Kunjungan Pertama

Di salah satu lorong rak buku sebuah toko buku besar di pusat kota, Sang Yoon dan Seo Yun tampak berdiri berdampingan. Seo Yun tampak tengah membaca isi buku yang memang sudah dibuka segelnya dari toko buku untuk display. Sementara itu, Sang Yoon memindai judul-judul buku yang ada di hadapannya.

"Kurasa ini cocok untuk penelitianmu," ucap Sang Yoon sembari menunjuk salah satu buku. Pria itu mengambilnya dari rak dan menyerahkannya pada Seo Yun.

"Benarkah?" Seo Yun menerima buku tersebut. Ia membaca judul dan ringkasan isi dari buku dari sampulnya.

"Penulis ini salah satu pakar ekonomi di Korea. Banyak gagasannya yang jadi acuan dalam hal investasi. Kau bisa memperkuat argumen di pembahasan disertasimu dengan teorinya," jelas Sang Yoon. Seo Yun mengangguk.

"Baiklah, aku akan mengambilnya."

Seo Yun memsukkan buku yang disarankan Sang Yoon ke keranjangnya. Matanya kembali memindai judul-judul buku yang ada, begitu pula dengan Sang Yoon.

"Bagaimana dengan yang ini?" Sang Yoon kembali menunjuk salah satu buku. "Ini akan membantumu mengolah data penelitian yang kau peroleh."

"Kupikir kau yang akan membantuku," ucap Seo Yun.

"Aigoo, tentu saja aku akan membantumu. Tapi, kau memerlukan buku ini," Sang Yoon tampak berpikir sejenak. "Tapi sepertinya aku punya buku itu di apartemen. Kau tak perlu membelinya.Ayo kita cari buku yang lain," ajak Sang Yoon.

Sang Yoon kembali memindai judul buku-buku tebal di hadapannya. Sementara Seo Yun tertegun melihat pria yang ada di hadapannya itu. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar, tetapi, ada ketakutan yang turut menyusup di antara debarannya itu.

Bagaimana jika Sang Yoon dan Seung Gi sama saja? Bagaimana kalau kehadiran Sang Yoon di sisiku belakangan ini hanya untuk menjauhkan aku dari Seung Gi? Bagaimana kalau semua yang ditunjukkan Sang Yoon padaku ini hanya topeng, lalu dia menertawakan kebodohanku saat dia bersama Seung Gi?

Seo Yun menggigit bibir bawahnya. Ia takut perasaannya kali ini juga hanya berjalan seiring. Selama bekerja bersama, Seo Yun belum pernah melihat Sang Yoon bersama perempuan. Ia hanya melihat Sang Yoon sebagai seseorang yang paling dekat dengan Seung Gi. Sulit bagi Seo Yun untuk menerka perlakuan Sang Yoon padanya ini hanya sebatas sebagai teman saja atau memang Sang Yoon berniat mendekatinya.

"Seo Yun-ah?" Sang Yoon melambaikan tangannya di depan wajah Seo Yun. Seo Yun tersadar dari lamunannya kali ini

"Iya?"

"Ada apa? Ada sesuatu yang salah? Kenapa kau melamun?"

"Ah, tidak ada," Seo Yun tersenyum simpul. "Kau ingin membeli sesuatu?"

"Mungkin. Bagaimana kalau berkeliling dulu?"

Seo Yun mengangguk setuju. Sang Yoon meraih keranjang belanja Seo Yun yang sudah terisi beberapa buku tebal. Seo Yun sedikit terkejut dengan gerakan Sang Yoon yang tiba-tiba itu.

"Biar kubawakan," ucap pria itu sembari tersenyum. Lantas, ia berjalan menuju deretan buku yang lain. Masih dengan senyuman di wajah, Seo Yun membuntuti Sang Yoon ke deretan buku yang menarik bagi pria itu.

***

"Aku melemparkan obor itu lalu semuanya terbakar, benar-benar terbakar. Aku takut kau kesakitan waktu itu, tapi, ternyata tidak. Kita baik-baik saja!"

Dengan berapi-api, Suzy menceritakan bagaimana prosesinya menghapus ingatan Seung Gi tadi. Di sebelahnya, Seung Gi mendengarkannya dengan saksama. Ia sendiri juga merasa lega karena setelah prosesi mendebarkan itu, dirinya dan Suzy sama-sama tak merasakan kesakitan apapun. Bukankah itu pertanda baik?

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang