Bagian 18

391 72 50
                                    

Prosesi Terakhir

Tidak sulit bagi Suzy untuk tidur nyenyak meskipun tidak di ranjang yang biasa menjadi tempatnya singgah. Malam itu, Suzy tidur dengan sangat nyenyak, lebih-lebih setelah ayahnya memberikan izin beberapa saat setelah Suzy menelepon Eun Jun. Kehangatan keluarga Seung Gi juga membuat gadis itu merasa sangat-sangat nyaman berlama-lama di kediaman orang tua Seung Gi.

Pagi itu, Suzy bangun seperti hari-hari biasanya. Kehidupan di rumah Seung Gi ternyata dimulai lebih awal, meskipun hari itu adalah hari Minggu. Sung Ae dan Sung Na sibuk di dapur, sementara Yong Min sibuk mengurus tanaman dan ikan hias di kolam depan rumahnya. Sebisa mungkin, Suzy membantu di dapur meskipun berkali-kali Sung Na menarik gadis itu untuk duduk.

Ceklek.

Perlahan, pintu kamar Seung Gi terbuka. Pria itu keluar dengan rambut yang berantakan, tetapi, tangannya sudah sibuk dengan ponsel. Sasaran empuk bagi Sung Na untuk melancarkan serangan.

"Oppa, kau ini, jarang datang ke sini dan setiap ke sini kau selalu sibuk dengan ponselmu. Kali ini dengan siapa huh? Kau punya wanita lain?" cerocos Sung Na. Seung Gi berdecak.

"Bisakah kau berhenti mengoceh dulu? Aku sedang sibuk!" hardik Seung Gi. Pria itu tampak menelepon seseorang dan beringsut menjauh.

Dengan sudut matanya, Suzy mengikuti pergerakan pria itu. Fokusnya bukan pada muka bangun tidur Seung Gi yang sangat menggemaskan, tetapi pada perilaku pria itu yang sibuk dengan ponselnya. Suzy merasakan akan ada sesuatu yang terjadi, meskipun ia tak bisa memastikan apa itu.

"Kau lihat kan Eonnie? Seung Gi-oppa saat bangun tidur sangat menyedihkan. Aku masih tak percaya gadis secantik kau mau dengan kakakku itu," Sung Na mash terus mempertanyakan kenapa Suzy mau dengan sang kakak.

"Yaa, Sung Na-ya, berhentilah mengganggunya. Kau bisa membuat Suzy jadi tak nyaman di sini! Lebih baik kau kupas dan potong bawang di sana!" peringat ibunya. Sung Na mencebik sebal dan melakukan perintah ibunya, sementara Suzy hanya tersenyum tipis. Berada di dapur bersama ibu dan adik Seung Gi membuatnya tak percaya diri. Mereka berdua sama-sama pandai memasak, sementara kemampuan memasaknya tak cukup baik.

"Maafkan aku, aku tak bisa banyak membantu. Kemampuan memasakku payah," ucap Suzy yang mendekati Sung Na untuk membantunya mengupas bawang.

"Aigoo, tak masalah. Kau bisa belajar bersamaku saat ada waktu luang nanti. Kami bertiga selalu di rumah saat akhir pekan. Hanya saat libur panjang saja kami berlibur keluar, jadi kau bisa ke sini untuk belajar memasak bersama kami," ucap Sung Ae dengan senang hati.

"Suatu hari akan kuajak ibuku ke sini. Ibuku suka dengan sup buatanmu, Eomeonim," ucap Suzy. Sung Ae menatap Suzy dengan sebelah alis terangkat.

"Ibumu pernah mencicipi sup buatanku?" tanya Sung Ae memastikan. Suzy mengangguk.

"Sehari setelah ulang tahunnya, pagi-pagi, Seung Gi tiba-tiba datang ke rumah dengan membawa banyak makanan dan makan bersama keluargaku. Ayah dan ibuku sangat menyukai masakanmu, Eomeonim," cerita Suzy. Sung Na menjentikkan jarinya.

"Benar kan dugaanku? Sudah kubilang instingku kuat," ucap Sung Na. Sebuah tatapan yang menyuruh Sung Na untuk diam diberikan oleh Sung Ae pada anak gadisnya itu. Sung Na pun kembali memotong bawang seperti perintah awal sang ibu.

"Kalau begitu, aku dengan senang hati akan mengajaknya memasak bersama. Ajaklah ke sini jika waktunya senggang, Suzy-ah," pinta Sung Ae. Suzy mengangguk setuju.

"Eomma... eomma... apakah sarapan sudah siap?" sambil berteriak, Seung Gi berjalan menuju dapur.

"Yaa, di mana sopan santunmu? Kau pikir ini hutan? Kenapa kau berteriak seperti tarzan?" cibir Sung Na saat Seung Gi tiba di dapur. Seung Gi tak mempedulikan ucapan adiknya.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang