Pemutus Takdir Menyedihkan
Malam semakin larut seiring dingin yang semakin menusuk tulang. Jam menunjukkan hampir tengah malam. Ruangan berukuran 3 x 4 meter tersebut masih terang benderang, menandakan empunya belum terlelap ke alam mimpi. Bae Suzy masih termenung di ranjangnya, memeluk lututnya dengan pandangan kosong. Pikirannya pergi tanpa arah, hatinya didera resah yang tak kunjung punah. Untung saja, gadis itu tak memiliki kegiatan berarti esok hari sehingga tak masalah baginya jika belum terlelap saat ini.
Suzy tak berani tidur. Hari itu, ia telah lancang meretas pikiran dua orang. Artinya, dua sampai tiga hari ke depan, ia akan bermimpi tentang dua orang tersebut, dan biasanya, jika melibatkakn Gyu Han, mimpinya selalu buruk. Gadis itu belum pernah meretas pikiran lebih dari satu orang sebelumnya, sehingga, kali ini, ia merasa tak siap. Belum lagi, pikirannya runyam karena sang ayah ingin melaporkan Gyu Han ke polisi dan ia tak bisa melakukan apapun.
Tiba-tiba, pintu kamar Suzy diketuk. Suzy buru-buru meringkuk di bawah selimutnya dan memejamkan mata. Sesaat kemudian, ia mendengar pintu kamarnya terbuka. Suzy memang tak pernah mengunci pintunya, kecuali saat ia pergi meninggalkan rumah.
"Eonnie, aku tahu kau belum tidur. Kalau kau tidur, lampu tidurmu pasti sudah menyala," ucap Eun Jun yang berdiri di pintu. Suzy mendengus. Ia keluar dari selimutnya dan duduk kembali.
"Kau belum tidur?" tanya Suzy. Eun Jun mengangkat cangkir di tangannya.
"Aku masih mengerjakan laporan praktikum, tapi aku mengantuk, jadi aku membuat kopi."
Eun Jun berjalan memasuki kamar sang kakak dan meletakkan cangkir kopinya di nakas. Ia duduk di tepi ranjang Suzy. Tanpa perlu banyak waktu, Eun Jun menyadari bahwa kakaknya sedang resah.
"Kau tak perlu memikirkan pria itu, Eonnie. Setelah Appa melaporkannya ke polisi, kau akan aman," Eun Jun berusaha menenangkan Suzy. Suzy menghela napas panjang.
"Aku takut Gyu Han melakukan sesuatu yang buruk saat ia tahu dirinya dilaporkan. Bukankah perlu ada penyelidikan sebelum akhirnya Gyu Han ditangkap?" Suzy memastikan. Eun Jun tampak berpikir.
"Sepertinya iya. Aku tidak terlalu paham soal prosedur seperti itu. Kau tak perlu takut, Eonnie. Sebentar lagi kau akan bekerja di Dongguk, kan? Dia tak akan berani menyentuhmu lagi kalau kau berhasil bekerja di sana. Kau akan bayak mengahbiskan waktumu bekerja daripada di rumah. Meskipun dia belum ditangkap, kalau kau sibuk bekerja, dia tak akan berani mendekatimu," Eun Jun terus meyakinkan kakaknya agar bisa tenang. Suzy hanya diam. Ia mulai menimbang-nimbang, perlukah ia jujur pada adiknya bahwa ia bisa membaca pikiran seseorang dan mengatakan pada adiknya soal isi pikiran Gyu Han?
"Eun Jun-ah..."
"Ya?"
Suzy kembali diam. Pada akhirnya, ia emutuskan untuk tetap diam. Ia tak mau menambah beban adiknya. Selama ini, Suzy sudah terlalu membebani Eun Jun dengan hubungannya bersama Gyu Han. Ia tak mau terus-terusan merepotkan Eun Jun.
"Kau tahu kan Gyu Han sangat menyukaiku sejak lama? Kurasa, sikap kasarnya padaku ini hanya karena ia tak mau kehilanganku dan ingin memilikiku seutuhnya, bukan..."
"Jangan bilang kau ingin tetap mempertahankan hubunganmu dengannya!?" potong Eun Jun. Suzy yang diam cukup memberinya jawaban yang jelas.
"Dengarkan aku, Eonnie! Kau sudah mengambil keputusan yang sangat tepat. Kau tak akan bisa berkembang jika terus bersama pria brengsek itu. Saatnya kau memikirkan masa depanmu. Suatu hari, kau akan menemukan seseorang yang mencintaimu dengan cara yang baik, bukan dengan cara yanng merugikanmu seperti ini," ucap Eun Ju tegas. Ia sering merasa gemas pada sikap kakaknya yang seringkali terlalu baik. "Sekarang, lebih baik kau istirahat, tenangkan dirimu. Jangan pikirkan soal Gyu Han, biar Appa yang mengurusnya, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Hayran Kurgu[LENGKAP] Lee Seung Gi tengah menjalani hidupnya yang ke 99. Di kehidupannya ke 99 ini, ia menjadi seorang dosen di Universitas Dongguk. Berbagai hal telah disiapkannya sebelum kematiannya yang ke seratus. Namun, pria itu berhasil membuka matanya ke...