Bagian 19

371 71 38
                                    

Mengambil Jarak

Langit telah berubah jingga kala Seung Gi dipindahkan ke ruang rawat kelas I di salah satu rumah sakit terdekat. Wajah pria itu perlahan menunjukkan kehidupan, meskipun kesadarannya belum kembali lagi. Darah yang mengalir dari hidungnya juga sudah berhenti, suhu tubuhnya mulai kembali normal meskipun sekarang masih sedikit hangat. Jarum infus menancap di punggung tangan kanannya. Sang Yoon dan Mi Chan berdiri di sisi kanan ranjang Seung Gi, sementara Suzy duduk di kursi yang ada di sisi kiri ranjang Seung Gi. Tangannya menggenggam erat tangan kiri Seung Gi. Mata gadis itu terlihat sembap, tetapi, ia sudah tak lagi menangis.

"Menurut diagnosis dokter, Seung Gi kelelahan. Suzy tidak mengatakan soal prosesi menghapus ingatan pada dokter karena dokter pasti tidak percaya itu. Dia bilang kalau Seung Gi sibuk membersihkan apartemen sejak pagi," jelas Sang Yoon pada Mi Chan yang belum lama tiba. Mi Chan menarik napas panjang. Ia melirik Seung Gi yang masih memejamkan matanya. Pergerakan dadanya menunjukkan bahwa pria itu benar-benar masih memiliki kehidupan.

"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi sebelumnya, Suzy-ah?" tanya Mi Chan. Suzy mengangguk.

"Kemarin aku menghapus ingatan pertamanya, semuanya baik-baik saja. Aku tidak merasakan sakit, begitu juga dengan dia. Lalu, tadi, setelah Seung Gi mendapat kabar kalau dirinya akan ditugaskan ke Singapura, dia memintaku menghapus seluruh ingatannya," suara Suzy mulai bergetr lagi. "Kami sudah berjanji, kalau terjadi sesuatu, kami akan memberi tanda. Tapi, sampai aku menghapus ingatannya ke 98, dia tak memberi tanda apapun. Kupikir semuanya baik-baik saja, sampai saat aku kembali, Seung Gi sudah tak sadarkan diri."

Air mata Suzy kembali menetes. Mi Chan berjalan mendekati gadis itu dan merengkuh bahunya, berusaha menenangkan Suzy. Suzy menundukkan kepalanya, ia terisak lagi.

"Eonnie, apakah ini semua salahku? Perasaanku sudah tak nyaman sejak kami tiba di apartemen Seung Gi. Seung Gi sempat mengucapkan satu kalimat yang membuatku mendadak ketakutan, tepat sebelum kami memulai prosesi itu. Tetapi, aku malah memaksakan diri memenuhi permintaannya. Ini semua gara-gara aku kan? Kalau saja aku bisa meyakinkan Seung Gi untuk tak melakukan prosesi itu, pasti dia tak akan seperti ini," tanya Suzy dengan keputusasaan. Siapapun yang mendengar ucapan Suzy pasti bisa merasakan kesedihan dari gadis itu. Mi Chan semakin mengeratkan rengkuhannya.

"Ssst, jangan menyalahkan dirimu, tenanglah. Semuanya sudah berlalu. Kau sudah berhasil menghapus ingatan Seung Gi kan? Kemampuanmu meretas isi pikiran orang lain otomatis sudah menghilang juga. Kalian masih selamat, berarti, kalian telah berada di jalan yang baik."

"Tapi kenapa Seung Gi sampai begini? Dia hampir mati gara-gara prosesi menghapus ingatan sialan itu! Kalau takdir kami baik, kenapa harus ada yang terluka? Kenapa harus ada yang sakit, Eonnie? Kenapa? Kenapa kami dipermainkan oleh takdir begini, Eonnie!" Suzy mulai hilang kendali atas dirinya. Mi Chan yang tak kuasa melihat Suzy yang mulai histeris lekas memeluknya.

"Aku yakin ini semua terjadi untuk kebaikan kalian berdua," Mi Chan mengelus punggung Suzy untuk menenangkan gadis itu.

"Kebaikan macam apa? Aku melihat Seung Gi hampir mati tepat setelah prosesi ini!"

"Kalau Seung Gi tak melakukannya, mungkin kalian berdua harus saling melupakan setelah prosesi itu."

Suzy menoleh ke arah Mi Chan dengan tatapan penuh tanya. Wajah Suzy sudah memerah dan basah oleh air mata.

"Apa... maksudmu...?"

"Seung Gi menahan semua rasa sakitnya dan menerima semua rasa sakitmu Itulah yang membuatmu berhasil menghapus 98 ingatannya."

Tubuh Suzy semakin lemas mendengar penuturan Mi Chan. Seung Gi menerima semua rasa sakitku? Apa maksud semua ini?

"Bagaimana bisa? BAGAIMANA BISA DIA MENERIMA SEMUA RASA SAKITKU?" tanya Suzy keras. Napas Suzy mendadak sesak. Mi Chan menghela napas panjang.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang