Bagian 15

370 71 78
                                    

Mimpi yang Terkuak

"Suzy-ah! Suzy-ah!"

Merasa namanya dipanggil, Suzy yang sedang berjalan menuju kantor jurusan menghentikan langkahnya. Gadis itu berhenti dan menoleh ke sumber suara. Tampak Seung Gi dengan setengah berlari datang menghampirinya.

"Yaa, kita berada di area kampus. Kau harusnya bicara formal denganku," ucap Suzy mengingatkan Seung Gi. Seung Gi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kau benar, aku lupa. Tapi, hal yang ingin kubicarakan ini di luar pekerjaan, apa aku harus menundanya nanti saja?" Seung Gi malah kebingungan.

"Soal Mi Chan-ssi? Dia bersedia ditemui?" tanya Suzy antusias. Seung Gi mengangguk.

"Sore ini di taman bermain di pusat kota. Sekitar pukul 4 kalau tak salah. Kau bisa?"

"Di taman bermain?" tanya Suzy heran.

"Dia akan membawa anaknya untuk menemui kita. Suaminya lembur nanti sore, sementara jam kerja pengurus anaknya hanya sampai jam 3. Jadi, dia mengajak kita bertemu di taman bermain agar anaknya bisa bermain tanpa mengganggu pembicaraan kita nantinya," jelas Seung Gi. suzy mengangguk paham.

"Baiklah, kita pergi bersama?" tanya Suzy.

"Tentu saja..." ucapan Seung Gi menggantung. "Tapi, sepertinya kita harus ke sana dengan kendaraan umum atau taksi. Sang Yoon-hyung mengajar di Gyeongju seharian, dia sudah berangkat sejak pagi tadi. Kau tak masalah?" tanyanya. Suyz tertawa kecil.

"Kenapa harus mempermasalahkannya? Ingatkah kau waktu kita ke Gyeongju dengan bus dan kereta? Perjalanan hampr 3 jam pun tidak terasa kan?" Suzy mengingatkan Seung Gi pada kali pertama mereka menghabiskan waktu perjalanan dengan mengobrol tanpa arah beberapa waktu lalu.

"Ah iya. Apalagi ini hanya ke taman bermain pusat kota yang mungkin hanya akan memakan waktu setengah jam. Baiklah kalau begitu. Siapapun yang urusannya selesai lebih dulu, harus mengabari duluan, oke?" ucap Seung Gi. Suzy mengangguk.

"Saya mengerti, Lee Seung Gi-gangsanim," ucap Suzy yang disusul tawa kecil yang berhasil membuat Seung Gi tersenyum.

"Ayo kita ke kantor!" ajak Seung Gi.

Keduanya berjalan beriringan menuju kantor jurusan yang ada di ujung lorong itu. Obrolan dan candaan kecil tercipta di antara keduanya. Mereka tidak menyadari, bahwa Seo Yun berjalan di belakang mereka. Kali ini, gadis berambut bob sebahu itu jauh lebih tegar dari sebelum-sebelumnya. Telinganya turut mendengar pembicaraan Seung Gi dan Suzy. Sesekali, senyuman Seo Yun turut lolos saat Seung Gi melontarkan candaannya.

"Kau sudah sarapan?" tanya Seung Gi.

"Belum. Semalam aku tak bisa tidur karena memikirkan soal pembicaraan kita kemarin, bangunku jadi kesiangan. Untung aku masih sempat mandi."

"Aigoo, rumahmu kan hanya dekat dari sini, kenapa kau tak menyempatkan diri untuk sarapan sebentar? Jam kerjamu juga mulai jam 8 kan? Ini baru jam 7.15. Seburu-buru apapun, kau harus menyempatkan untuk sarapan sebelum jam 9," Seung Gi mencerocos seperti ayah pada anaknya.

"Biasanya aku juga tak melewatkan sarapan, hanya hari ini saja. Sebelum jam 9 akan kupastikan aku sudah makan, jangan mengomel seperti ayahku, oke?" ucap Suzy yang membuat Seung Gi berdecak.

"Aku bukan mengomel, aku hanya ingin kau tetap sehat. Kurasa, apa yang akan kita hadapi setelah ini akan sangat melelahkan, jadi kau harus menjaga kesehatan."

Obrolan dan candaan di antara keduanya terus mengalir. Seo Yun bisa merasakannya. Sikap Seung Gi pada Suzy menunjukkan adanya ketertarikan pria itu pada Suzy. Sesuatu yang akhirnya Seo Yun benar-benar bisa sadari, tak pernah ditunjukkan Seung Gi saat bersamanya. Bagaimana pria itu menatap Suzy, memperhatikan setiap perkataan Suzy dengan antusias, semua itu tak pernah didapatkannya, bahkan setelah bertahun-tahun mereka bersama. Seo Yun akhirnya sadar sepenuhnya, bahwa dirinya memang benar-benar sebatas teman bagi Seung Gi.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang