Memulai Hidup Baru
"Hyung!"
Ceklek.
"Hyung! Hyung!"
Sang Yoon yang baru saja duduk setelah melakukan peregangan menoleh ke arah Seung Gi yang keluar dari kamarnya dengan panik. Seung Gi terlihat terengah-engah dan kebingungan. Setengah berlari, Seung Gi mendekati Sang Yoon.
"Hyung, kau juga mati?"
"Hah? Kau ini bicara apa?" tanya Sang Yoon heran. Seung Gi tak menjawab. Ia malah berlari ke kamar mandi dan menuju ke wastafel.
Di depan wastafel, menghadap cermin yang ada di atas wastafel tersebut, Seung Gi menepuk-nepuk pipinya beberapa kali, bergantian kanan dan kiri. Seung Gi menatap bayangannya lekat-lekat, memeriksa bibirnya yang tampak masih segar dan merah. Wajahnya juga sama sekali tidak pucat, dan yang jelas, bayangannya masih tertangkap oleh cermin.
Seung Gi mengalihkan pandangannya ke kedua kakinya yang berpijak di lantai. Ia menjejak-jejakkan kakinya berulang kali. Lama kelamaan, ia merasakan sakit. Seung Gi kembali menghadap cermin. Dirabanya dada bagian kirinya. Ia bisa merasakan detak jantungnya yang sedikit cepat.
Dia masih hidup. Lee Seung Gi masih hidup!
Dengan gemetar, Seung Gi membasuh wajahnya dan kembali menatap bayangannya di cermin. Dia masih sama seperti kemarin, tidak ada yang berubah. Ia masih bernapas dan menjejak tanah. Ia tidak terluka. Ia tidak berganti pakaian menjadi serba putih. Ia tak bertemu malaikat maut. Semuanya masih baik-baik saja.
Seung Gi meraba cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Dada Seung Gi terasa sesak karena sangat bahagia. Segala ketakutannya di hari kemarin seketika menghilang, berubah menjadi rasa syukur yang tak henti-henti.
"HYUNG! AKU MASIH HIDUP! AKU MASIH HIDUP!"
Seung Gi berteriak dari kamar mandi sementara Sang Yoon hanya diam di tempatnya sembari menunggu Seung Gi keluar. Ia mendengar Seung Gi terus memanggilnya sampai Seung Gi benar-benar keluar dari kamar mandi.
"AKU MASIH HIDUP HYUNG! HAHAHAHA AKU MASIH HIDUP!" seperti kesetanan, Seung Gi melompat-lompat di depan pintu kamar mandi. Sang Yoon hanya diam kebingungan dengan mulut setengah terbuka.
Dengan wajah berbinar, Seung Gi kembali ke kamarnya dan mengambil coat miliknya. Setelah itu, Seung Gi menyelonong masuk ke kamar Sang Yoon dan mengambil coat milik Sang Yoon. Pria itu kemudian melemparkan coat Sang Yoon pada pemiliknya.
"Pakailah, Hyung. Aku akan mentraktirmu makan pagi ini di food hall. Ayo cepat!" ucap Seung Gi sembari memakai coat-nya.
"Yaa yaa! Sebenarnya kau ini kenapa? Tingkahmu aneh sekali," sentak Sang Yoon.
"Isshh, apa kau tak melihat? Aku masih hidup hari ini. aku masih bernapas pagi ini. Aigoo, menyenangkan sekali. Cepatlah pakai coat-mu dan kita ke bawah," ucap Seung Gi yang langsung berjalan menuju pintu. Sang Yoon mendengus pelan dan memakai coat-nya. Cepat, ia menyusul Seung Gi agar tak ditinggalkan oleh anak itu.
***
Mengkhawatirkan kematian tentu saja merupakan hal yang wajar bagi semua orang, tak terkecuali Seung Gi. Bedanya, kekhawairannya terhadap kematian berkali-kali lipat lebih besar karena ia mengetahui bahwa dirinya akan mati tepat saat pergantian hari ke hari ulang tahunnya ke 30. Tak hanya sekali dua kali pria itu menghadapi kematian, namun, sudah 98 kali. Untuk kali ke 99 ini, semuanya telah dipersiapkannya dengan baik, nyatanya, pagi ini matanya kembali terbuka seiring dengan berbunyinya alarm yang lupa dinonaktifkannya semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfiction[LENGKAP] Lee Seung Gi tengah menjalani hidupnya yang ke 99. Di kehidupannya ke 99 ini, ia menjadi seorang dosen di Universitas Dongguk. Berbagai hal telah disiapkannya sebelum kematiannya yang ke seratus. Namun, pria itu berhasil membuka matanya ke...