99th Life

414 66 25
                                    

After Accident

"Oppa..."

Perlahan, Suzy membuka matanya. Pandangannya sedikit berputar. Gadis itu kembali memejamkan matanya sejenak untuk mendapatkan kesadarannya kembali.

"Suzy-ah? Kau bangun? Aku di sini, jangan terburu-buru membuka matamu."

Kelegaan yang luar biasa terasa di hati Suzy saat mendengar suara Seung Gi sekaligus genggaman yang lebih erat di tangannya. Ia berhasil. Ia kembali berhasil lolos dari maut.

"Oppa..." ucap Suzy masih dengan mata terpejam. Ia belum bisa bicara banyak karena alat bantu pernapasan masih terpasang untuk menopang kehidupannya.

"Sebentar ya, kupanggilkan perawat untuk memeriksa keadaanmu. Kalau kau pusing, jangan membuka matamu dulu. Jangan banyak bergerak."

Tanpa melepaskan genggaman tangannya, Seung Gi menelepon perawat untuk memberi kabar bahwa Suzy telah sadar. Tak lama kemudian, dua orang perawat dan seorang dokter masuk ke ruang rawat Suzy.

"Permisi, Tuan, biar saya periksa pasien terlebih dahulu," pinta dokter. Seung Gi mengangguk. Ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Suzy dan memberi ruang untuk dokter dan perawat.

Terima kasih sudah bertahan, Suzy-ah.

***

"Dua bulan? Aku koma selama itu?"

Setelah beberapa jam kembali bangun dari tidur panjangnya, kini, Suzy sudah bisa duduk dengan baik. Luka-luka di tubuhnya sudah membaik. Hanya saja, pandangannya sesekali kabur, namun, ia berhasil kembali memfokuskannya.

"Luka di kepalamu cukup parah. Kendaraan itu menghantam taksi tepat di sisi kau duduk. Kalau kau pusing, lebih baik kau tiduran saja," ucap Seung Gi. Suzy menggeleng.

"Aku masih ingin dengar ceritamu sambil melihatmu. Kau bagaimana? Lukamu bagaimana? Apa masih sakit?"

"Seperti yang kau lihat kan, aku sudah sehat seperti sedia kala. Aku hanya koma beberapa hari dan bisa sembuh kurang dari tiga minggu. Sudah hampir sebulan aku kembali bekerja."

Suzy menghela napas panjang. Ia tak menduga dirinya bisa selamat dari maut untuk yang kedua kalinya.

"Bagaimana dengan sopir taksi itu? Apa dia selamat?" tanya Suzy lagi. Raut wajah Seung Gi sudah bisa memberi jawaban bagi Suzy.

"Keluarga dari orang yang menabrak kita bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kebutuhan kita. Ternyata, saat kejadian, dia mabuk. Aku meminta semuanya diselesaikan secara kekeluargaan, tapi keluarga sopir taksi tidak mau. Sekarang, dia dipenjara," ucap Seung Gi. Suzy mengangguk paham.

Seung Gi menatap Suzy lekat-lekat. Ia benar-benar bersyukur, Suzy kini sudah berada di hadapannya dalam keadaan yang lebih baik. Hari demi hari dilaluinya dengan berbagai pengharapan dan ketakutan. Hampir saja Seung Gi putus asa dan sudah bersiap melepaskan Suzy. Namun, Tuhan tak selamanya memberikan kesedihan bagi manusia. Saatnya mereka menuai kebahagiaan setelah kesedihan yang bertubi-tubi mereka alami. Semuanya diawali dengan kembali sadarnya Suzy dari komanya.

"Aku senang bisa kembali berbicara denganmu begini, Chagiya. Aku sangat merindukanmu. Setiap hari aku datang ke sini, terus mengajakmu bicara, terus memintamu percaya bahwa takdir kita baik agar kau bangun. Kupikir usahaku sia-sia, kupikir aku tak akn bisa bertemu denganmu lagi," ucap Seung Gi. Ia mengusap air matanya yang sudah berkumpul di pelupuk mata. "Terima kasih sudah bertahan."

Senyuman Suzy perlahan mengembang. Ia sendiri pun tak menyangka kalau dirinya berhasil bertahan dan bisa melihat Seung Gi lagi seperti sekarang ini. Pandangannya tak lepas dari pria yang berada di hadapannya saat ini. Seung Gi terlihat lebih kurus jika dibandingkan saat terakhir ia bertemu dengannya. Saat pulang dari Singapura pun Seung Gi sudah kehilangan sedikit berat badannya.

"Apa kau tak makan selama menungguku sadar? Kau terlihat lebih kurus sekarang," ucap Suzy. Seung Gi melihat ke arah tubuhnya sendiri.

"Iya kah? Entahlah. Aku malas melakukan apapun, termasuk makan. Aku hanya ingin berada di sampingmu, menemanimu, menghabiskan waktu bersamamu meskipun kau hanya terbaring di ranjang," ucap Seung Gi. Suzy menatapnya penuh selidik.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa kau tidak mendapat omelan dari Se Hyeong?" tanya Suzy. Seung Gi menggeleng.

"Sepertinya, saat tahu kita kecelakaan, dia banyak merenung. Sekarang, dia bersikap jauh lebih baik padaku dan tidak bersikap seenaknya sendiri," ucap Seung Gi.

Suzy tertawa kecil mendengar cerita Seung Gi. Sepertinya, ia sudah melewatkan banyak hal selama koma.

"Oppa..."

"Ya?"

"Sepertinya kita sempat bertemu di alam mimpi. Atau mungkin itu di gerbang kematian? Kau mengajakku untuk kembali karena kau ingin membuktikan kalau takdir kita baik," ucap Suzy. Seung Gi mengangguk.

"Aku masih mengingatnya dengan jelas. Apa yang terjadi padamu sampai kau baru kembali sekarang?" tanya Seung Gi. Suzy mengendikkan bahu.

"Tiba-tiba saja aku kehilangan jejakmu dan terjebak dalam kebingungan. Aku hanya percaya pada ucapanmu dan mencoba untuk bertahan. Ternyata berhasil, aku sudah di sini sekarang," ucap Suzy. Gadis itu merentangkan tangannya. "Kau bilang, kau merindukanku, kau tak mau memelukku?" ucap Suzy. Seung Gi tertawa kecil. Ia bangkit dan duduk di tepi ranjang. Belum sempat memeluk, Suzy sudah mendekapnya lebih dulu.

"Saranghae, Oppa. Aku akan segera sehat agar kita bisa segera merencanakan pernikahan kita," ucap Suzy. Seung Gi membalas pelukan Suzy dengan hangat dan mengecup puncak kepala Suzy dengan hangat.

"Nado, fokuslah pada kesembuhanmu dulu. Setelah semuanya membaik, baru perlahan kita atur semuanya," ucap Seung Gi. Suzy mengangguk. Ia menyadarkan kepanya ke dada bidang Seung Gi.

Tak ada lagi ketakutan di antara mereka. Selamatnya mereka dari maut semakin menguatkan rasa percaya mereka satu sama lain dan rasa percaya mereka bahwa mereka benar-benar berada di jalan takdir yang baik.

---

Kukasih bonus dikit biar jelas pada selamat atau gak hihi. Terima kasih ya sudah baca. Bersamaan dengan ini, kuluncurkan prolog cerita baru. Silakan di cek di profilku buat baca. Semoga gak bosan yaa ^^

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang