Firasat
Seperti biasanya, sebelum berangkat ke kampus untuk bekerja, Suzy memoles wajahnya dengan riasan yang tak terlalu tebal tetapi membuatnya terlihat segar. Sebisa mungkin, gadis itu menutupi kantong di bawah matanya. Meskipun Sang Yoon sudah memberinya kabar kalau Seung Gi sudah bangun kemarin, ia tetap saja terjaga sepanjang malam karena memikirkan pria itu. Semua pesan dari Seung Gi dan panggilan telepon dari pria itu diabaikannya. Ia gentar, bahkan hanya untuk mendengar suara Seung Gi barang sedetik. Rasa bersalah masih menghantuinya dengan sangat mengerikan.
"Eonnie, bolehkah aku masuk?" Suara Eun Jun dari luar menyadarkan Suzy dari lamunannya.
"Masuklah!"
Ceklek.
Eun Jun membuka pintu kamar Suzy. Gadis itu berjalan masuk dan merebahkan dirinya di ranjang Suzy. Suzy hanya meliriknya sebentar dan kembali fokus pada riasan wajahnya.
"Ada apa?" tanya Suzy yang masih menghadap cermin di depannya.
"Apa kau sudah mendapat kabar dari Seung Gi-oppa?"
"Hm."
"Dia sudah sadar?"
"Sudah, sejak kemarin sore."
"Kau tidak ke rumah sakit untuk menjenguknya?"
"Tidak, hari ini dia sudah berangkat kerja lagi."
"Apa?" Eun Jun langsung bangkit dari rebahnya. "Seung Gi-oppa sudah kembali bekerja? Kau bercanda?"
"Tidak. Aku mendapat kabar dari teman satu apartemennya. Seung Gi meminta pulang hari ini dan dia ingin langsung bekerja."
"Aigoo, kenapa tidak beristirahat dulu? Dia baru sadar kemarin kan? Bagaimana kalau Seung Gi-oppa tiba-tiba pingsan lagi nanti?" tanya Eun Jun. Suzy mengendikkan bahu.
"Sebenarnya aku belum tahu pasti, karena belum ada kunjungan dari dokter. Tapi, perasaanku mengatakan kalau Seung Gi akan memaksa dokter untuk mengizinkannya pulang," ucap Suzy.
"Kalau begitu, akan kusiapkan bekal untuknya. Berikan pada Seung Gi-oppa ya nanti?" ucap Eun Jun yang kemudian bangkit dari duduknya. Suzy segera berbalik.
"Kau tak perlu repot, Eun Jun-ah. Lebih baik kau segera bersiap untuk berangkat kuliah daripada menyiapkan bekal," Suzy mencoba melarangnya. Dahi Eun Jun berkerut.
"Kenapa? Seung Gi-oppa pasti tersiksa memakan makanan rumah sakit sejak kemarin, kau harus menunjukkan perhatianmu padanya. Apalagi kau malah tidak berada di sampingnya saat dia sadar kemarin. Aku yakin dia pasti mencarimu. Kelasku juga dimulai agak siang, jadi aku masih ada waktu. Tunggu sebentar ya, aku tidak akan lama."
Tanpa menunggu respon Suzy, Eun Jun segera keluar dari kamar Suzy. DI tempatnya, Suzy terduduk pasrah. Otaknya mencari cara agar bisa memberikan kotak makan itu tanpa perlu bersitatap dengan Seung Gi.
"Kurasa, dia akan berangkat sedikit terlambat. Aku bisa meletakkannya di meja sebelum dia tiba di kantor," gumam Suzy. Gadis itu segera bangkit dan menyusul Eun Jun ke dapur.
***
Usai "menumpang tidur" di rumah sakit, pagi selanjutnya, Seung Gi sudah bisa kembali bekerja seperti biasa. Pagi itu, Seung Gi bersiap berangkat ke kampus dari rumah sakit. Tentu saja orang yang menyiapkan segalanya adalah Sang Yoon, mulai dari mengurus administrasi hingga mengambilkan pakaian untuk Seung Gi di apartemennya. Sejak Seung Gi bangun, pria itu menjadi jauh lebih cerewet dan cukup merepotkan Sang Yoon. Tengah malam, Seung Gi membangunkan Sang Yoon dan mengeluh lapar. Mau tak mau Sang Yoon keluar dan membelikan makanan untuk Seung Gi. Sekembalinya Snag Yoon membeli makanan, Seung Gi sudah kembali terlelap. Saat Sang Yoon membangunkan pria itu, Seung Gi malah menyuruh Sang Yoon yang memakannya karena Seung Gi sangat mengantuk. Ya, setelah hampir 24 jam tertidur, beberapa jam kemudian, Seung Gi sudah tertidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfiction[LENGKAP] Lee Seung Gi tengah menjalani hidupnya yang ke 99. Di kehidupannya ke 99 ini, ia menjadi seorang dosen di Universitas Dongguk. Berbagai hal telah disiapkannya sebelum kematiannya yang ke seratus. Namun, pria itu berhasil membuka matanya ke...