Bagian 8

419 83 114
                                    

Kegigihan Seung Gi

Saat penasaran pada sesuatu, apa yang biasa kalian lakukan?

Kalau pertanyaan itu ditanyakan pada Seung Gi, tentu saja Seung Gi akan menjawab dengan mencari tahu sampai mendapat jawaban, tak peduli apapun yang harus dilalui. Begitulah Seung Gi dengan segala kegigihannya. Maka tak heran jika dirinya bisa mendapat gelar doktor sebelum usianya genap 30 tahun dan menjadi dosen andalan semua orang.

Di tengah hari yang terik itu, Seung Gi berjalan mengendap-endap, berkamuflase di antara beberapa orang yang juga berjalan di trotoar. Lingkungan kampus memang tak pernah sepi meski hari libur sekalipun. Sekitar 5 meter di depannya, Suzy setengah berlari, terus berusaha menjauh dari Seung Gi. Ia tahu betul pria itu membuntutinya di belakang sana.

"Aigoo, haruskah aku masuk ke gang rumahku atau terus saja?" Suzy bergumam saat ia telah mendekati gang menuju ke rumahnya. Ia berusaha melirik ke belakang, tapi, matanya tak bisa menangkap di mana pria itu berada.

Sementara itu, Seung Gi terus menajamkan pandangannya, mengawasi pergerakan Suzy. Ia bisa saja berlari mengejar gadis itu, mencecarnya sampai dapat jawaban. Tetapi, jika ia melakukannya, tentu akan jadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya.

Langkahnya harus terhenti saat ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Dengan sedikit kesal, Seung Gi mengambil ponsel dari sakunya. Baginya, panggilan telepon menandakan ada hal penting yang harus segera dilakukannya sehingga sangat tidak mungkin baginya untuk mengabaikan.

"Oh, eomma?"

Seung Gi segera menjawab panggilan. Tentu saja, momen tersebut dimanfaatkan oleh Suzy untuk masuk ke gang rumanya di seberang jalan. Sekali lagi, mata elang Seung Gi tak luput menangkap sekelebat bayangan Suzy yang menyeberang dan masuk ke gang tersebut.

Aku melihatmu, Bae Suzy, jangan kau pikir kau bisa lepas sebelum ada penjelasan barang satu kalimatpun.

"Halo, Eomma?"

"..."

"Ah... i... iya... acaraku sudah selesai," Seung Gi menggaruk tengkuknya yang gatal. Ia sampai lupa kalau berjanji akan pulang ke rumah orang tuanya setelah acaranya selesai

"..."

"Aku perlu ke apartemen dulu untuk berganti pakaian. Setelah itu aku akan pulang."

"..."

"Ya, Eomma. Sampai bertemu di rumah," tutup Seung Gi. Ia menurunkan ponselnya dari telinga dan mendapati sebuah pesan dari Sang Yoon.

Aku mengantarkan Seo Yun pulang dengan mobilnya. Tunggu aku sebentar. Rumahnya tak jauh dari sini. Aku akan segera pulang.

"Apa? Sang Yoon-hyung mengantar Seo Yun pulang? Apa yang sebenarnya terjadi?" Seung Gi tampak sedikit bingung dengan pesan yang dikirmkan Sang Yoon.

Tanpa menanyakan alasan Sang Yoon mengantarkan Seo Yun, Seung Gi segera membalas pesan tersebut dan kembali menyimpan ponselnya. Ia terdiam sejenak di tempatnya berdiri sembari menatap gang masuk menuju rumah Suzy. Seung Gi mengamati apapun yang bisa dijadikan penanda gang masuk itu. Setelah mendapatkannya, Seung Gi kembali ke area kampus untuk mengambil mobil Sang Yoon dan pulang ke apartemen. Keluarganya sudah menunggu untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 30.

***

Sayup-sayup suara radio yang diputar Sang Yoon di mobil Seo Yun mengisi sepi yang canggung di antara mereka berdua. Sang Yoon fokus menyetir, sementara Seo Yun hanya diam dengan tatapan kosong menghadap jalan. Sang Yoon yang jarang berinteraksi dengan perempuan tak berani menanyakan apapun, lebih-lebih kondisi Seo Yun sedang tidak baik. Selama ini, ia hanya pandai berteori, termasuk perkara memberi nasihat pada Seung Gi. Saat harus berhadapan langsung dengan perempuan, sungguh, ia tak ada apa-apanya.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang