Bagian 9

431 78 95
                                    

Masih Mengejar Suzy

Akhir pekan yang sedikit menyebalkan bagi Suzy. Atau malah menyenangkan?

Sepulang Seung Gi dari rumahnya, ayah dan ibunya langsung menanyainya berbagai hal, mulai dari yang bisa dijawabnya sampai yang hanya bisa membuatnya diam. Ibunya bahkan mulai berandai-andai memiliki menantu seperti Seung Gi, padahal, sebelum ini ibunya juga sangat menginginkan Gyu Han yang menjadi menantunya. Tapi, sekarang, nama Gyu Han sepertinya sudah benar-benar dihapus dari daftar menantu idaman.

Orang tua mana yang tidak berpikir jauh saat anak gadisnya didatangi pria tampan sembari membawakan banyak makanan?

Beruntung Eun Jun belum bangun dari tidurnya sehingga tak ikut memberondongnya dengan berbagai pertanyaan. Eun Jun yang sejak awal sudah tidak menyukai Gyu Han pasti akan lebih berapi-api dari ayah dan ibunya.

Satu jam sudah Seung Gi meninggalkan rumahnya. Masih duduk di kursi makannya, Suzy hanya diam sembari menatap layar ponselnya. Satu pesan dari Seung Gi masuk tepat beberapa saat setelah pria itu pulang. Hanya saja, Suzy baru berani membukanya.

 Hanya saja, Suzy baru berani membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suzy memijat pangkal hidungnya. Di lubuk hatinya yang terdalam, ia merasa senang Seung Gi datang ke rumahnya bahkan mengobrol dengan baik bersama kedua orang tuanya. Tetapi, ia juga tak yakin mampu mengatasi pria itu dengan segudang pertanyaannya. Suzy masih ragu, haruskah ia berkata jujur bahwa ia bisa membaca isi pikiran seseorang. Jika ia berkata jujur, ia takut Seung Gi justru akan membencinya atau malah menjauhinya.

Tapi, bukankah neneknya berkata kalau dirinya dan Seung Gi ditakdirkan bersama dan pertemuan merekalah yang membuat Seung Gi bisa melanjutkan hidupnya sampai lebih dari 30 tahun?

Gadis itu menghela napas panjang. Hatinya diliputi kebimbangan. Ia tak ingin percaya pada mimpinya tetapi banyak hal yang berbeda dari pertemuannya dengan Seung Gi juga semakin meyakinkannya kalau mimpinya bukan isapan jempol belaka. Isi pikiran pria itu dengan mudahnya terbaca olehnya saat mereka berdekatan. Termasuk saat kejadian pagi tadi, ia tanpa sengaja membaca isi pikiran Seung Gi saat ia berpamitan pulang. Pria itu akan terus berusaha mencari tahu dari mana Suzy mengetahui soal siklus hidupnya. Sesuatu yang tak pernah terjadi, termasuk saat ia bersama Gyu Han. Ia harus meretas isi pikiran Gyu Han dulu untuk mengetahui apa yang dipikirkannya.

Lalu, di hari ulang tahunnya, pria itu benar-benar masih hidup. Sehat. Tiada satu gores lukapun di tubuhnya. Padahal, Suzy tahu betul, di kehidupan-kehidupan sebelumnya, hidup Seung Gi selalu berakhir di usia ke 30. Tetap hidupnya Seung Gi kali ini semakin memperkuat dugaannya bahwa ia memang ditakdirkan untuk Seung Gi.

Suzy mengembuskan napas kasar. Bagaimana bisa ia sepercaya diri itu? Bagaimana kalau semua itu hanya kebetulan saja?

Tidak. Aku tidak percaya kebetulan. Aku percaya setiap kejadian pasti membawa pesan semesta.

Gadis itu kembali menatap ponselnya yang masih tergeletak di meja. Pikirannya mulai mempertanyakan soal perasaannya pada Gyu Han. Belum genap seminggu hubungan mereka berakhir, tetapi, kini debaran jantungnya sudah beralih pada orang lain. Mungkin, lebih tepatnya bukan beralih, tetapi mulai muncul untuk orang lain. Selama ini, ia merasa nyaman bersama Gyu Han, sebelum akhirnya Gyu Han berubah kasar. Satu hal yang disadarinya betul, ia tak pernah merasakan debaran di jantungnya sehebat saat ia berhadapan dengan Seung Gi tadi pagi ketika Suzy berhadapan dengan Gyu Han.

99th Life (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang