Dan esok hari tiba. Malamku terasa sangat sangat singkat. Padahal aku tak ingin cepat merasakan pagi. Karena bila pagi, kakiku ini dengan sendirinya berjalan dan akhirnya sampai di tempat yang selalu kudatangi saat ini.
Dan kini di sini lah aku. Berdiri termenung dengan sepedaku yang ku giring. Aku kembali menghela nafas panjang. Kecewa? Sangat. Aku tak menemukannya lagi. Dia kini tak ada lagi. Kalau aku tau, dia tidak akan datang lagi setelah hari itu, aku pasti akan rela berlama-lama dengannya walaupun harus diomeli ibuku.
Tapi tak apa. Aku tak menemukannya namun aku masih punya satu teman.
Arona.
Gadis itu melambaikan tangannya ke arahku dan tersenyum lebar.
Aduh..kenapa cerah sekali..hehe
Aku lalu berjalan ke arahnya dan duduk di dekat kursi rodanya.
"Kau kesini lagi?" Tanyaku. Ia mengangguk dengan senyum.
"Iya.." ucapnya. Lalu lanjutnya, "kau sendiri, sepertinya sering sekali kesini?"
Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Iya.. disinilah aku setiap hari datang.. yahh seperti yang aku ceritakan, aku tengah menunggu seseorang yang hanya bisa aku temui disini.. tapi dia jarang sekali datang.. jadi setiap hari aku terus menunggu.." jelasku. Ahh kenapa aku jadi terbuka sekali pada Arona. Tak apalah. Mungkin karena aku sudah merasakan bahwa dia adalah seorang teman yang baik untukku.
"Hmm.. aku bisa memahami perasaanmu.. karena kini aku juga merasakan itu.." ucapnya sendu.
"Bisa kau ceritakan? Agar kita bisa saling curhat.." ucapku. Ia lalu mengangguk lalu mulai bercerita.
"Dia adalah seseorang yang sangat baik. Dia yang menolongku saat peristiwa itu terjadi dan mengakibatkan aku tak bisa berjalan selama-lamanya. Wajahnya selalu terngiang di kepalaku. Namanya tak pernah aku lupakan. Dan kami kadang bertemu sebulan sekali. Tapi kadang aku tak sabaran jadi aku merasa ingin mengunjunginya setiap hari.."
Aku mendengarkan dengan baik. Dia lalu melanjutkan lagi.
"Tapi sekarang kami sudah jarang bertemu. Dan aku sangat sangat menunggu agar kami bisa bertemu kembali.. aku juga tidak tau dia ada dimana.."
"Hmm.. kita satu rasa.. aku juga sangat rindu pada dia.. bahkan aku tak tau namanya.. hmm aku bodoh sekali yah karena tak mampu menanyakan namanya.."
Arona hanya tersenyum kecil.
"Kau tidak bodoh. Hanya saja kau selalu salah tingkah bila di dekatnya, maka dari itu kau selalu lupa menanyakan namanya.. iya kan??"
"Hihi.. kau benar.." ucapku malu.
Kami asyik bercerita saat itu. Dan melupakan sejenak apa yang kita tunggu selama ini.
"Kau tau? Orang yang ku tunggu itu memiliki senyuman mata yang indah.." ucapku tanpa sadar tanpa tahu bahwa raut wajah Arona berubah sepersekian detik.
~🍑~
KAMU SEDANG MEMBACA
my peach bike [End]
Short Story'Tentang dia yang membuatku rajin bersepeda setiap pagi..' Tiap chapter -500 word Don't forget vote and coment.. Author nunggu apresiasi dari kalian semua.. (First Up : 020920) (Last Up : 221020)