chp4

982 86 4
                                    

Wu berjalan menyusuri lorong kantor, setelah berpisah dengan zenzuzu. Entahlah mungkin manusia ganteng itu sedang bertemu dengan kekasihnya.

     Wu berjalan sambil sesekali menyenandungkan lagu yang memang dia suka, namun saat Wu akan masuk ke dalam ruangannya ponsel yang ada di sakunya berdering menampilkan sebuah nomor rak di kenal sedang menelponnya.
"Hallo" Ucap Wu saat panggilannya tersambunga.

    "Apa ini dengan tuan Wu xie? " Terdengar sebuah suara di sebrang sana.
"Ya, maaf anda siapa? " Tanya Wu berjalan masuk ke dalam ruangan nya.
"Tuan, maaf, kakek anda... "
"Ada apa dengan kakek? " Tanya Wu segera bangkit dari duduk nya.
"Beliau sedang pingsan sekarang" Ucap suara di sebrang sana membuat hati Wu makin tambah hawatir.
"Baik aku pulang sekarang" Ucap wu
"Baik tuan tolong pergi ke rumah sakit saja tuan, kakak anda ada di sana" Ucap suara itu lagi.

Tampa menjawab Wu segera mematikan telpon dan bergegas keluar dan berlari ke arah lift.

Sebuah mobil berwarna merah tengah melaju cepat di jalan jalur sebuah rumah sakit, Wu tak tenang, ada apa dengan kakek nya? Kenapa bisa sampai di bawa ke rumah sakit?
   Wu makin mempercepat laju kendaraannya.

  Di samping itu, tepat di belakang Wu, dua mobil berwarna hitam tengah mengikuti mobil milik Wu.

Wu semakin mempercepat laju mobil nya ketika perasaannya mulai lebih tak tenang lagi.
"Yatuhan, semoga kakek baik baik saja" Gumam Wu.

   Namun tepat saat Wu akan berbelok ke arah rumah sakit kedua mobil yang tidak wh perhatikan tengah mengikutinya tadi memblokoe jalan membuat Wu harus terus berjalan liris dengan kedua mobil di kiri dan kanan nya.
"Sial siapa mereka? " Tanya Wu masih menjalankan laju mobilnya sampai akhirnya mobil Wu di tuntun memasuki sebuah jalan yang hanya cukup satu mobil dalam satu jalur, Wu di himpit di antara dua mobil tepat di depan dan belakangnya.
"Shit" Geram Wu memukul kemudi.

   Mobil merah milik Wu akhirnya memasuki sebuah kawasan di mana ada bangunan tua yang terlihat di sana, tak ada perumahan atau pun gedung tua lainnya di sana hanya gedung itu yang bertengger di tanah itu.

    Setelah mereka sampai Wu tak langsung keluar, netra Wu semakin membulat kala dua orang lelaki turun dari salah satu mobil yang menggiring nya tadi.
 
Dua pria itu berjalan menghampiri mobil wu dan mengetuk kaca mobil membuat wu akhirnya pasrah menurunkan kaca mobil nya.
"Turun" Printah seorang pria yang memakai baju hitam pendek.
    Tampa menjawab wu pun segera membuka kunci mobil dan turun, bukan masalah takut atau tidak nya jika di jelaskan kini wu tengah ketakutan namun seperti sebelumnya wu sudah terbilang sangat terbiasa dengan cegatan seperti ini.

"Ku ci mobil" Ucap seorang lelaki yang memakai jaket berwarna hitam.
"Untuk apa? " Tanya wu
"Berikan saja jika ingin selamat" Ucap pria tadi, dengan pasrah wu meberikan kunci mobil yang langsung di ambil oleh pria itu.
"Sekarang tolong ikut kami" Ucap pria yang sebelumnya menyuruhnya turun.
"Maaf aku tidak bisa, aku harus menjenguk kakek ku" Ucap wu menolak.
"Kami akan mengantar anda ke rumah tetua, tapi anda harus ikut kami terlebih dahulu ke rumah utama" Ucap pria itu lagi.

   Sudah Lou duga ini perbuatan ayahnya, apa tak ada bosannya lelaki tua itu terus menyuruh anak buahnya menangkapnya.
"Maaf tapi aku tidak bisa" Tolak wu kembali membuat mereka berdua saling berpandangan.
"Kalau begitu maaf, jika kami harus berbuat kasar pada anda tuan muda" Ucap pria itu
"Tak perlu minta maaf, kalian susah biasa menyakitiku sebelumnya" Ucap wu dengan sermik di bibirnya.

    Kedua pria itu langsung menyerang wu seorang diri, pukulan bertubi tubi mengenai tubuh wu, pukulan juga selalu wu layangkan pada kedua pria itu sampai akhirnya dia pria juga wu sedikit menghentikan perkelahian.
  Memar sudah tercetak jelas di wajah wu. Sedangkan di sebrang sana dua pria tadi sedang memberikan kode kepada teman mereka yang masih berada di dalam mobil.
   Dan benar saja tak butuh waktu 15 menit 8 orang keluar dari dalam mobil itu dengan membawa tongkat bisbol di tangan mereka.

"Shittt.... Sialan" Umpat wu mengingat ke ke jaman ayahnya sebagai mavia.
"Tuan muda saya sudah memperingatkan anda untuk ikut secara baik baik ke rumah utama" Teriak pria yang tadi menghajarnya.
"Cihhh kalian pikir aku akan mau pergi menemui mavia mematikan hah? " Teriak wu
"Ketua hanya ingin bertemu dengan anda" Teriak lelaki itu lagi.
"Haha kau bilang ingin bertemu? Ingin bertemu dengan cara menipu dan melukai ku? " Teriak wu membuat mereka yang di sebrang sana terdiam.
"Ku katakan dengan jelas, sampai kapan pun aku tak akan pernah bertemu dengan nya" Teriak wu lantang.
"Jika begitu maaf kan kami tuan muda, kami hanya menjalankan tugas" Ucap pria tadi mulai berlari ke hadapan wu.

    Perkelahian kembali terjadi wu terkena beberapa kali pukulan stick bisbol, membuat tidurnya mengeluarkan darah, wu terhuyung ke tanah dengan baju yang sudah kotor terkena tanah.darah segar susah mengalir dari hidung wu dengan darah yang mengalir sedikit demi sedikit karna sobekan di sudut bibir wu.

"Sekali lagi tolong ikut kami dengan baik baik tuan muda wu" Ucap pria tadi.
"Hahahha, sudah ku katakan aku tak akan pernah pergi" Ucap wu menekan semua kalimat yang dia ucapkan membuat pria itu geram hendak memukulnya sebelum akhirnya sebuah pukulan mengenai perut pria tadi.
Tepat dengan munculnya seorang pria dengan jaket bertudung warna hitam.

"Siapa kau? " Tanya seorang pria yang lebih dekat dengan pria yang tadi terkena pukulan.

  Tidak ada jawaban namun pria bertudung itu kini menatap wu yang masih terduduk di tanah dengan tangan yang tertempel di hidung guna menghentikan sarah yang keluar.

    "Yak ku tanya siapa kau sialan, berani mencampuri urusan kami" Teriak seseorang dari kumpulan lelaki itu.
"Jangan buat buat suara" Ucap sosok yang tak lain adalah zhang qiling mulai menyerang satu persatu pria itu.

   Wu hanya menatap dari kejauhan, tangannya masih dia bm gunakan untuk menghentikan aliran darahnya.
"Soal kenapa tak mau berhenti" Ucap wu ketika mendapatkan tangannya kini sudah berlumuran darah.

      Suara pukulan terus terdengar di telinga wu membuat kepalanya sedikit pening.

Bughhhhh...

    Pukulan terakhir zhang qiling menjatuhkan pria yang tadi mengocej pada wu, namun kepala wu tiba tiba terasa penat, sakit di dadanya terasa nyata. Wu masih bisa melihat zhang qiling berlari ke arahnya namun tak bertahan lama wu xie kehilangan kesadarannya dan terjatuh tepat di pangkuan zhang qiling.

    Dengan cekatan, Zhang qiling membawa  wu ke dalam mobil yang terparkir tepat di liar area gedung tua.
"Zhan kau kembali" Ucap seorang prempuan yang mengenakan baju persis seperti preman.
"Ayo pergi" Ucap Zhang qiling tampa menjawab pertanyaan wanita itu.

   Mobil je effort berwarna putih itu melaju meninggalkan area gedung menuju sebuah rumah sakit yang terletak dekat dengan area itu.

Sedangkan di gedung tua, pria memakai baju hitam pendek segera mengeluarkan HP, dan segera memencet sebuah nomer dan segera menyambungkan telpon itu.
"Hallo tuan, maaf kami gagal" Ucap nya sebelum akhirnya menutup telpon itu.





Harap tinggalkan jejak dengan memberikan vote 🌟atau comen 💭, beri dukungan admin dengan vote yang kalian berikan.

Terimakasih sudahampir ke lapak kami.

Master The Darkness ((the last tomb reboot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang